Hari pertama di Akademi Banzar pun dimulai. Para murid memakai seragam putih yang mencirikan mereka sebagai murid dari Akademi Banzar.
Kini, Azuka dan Ravi sedang berjalan menuju ruang kelas mereka. Saat mereka berdua masuk, ternyata di sana sudah ada beberapa orang yang berada di ruang kelas.
Dari depan mereka, nampak seorang murid laki-laki tengah duduk di atas meja paling depan. Dia berambut merah dan mata bewarna kuning.
"Selamat pagi, Azuka!" sapa murid laki-laki itu sambil melambaikan tangannya.
"Oh, Shinki. Selamat pagi juga!" Azuka balik menyapa.
"Selamat pagi, Ravi!" Shinki juga menyapa Ravi.
"Selamat pagi juga." Ravi balas menyapa.
Shinki kemudian turun dari meja dan menghampiri Azuka.
"Hei, Azuka. Apa kau tahu sesuatu tentang Ken?" tanya Shinki dengan nada pelan.
"Tidak, aku tidak mengenalnya. Aku rasa dia berasal dari luar Kerajaan Banzar," ujar Azuka.
"Oh, begitu, ya."
"Shinki, apa kau baru datang atau sudah sedari tadi?" Azuka balik bertanya.
"Tentu saja! Aku sudah dari tadi di sini saat kelas masih kosong!" jawab Shinki semangat.
"Oh, kau bersemangat sekali, ya. Berarti kau yang pertama."
"Tidak juga, sih. Saat aku masuk ke kelas, Ken sudah ada di sini."
"Lah, kalau begitu kenapa kau tidak berkenalan dengannya? Bukannya kau penasaran dengannya?" tanya Azuka.
"Tidak, tidak! Itu tidak mungkin!" Shinki melambai-lambai kedua tangannya. Lalu melirik ke arah Ken yang sedang duduk. "Dari tadi, Ken tidak pernah berbicara pada siapapun. Yang mengajak bicara pun tidak ada. Dari tadi, dia hanya duduk diam di tempat duduknya sambil melihat ke arah jendela dan tidak pernah memperdulikan apapun di sekitarnya."
"Saat pidato kemarin saja, ekspresi dia datar sekali. Padahal dia itu murid dengan nilai terbaik tahun ini. Padahal aku susah payah ingin mencapainya." Shinki menggerutu.
"Begitu, ya. Padahal setahuku kau gampang berteman dengan siapapun."
"Memang, sih. Tapi sepertinya tidak untuk Ken. Aku punya firasat kalau dia bakal mengabaikanku," keluh Shinki.
"Oh, iya. Ngomong-ngomong siapa ya, wali kelas Kelas S?" tanya Shinki.
"Entah, aku juga tidak tahu," sahut Azuka.
"Ah, semoga saja beliau yang menjadi wali kelas kita!" ucap Shinki memohon.
"Siapa memangnya?" Azuka penasaran.
Ketika mereka berdua sedang bercakap-cakap, wali kelas mereka pun datang memasuki kelas.
"Semuanya, silakan duduk di tempatnya masing-masing," ucap wali kelas tersebut sambil berjalan.
Para murid langsung duduk di tempatnya masing-masing.
Para murid langsung terkejut sekaligus senang melihat siapa wali kelas mereka. Seorang wanita bertubuh kecil dan berpakaian gaun lolita biru. Berambut twintail putih juga mata bewarna emas.
"Itu wali kelas kita, 'kan?"
"Eh, benarkah itu?"
Para murid berbisik-bisikan.
Dia juga membawa seorang murid laki-laki bersamanya. Laki-laki itu berambut putih dan mata bewarna biru.
"Siapa dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation Of The Creator
FantasyIni adalah cerita di mana semua orang akan mendapatkan perannya. Cerita di mana semua kebenaran yang tidak pernah diperlihatkan akan terungkap. Merekalah yang menentukan mana yang baik dan mana yang jahat. Tidak peduli siapapun tokoh utamanya. Merek...