Ryanda
Assalamualaikum, Teteh
Emut keneh sareng abdi, Teh?
Yaampun, Ryandaaaa
Apa kabaaar?
Gimana Cikaobandung? Aman?
Huhu kangeeeen!!!
Alhamdulillah semua baik, Teh
Teh, aku teh lagi di Bandung, tau
Lagi cari kerja
Iseng main ke deket kampus teteh dulu
Ih serius?
Sini atuh main ke rumah teteh
Sok dijemput, kamu di mana?
Ini teh, di sukaluyu sih sekarang mah
Aku weh yang ke rumah teteh ya
Bawa motor da
Iya sok atuh sini
Da deket dari sukaluyu mah
Hayu ditunggu
Siap, Teh
Shareloc ya teh
Siapppp
Zuney tersenyum senang, dan segera menuju dapur, membuka lemari es, untuk memeriksa bahan makanan yang tersedia. Ketika tubuhnya merendah dan pandangannya mengedar di ruangan dingin itu, Zuney menemukan beberapa makanan yang sengaja Mamanya stok di kulkas.
“Nyari apa, Kak?” Mama ikut melirik isi kulkas.
“Makanan, Ma. Temenku di posko dulu, lagi pada di Bandung. Mau main.” Zuney meraih satu kotak bolen keju. “Ini boleh dikeluarin, Ma?”
“Tentu. Semuanya juga boleh, Kak.” Mama tersenyum. “Datang jam berapa? Biar Mama siapin makanan, kalau gitu.”
Zuney terkekeh, lalu mengecup pipi Mama. “Baik banget. Tapi kayanya dia bakal malu kalau disuruh makan. Gampang, lah, nanti Kakak ajak makan di luar.”
Mama tersenyum hangat. “Yaudah, itu di deket lemari makanan, ada tempe Bandung, Mama bungkusin aja, ya? Siapa tau mau dibawa pulang sama mereka.”
“Siap, Ma!”
***
Pukul dua siang di hari minggu, suasana rumah Zuney nampak ramai. Ada dua motor yang berjejer di teras, rupanya yang datang bukan hanya Ryanda. Namun, ada Kang Tedi dan Kang Jeffri.
Zuney tersenyum sambil terus memerhatikan Ryanda yang asik memakan bolen. “Yaampun, Ryan. Kamu tuh dulu masih SMA, sekarang udah gede aja.”
Ryanda tersenyum malu. “Ya iya, atuh, Teh. Teh Zuney juga makin geulis wae ih ditiung gini teh.”
Zuney tersenyum, lalu mengucapkan terima kasih.
“Dulu, aku teh masih inget ikut kelas Senja Ceria sama Kang Mahen. Terus dibantuin tugas statistika sama Kang Juna, sama Teh Zuney juga.”
Kang Tedi yang menyadari bahwa Ryanda menyebut nama Arjuna pun segera menyenggol lengan Ryanda.
“Gak apa-apa, Kang.” Zuney kembali tersenyum. “Gimana sekarang, Cikaobandung?”
“Beda, euy, Teh, sekarang, mah,” sahut Kang Jeffri. “Pangling, pisan, pasti.”
“Wah beda kenapa? Udah banyak pembangunan?” tanya Zuney penasaran.
“Kalau dulu Teteh liat ada lahan kering bekas sawah, sekarang mah udah jadi kolam ikan, Teh,” papar Kang Tedi, “ada warung juga.”
“Wah, terairi, atuh?” Zuney semakin antusias.
“Iya, Teh, suka dipake mancing ku barudak.” Ryanda lalu mengeluarkan ponsel. “Teh, boleh foto bareng, enggak?”
KAMU SEDANG MEMBACA
(MELINGKAR) VOL. 2
FanfictionSEQUEL DARI CERITA SEBELUMNYA, YAITU MEL(INGKAR) Jadi, kalian baca dulu Mel(ingkar) ya ❤ Sulit dimengerti, ketika seseorang yang nyatanya telah pergi, namun kehadirannya masih sungguh terasa. Bagaimana caranya berbicara saja masih teringat jelas...
