Ting...
Pintu lift terbuka tepat dilantai ruangan kantor ara berada, kaki jenjang nan indah dengan heels yang tidak terlalu tinggi melangkah santai menyusuri lorong kantor itu. Sampai akhirnya...
"Ara.... " Terdengar teriakan tidak begitu keras dari seorang yang sangat ara kenal suaranya, tapi ara menulikan telinganya, ara tidak bergeming dan masih saja melangkah menuju ruangannya.
"Sajangnim..... " Tepat ketika kata terdengar barulah ara berhenti dan terdengar kekehan dari dirinya.
"Ara sajangnim...haruskah seperti itu? " Omel hyejin yang kini sudah mulai mendekat ke arah ara. Ara masih terkekeh melihat hyejin kini kesal padanya.
"Bukankah memang seharusnya begitu? " Jawab ara di tengah kekehnya.
"Aishhh.... Kenapa kau menjadi seperti ini? Hah? Dulu kau kan yang menyuruh ku un----"
"Sstttt.... Masih pagi jangan terlalu banyak bicara" Ara memotong omongan hyejin dengan menutup mulut wanita itu, membuat hyejin seketika terdiam dan tentu saja membuat emosi hyejin memuncak.
"Kenapa beli minum nya hanya satu? Kau sudah lupa padaku? " Lanjut ara tanpa peduli dengan ekspresi kesal hyejin. Iya... Ara melihat hyejin hanya membawa satu gelas minuman di tangannya.
"Lepaskan" Hyejin menyingkirkan tangan ara dari mulutnya.
"Bisa tidak si ra, jangan memancing emosi orang, ini masih pagi... " Omel hyejin tanpa memperdulikan pertanyaan ara padanya.
Ara mengambil gelas minuman di tangan hyejin, dengan tanpa berdosa ara meninggalkan hyejin yang bahkan sedang mengomelinya.
"Terimakasih minumannya... " Ucap ara sambil meninggalkan hyejin yang masih mengoceh sendirian.
Ara masuk ke ruangannya sambil meminum segelas susu hangat yang hyejin bawa tadi, dengan tersenyum karna pagi ini berhasil membuat hyejin tersulut emosi.
"Jika masih emosi jangan masuk keruanganku, aku sibuk hye... Lihat banyak dokumen yang harus aku tanda tangani" Ucap ara yang kini sudah duduk di kursinya, dan melihat hyejin memasuki ruangannya masih dengan ekspresi wajah kesal.
Hyejin hanya bisa menghembuskan nafasnya mencoba mengatur emosinya dengan mengukir seulas senyum terpaksa di wajahnya.
"Nah kalau begitu kau boleh masuk" Kekeh ara dengan puas melihat hyejin sedang mengontrol emosinya.
"Terimakasih sangjangnim" Ucap hyejin mencoba lembut dan masih berusaha tersenyum tulus.
"Jadi apa yang ingin kau tanyakan? Tentang junghwa? Junghwa sudah menelfonku tadi " Ara tau hyejin pasti akan bertanya soal junghwa dan kelanjutan kerjasama antar perusahaan ara dan chiko.
"Jadi bagaimana? "
"Junghwa belum menelfonmu? " Tanya ara pada hyejin karna biasanya junghwa juga menelfon hyejin untuk meminta bantuan mempersiapkan kedatangannya ke Korea.
"Sudah dia sudah menelfonku, tapi dia hanya minta tolong untuk siapkan kamar di hotel, dan katanya soomin dan arsy juga ikut kesini" Jawab hyejin.
"Terus sudah kau siapakan semua? "
"Aku sudah menelfon staff untuk mempersiapkan semua"
"Good girl" Ucap ara yang kini sudah mulai sibuk dengan dokumen di mejanya.
"Jadi junghwa akan mengambil alih kerjasama ini? Kau sudah terima email nya? " Tanya hyejin yang kini penasaran. "Email nya akan di kirim minggu depan sebelum junghwa kesini, dan itu akan dikirim ke email mu dulu hye, kau harus mengecek pembaharuan kontraknya " Jawab ara pelan. "Aku??? " Tanya hyejin sedikit kaget kenapa harus dirinya yang mengecek membaharuan kontraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MIRACLE || MIN YOONGI [End] √
Romance"Entah apa maksud tuhan mengirimkan dia kedalam hidupku". "Ya mungkin saja dia lah jawaban dari setiap doa ku kepada tuhan. Apa aku bisa bilang kalau dia adalah salah satu keajaiban di hidupku? " Sebuah love story 21++ Bijak dalam memilih bacaan...