Mereka berkumpul di kamar Yeonjun untuk merayakan resminya Karina mendapatkan gelar dokternya. Mereka berempat duduk melingkar di atas karpet berbulu halus di kamar Yeonjun, ditemani berbagai camilan yang berada di tengah-tengah mereka.
"Enak banget jadi Karina, baru disumpah dokter langsung ditarik jadi dokter di ASAN Medical Center." ucap Yeji bangga. Karina hanya tersenyum menanggapi.
"Rumah sakit ASAN kan deket banget sama perusahaannya Yeonjun, ya?" tanya Yeji lagi. Yeonjun mengangguk mengiyakan pertanyaan Yeji.
"Lo kapan mulai kerja di sananya, Rin?" tanya Hyunjin.
"Besok gue udah mulai kerja." jawab Karina.
"Hebat banget sih, Rin. Semangat, ya!" ucap Hyunjin memberi semangat.
Karina tersenyum mengangguk, "Makasih, ya."
Diam-diam Yeonjun curi-curi pandang ke arah Karina. Entah kenapa mata Yeonjun rasanya tak bisa dialihkan dari Karina.
"Karina, lo kalo mau nebeng bareng gue gak usah sungkan, ya." ucap Yeonjun pada Karina.
"Gue naik bus kok nanti, gak usah khawatir. Makasih banyak, ya." ujar Karina tersenyum lembut.
"Gapapa, Rin. Kan tempat kita kerja deketan. Lo gak usah sungkan sama gue." ucap Yeonjun.
"Iya, Rin. Lo kan gak bisa ngendarain motor ataupun mobil. Jadi lumayan tuh nebeng sama Yeonjun aja. Gak pake ngeluarin ongkos." Yeji tertawa mengusulkan.
Karina tertawa, "Lo nih ada-ada aja, Ji."
Yeji, Karina dan Yeonjun tertawa sedangkan Hyunjin hanya mengulas senyum tipis.
Hyunjin merasa ada yang aneh pada Yeonjun. Hyunjin memergoki Yeonjun yang sedari tadi curi-curi pandang ke arah Karina. Hyunjin merasakan sinyal-sinyal berbahaya dari cara Yeonjun berbicara dan menatap Karina. Sangat terlihat kalau Yeonjun tertarik pada gadis cantik itu. Hyunjin tidak ingin langsung menyimpulkan, tapi sekiranya itulah yang Hyunjin tangkap.
Tunggu, tapi Hyunjin agak sangsi. Masa iya Yeonjun menyukai Karina, kan Yeonjun tahu kalau Hyunjin menyukai Karina? Dan bukankah Yeji yang Yeonjun sukai? Tapi hati manusia siapa yang tahu? Bisa saja perasaan Yeonjun sudah berubah. Astaga, kalau benar seperti itu, kenapa hubungan percintaan mereka jadi serumit ini?
Ah, pokoknya lupakan saja dulu tentang fakta tadi. Sekarang kembali ke perayaan resminya Karina mendapatkan gelar dokternya.
"Gue mau ngucapin makasih banget ke kalian." ujar Karina.
"Makasih banyak udah luangin waktu di tengah kesibukan kalian. Gue gak tau lagi mau balas kebaikan kalian kayak gimana. Gue bersyukur banget Tuhan nemuin gue sama orang-orang baik kayak kalian. Semoga hubungan baik ini terjaga sampe seterusnya, ya." Karina menatap mata kawan seperpopokannya satu persatu dengan teduh.
"Lo gak perlu berterima kasih gitu. Ini yang emang harus kita lakuin sebagai sahabat dan orang terdekat lo. Lo gak perlu sungkan gitu." ucap Hyunjin. Yeji dan Yeonjun mengangguk mengiyakan.
"Makasih banyak, ya." Karina memeluk Yeji, Hyunjin dan Yeonjun. Air mata sudah mengalir di pipinya. Mereka berpelukan berempat.
"Udah, udah. Jadi melow gini. Rin, lo tuh ya, tetep jadi yang tercengeng di antara kita." ujar Yeji tertawa.
Yeonjun dan Hyunjin ikut tertawa.
"Maafin gue, gue janji gak akan cengeng lagi." Karina berucap sambil mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Yeji, Hyunjin dan Yeonjun terpekik gemas.
"Udah, gak usah nangis gitu. Kita abisin hari ini dengan seneng-seneng aja karena pasti nanti kita jarang lagi kumpul-kumpul kayak gini." usul Hyunjin dengan penuh semangat.
"Ayo, ayo!" sahut Yeji yang tak kalah semangatnya.
•••
Karina, Yeji, Yeonjun dan Hyunjin memilih untuk menghabiskan waktu mereka untuk bersenang-senang di Seoul Grand Park yang indah. Mereka mengunjungi paviliun serangga, museum seni kontemporer dan taman hiburan Seoul. Terakhir, mereka mengunjungi kebun mawar yang sangat indah. Mereka berempat duduk di rerumputan asik berbincang dan bercanda. Yeji duduk di sebelah Yeonjun dan menjadikan bahu Yeonjun sebagai tumpuan kepalanya. Hyunjin duduk dihadapan Yeonjun dan Karina duduk dihadapan Yeji.
Hyunjin sadar, meskipun Yeonjun membiarkan Yeji meletakkan kepalanya di bahunya, namun mata Yeonjun selalu fokus pada Karina. Hyunjin memilih diam.
"Gimana ya kalo di antara kita berempat ada yang udah punya pacar." ucap Yeji tiba-tiba masih dengan kepalanya yang ia letakkan di bahu Yeonjun.
"Ya, kita tetep bakal sahabatan. Pacar gak akan bisa ngerusak hubungan persahabatan kita." jawab Yeonjun.
"Tapi gimana kalau misalnya pacar lo itu salah satu dari kita, Jun? Maksud gue, Yeji atau Karina. Bukannya justru itu malah ngancurin hubungan persahabatan kita?" sambar Hyunjin menimpali. Hyunjin bertanya dengan senyuman. Namun, sepertinya ada sesuatu yang tersirat dari pertanyaannya.
Yeonjun bingung, kenapa Hyunjin bertanya seperti itu padanya?
"Emm, gue gak tau, Jin." jawab Yeonjun dengan cengiran khasnya.
"Tapi kalo emang itu beneran terjadi, ya gue sih gak masalah." jawab Yeji.
Hyunjin tertawa, "Kok jadi pada kebawa serius gini sih. Gue cuma bercanda kok."
Mereka pun tertawa bersama. Tanpa tahu akan ada masalah yang akan menemui mereka.
•••
"Setau gue lo sukanya sama Yeji bukan Karina." Hyunjin berucap tiba-tiba. Yeonjun terkesiap dengan ucapan Hyunjin.
Ya, sekarang hanya ada mereka berdua yang duduk di rerumputan taman ini karena yeji dan Karina sedang membeli jajanan.
"Maksud lo apa?" tanya Yeonjun bingung.
"Gue ngerasa dari tadi lo merhatiin Karina terus." jawab Hyunjin. Yeonjun makin bingung.
"Setau gue lo suka Yeji, tapi kenapa lo selalu merhatiin Karina?" tanya Hyunjin lagi.
"Gue gak tau kenapa lo tiba-tiba ngomong gini. Tapi gue juga gak ngerti sama diri gue sendiri, Jin." jawab Yeonjun. Kebingungan nampak sekali di wajahnya.
"Gue gak ngelarang lo buat suka Karina. Itu hak lo. Tapi seenggaknya lo pikirin perasaan Yeji yang udah mulai suka ke lo. Apalagi lo juga tau kalo gue suka Karina." ucap Hyunjin.
Yeonjun mengusap wajahnya kasar, "Gue juga gak ngerti. Soal perasaan ini di luar kendali gue. Maaf, maaf banget. Gue minta maaf ke lo karena kayaknya gue suka Karina dan gue juga benci sama diri gue sendiri karena secara gak langsung gue nyakitin perasaan lo sama Yeji. Maafin gue."
Mata Yeonjun berkaca-kaca. Ia merasa bersalah pada Hyunjin dan Yeji.
Hyunjin tersenyum getir, "Jadi bener dugaan gue? Lo suka Karina?"
"Maaf.." Yeonjun menundukkan wajahnya.
Karina dan Yeji datang setelah membeli jajanan. Namun, sepertinya atmosfer buruk sedang menyelimuti Yeonjun dan Hyunjin. Ada apa sebenarnya?
"Kalian kenapa?" tanya Yeji yang merasa aneh dengan atmosfer keduanya.
Karina yang berada disamping Yeji ikut menatap Hyunjin dan Yeonjun curiga.
Yeonjun dan Hyunjin segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum lembut ke arah Yeji dan Karina, seolah tak pernah ada sesuatu yang terjadi sebelumnya di antara keduanya.
"A-ah gapapa, tadi kita abis curhat masalah kerjaan aja sih. Ya kan, Jun?" jawab Hyunjin gugup dan diangguki oleh Yeonjun.
Yeji memicing tajam kearah keduanya, "Serius? Kalian gak berantem, kan?"
"Gak kok, kita gak berantem." jawab Yeonjun tertawa.
"Oke kalo gitu." ucap Yeji.
"Sini, makan bareng-bareng nih jajanannya." ajak Karina dan diangguki oleh Yeji, Yeonjun dan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knotty [END]
FanficAda pepatah yang bilang, "Antara laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa menjadi sahabat, karena setelah ada persahabatan akan timbul rasa cinta". Mungkin pepatah itu ada benarnya, karena itulah yang dialami oleh persahabatan antara Karina...