Yu Jimin, biasa dipanggil Karina. Anak manis yang memiliki hati yang lembut. Karina hidup di tengah keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang. Maka tidak heran sifat Karina juga sehangat mentari pagi. Karina juga memiliki sahabat yang sangat dekat dengannya yaitu Yeji, Yeonjun dan Hyunjin. Persahabatan mereka sudah terjalin sejak mereka kecil karena mereka hidup di komplek yang sama. Hidup Karina sempurna dan Karina bersyukur akan hal ini. Karina bersyukur hidupnya dikelilingi oleh orang-orang baik.
Karina berjalan menuruni tangga rumahnya. Seperti biasa ia bangun pagi untuk membantu bundanya menyiapkan sarapan. Karina melihat bundanya sedang menyiapkan bahan-bahan untuk membuat sandwich. Karina menghampiri bundanya, memeluknya dari belakang dan mengecup sekilas pipi bundanya.
"Selamat pagi bunda." sapa Karina sambil memeluk bundanya.
Bunda Karina tertawa, ia sudah tidak heran dengan kelakuan anak bungsunya ini, "Pagi, anak bunda. Ayo sini bantu bunda, jangan cuma melukin bunda aja." jawab bunda di sertai dengan kekehan.
Karina tertawa dan ia pun membantu bunda membuat sandwich. Bunda membuat telur mata sapi dan menggoreng sosis untuk isian sandwich, sedangkan Karina yang bertugas untuk menata isian sandwich nya.
"Ayah kemana, bun? Kak Yoona juga gak keliatan?" tanya Karina masih dengan menata sandwich nya.
"Ayah lagi baca koran di teras. Kalo kakak udah berangkat dari tadi soalnya ada rapat dadakan katanya." jawab bunda. Karina hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti.
"Udah jadi nih bun sandwich nya." ucap Karina pada bundanya.
"Makasih anak bunda sayang udah bantuin bunda. Kalo gitu bunda panggil ayah dulu ya buat sarapan. Kamu langsung tunggu di meja makan aja." ucap bunda sambil mengelus surai halus Karina.
"Sama-sama, bunda." jawab Karina sambil tersenyum.
•••
Saat ini Karina dan kedua orang tuanya sedang sarapan. Namun, tanpa disangka sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka.
"SELAMAT PAGI TANTE, OM, KAYIN, KAK YOONA" teriak Yeji sambil memasuki ruang makan keluarga Yu.
Sudah tidak heran lagi, karena Yeji ini tetangganya Karina dan orang tua mereka bersahabat dan bahkan Yeji pun sudah bersahabat dengan Karina sejak keduanya masih sangat kecil maka tak heran kalau Yeji selalu main ke rumah Karina dan selalu ikut makan di rumah Karina. Menurut Yeji, masakan tante Yu yang terbaik. Apalagi mama dan papanya Yeji ini sering mengurus bisnis keluar negeri, jadilah Yeji lebih banyak menghabiskan waktu di rumah Karina. Yeji juga sudah tidak sungkan lagi dengan keluarga Karina. Keluarga Karina juga sudah sangat hafal dengan kelakuan Yeji, bahkan mereka sudah menganggap Yeji sebagai anaknya sendiri. Bukan cuma Yeji, tapi Yeonjun dan Hyunjin juga sudah dianggap anak sendiri oleh om dan tante Yu.
"Om, tante, aku ikut makan ya, hehe. Ehh, kok gak ada kak Yoona. Kak Yoona kemana?" tanya Yeji saat sudah duduk di kursi samping Karina dan sadar ketidakhadiran putri sulung keluarga Yu itu.
"Kak Yoona udah berangkat kerja karena ada rapat dadakan. Ngomong-ngomong tumben banget lo izin, biasanya juga langsung comot aja, Ji." ucap Karina.
"Rin, kamu gak boleh gitu sama Yeji." omel bunda pada Karina.
"Makan aja, Ji. Tante sama om seneng kok kalo ada kamu." ucap bunda pada Yeji sambil menaruh 2 sandwich di piring Yeji.
"Makasih, tante." Yeji tersenyum sumringah.
"Ihh, bunda. Aku kan cuma bercanda. Tuh kan, bunda mah lebih sayang sama Yeji dari pada sama aku. Bahkan Yeji di kasih sandwich nya 2. Sebenernya yang anak bunda aku apa Yeji?" ucap Karina merajuk. Tidak benar-benar merajuk sebenarnya.
"Gue kan anak bunda juga, wleeee." jawab Yeji sambil menjulurkan lidahnya pada Karina yang terlihat semakin memajukan bibirnya.
Ayah dan bunda tertawa melihat kelakuan Karina dan Yeji. Hal ini sudah biasa terjadi dan mereka tahu bahwa Karina hanya bercanda dan pura-pura merajuk. Karina itu sangat menyayangi Yeji layaknya saudara kandungnya sendiri.
"Oh ya, om sama tante tau gak kalo ayahnya Yeonjun sekarang punya kebun baru? Kebunnya isinya berbagai macam buah dan sayuran." cerita Yeji antusias.
Asal kalian tahu saja, ayahnya Yeonjun ini merupakan pemasok buah-buahan dan sayur-sayuran segar untuk beberapa supermarket besar di Korea Selatan. Tak heran jika kebun keluarga Choi ini ada di mana-mana.
"Oh, ya? Om baru tau dari kamu ini loh, Ji. Yaudah nanti kita kesana sekalian ucapin selamat untuk mereka atas kebun barunya, ya." ucap ayah Karina lembut dan diangguki oleh bunda, Karina dan Yeji.
"Kalian udah libur semester, kan?" ucap bunda memulai percakapan lagi.
"Belum, bun. Minggu depan liburnya." jawab Karina.
"Loh, terus ini kalian gak kuliah?" tanya bunda.
"Ya, kuliah tante. Ini mau berangkat kok." jawab Yeji sambil berdiri untuk pamit pada om dan tante Yu.
"Bun, yah, Karina berangkat kuliah dulu, ya." Karina mencium pipi ayah dan bundanya.
"Hati-hati di jalan ya kalian. Ji, jangan ngebut-ngebut bawa motornya." teriak bunda karena Karina dan Yeji sudah berada di halaman rumah bersiap untuk pergi. Yeji memberi jempol sebagai tanda oke pada tante Yu.
•••
Saat ini Karina dan Yeji sudah ada di kantin kampus. Bukan hanya Karina dan Yeji, tapi ada Yeonjun dan Hyunjin juga. Mereka ini satu kampus, hanya berbeda jurusan saja. Saat ini mereka sudah berada di tahun ketiga. Ngomong-ngomong soal kumpul, empat sekawan ini sudah janjian untuk bertemu di kantin dulu sebelum kelas di mulai.
"Kenapa, Rin? Kok cemberut gitu?" tanya Yeonjun pada Karina.
"Kebiasaan nih Yeji bawa motornya ngebut-ngebut, padahal kan udah diingetin sama bunda jangan ngebut tapi malah bandel. Gue tuh takut banget selama dibonceng Yeji." ucap Karina sambil mengerucutkan bibirnya.
Yeji yang tak terima menjawab, "Makanya bisa motor, udah untung gue tebengin, Rin."
"Udah-udah, jangan malah pada adu mulut. Yaudah, nanti lo pulangnya sama gue aja, Rin." Hyunjin berucap lembut diselingi tawa.
Karina mengangguk. Namun, tiba-tiba Karina ingat sesuatu, "Astaga, gue harus buru-buru. Gue ada praktikum kedaruratan medik habis ini. Gue duluan, ya." ucap Karina sambil setengah berlari.
"Hati-hati, Rin." ucap Hyunjin dan Yeonjun.
"Awas kesandung." teriak Yeji.
•••
"Kalian gak ada mata kuliah nih?" tanya Hyunjin pada Yeonjun dan Yeji. Keduanya menggeleng serempak.
"Kompak banget kalian, jodoh kali." jawab Hyunjin terkekeh.
"Idih, apaan sih, Jin. Kita kan temenan." jawab Yeji. Hyunjin tertawa.
"Abis ini mau kemana, Jin?" tanya Yeonjun pada Hyunjin.
"Mau cabut nih, ada kelas soalnya." jawab Hyunjin sambil melihat jam di pergelangan tangan kirinya.
"Oh, oke. Kalo lo mau kemana, Ji?" tanya Yeonjun pada Yeji.
"Gue sih mau ke ruang latihan dance aja, dari pada gak ada kerjaan."
"Yaudah deh yuk, cabut aja. Gue juga mau latihan band sih." ajak Yeonjun.
"Oke, see you guys." Hyunjin berucap sambil berlalu pergi.
Mereka berpisah menuju tujuan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knotty [END]
FanfictionAda pepatah yang bilang, "Antara laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa menjadi sahabat, karena setelah ada persahabatan akan timbul rasa cinta". Mungkin pepatah itu ada benarnya, karena itulah yang dialami oleh persahabatan antara Karina...