Chapter 26: Uring-uringan

171 26 9
                                    

Hari ini Yeji uring-uringan sekali. Bagaimana mungkin di hari weekend tidak ada hal yang bisa ia kerjakan. Wajar saja Yeji merasa bosan dan jadilah ia hanya membuka aplikasi Twitter untuk sedikit menghilangkan rasa bosannya.

Yeji terus men-scroll berandanya hingga ia sadar ternyata Yeonjun baru saja memposting sesuatu. Yeji segera mengeceknya.

 Yeji segera mengeceknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg

Kenapa hatinya sakit saat melihatnya. Tidak mungkin kan ada sesuatu di antara mereka? Tapi jujur saja ada yang aneh dari Yeonjun. Yeji merasa sekarang Yeonjun jarang menggodanya dan lebih sering terlihat bersama Karina?

"Astaga, kepala gue jadi berisik gini!" monolog Yeji sambil menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan suara-suara di kepalanya.

Tapi serius, kenapa mereka cuma pergi berdua? Mereka dari mana?

Yeji terus meyakinkan dirinya bahwa semuanya tidak seperti yang dipikirkannya. Tapi, bagaimana pun ia harus segera menghubungi Yeonjun. Yeji tak bisa menunggu lagi. Yeji mencintai Yeonjun, ia akan  meminta Yeonjun untuk segera meresmikan hubungan mereka. Bukankah itu keinginan Yeonjun dari dulu untuk berkencan dengannya?

Yeji segera menghubungi Yeonjun dan pada deringan pertama teleponnya langsung diangkat oleh Yeonjun.

(Hai Yeji, ada apa?)

Halo, Jun. Gue ganggu lo gak?

(Oh, gak kok. Santai aja.)

Yeonjun terkekeh. Sungguh, Yeji merasa suara kekehan Yeonjun mengalun sangat indah.

Ada sesuatu yang mau gue omongin
ke lo. Bisa gak kita ketemu?

(Ayo, bisa kok bisa. Kebetulan ada
yang mau gue omongin juga ke lo.)

Yeji terkejut. Apa mungkin ini saatnya? Apakah Yeonjun pada akhirnya akan mengajaknya berkencan? Senyum tipis terukir di bibir Yeji.

Okee, Jun. Ketemu di rumah
gue aja, ya.

(Btw, mama sama papa lo
ada di rumah?)

Gak ada, mereka masih ada
keperluan.

(Niki di rumah nenek?)

Yup, gue cuma sendirian di rumah.
Suntuk banget.

(Lo udah makan belum? Kebetulan gue lagi di luar sama Karina, lo mau nitip sesuatu?)

Yeji tersenyum hambar.

Oh, gue udah makan kok.
Makasih ya tawarannya.
Btw, salam buat Karina, ya.

(Sip, nanti gue salamin. Hati-hati ya di rumah. See you.)

Makasih, Jun. See you too.

•••

"Ada salam dari Yeji." ucap Yeonjun pada Karina.

Karina memusatkan atensinya pada Yeonjun sepenuhnya, "Tadi Yeji yang telepon lo?" tanya Karina antusias. Yeonjun mengangguk.

"Kok lo gak bilang gue sih?! Kan gue mau ngobrol juga sama Yeji." Karina mengerucutkan bibirnya lucu. Yeonjun tertawa melihatnya.

Seketika Karina tersadar. Raut khawatir tampak di wajahnya, "Emm.. Jun, gue takut Yeji salah paham lagi sama kita."

"Gak, kok. Lo tenang aja." Yeonjun tersenyum meyakinkan.

"Lagian gue kan udah bilang kalo kita harus jaga jarak, tapi kenapa lo masih aja deketin gue, Jun?" ucap Karina.

"Ya emang gue gak boleh deket-deket sahabat gue sediri?" tanya Yeonjun.

"Bukan gitu maksud gue. Tapi gue gak enak sama Yeji." Karina menundukkan wajahnya.

"Udah, udah. Mending lo makan lagi aja deh." ucap Yeonjun sambil menyuapkan makanan ke mulut Karina.

•••

Dengan menggunakan motor kesayangannya, Yeonjun mengantar Karina pulang. Mereka berdua menempuh perjalanan tanpa banyak berbicara. Yeonjun yang lebih banyak mengajak Karina mengobrol, itu pun sebentar-sebentar saja. Sepertinya Karina sedang lelah.

"Gimana tadi makanannya? Enak gak?" tanya Yeonjun.

"Enak kok, gue kenyang banget. Kayaknya gue gak bakal makan sampe malem saking kenyangnya." jawab Karina disertai cengiran lucunya.

"Hahahah, meskipun lo sekarang kekenyangan, tetep harus makan malem ya, Rin." ujar Yeonjun.

Mereka melewati kedai ice cream yang lumayan besar. Karina melihat kedai itu sekilas. Seakan Yeonjun mengetahui kalau Karina melihat kedai ice cream itu, Yeonjun berkata tanpa menoleh ke belakang, di mana Karina duduk diboncengan.

"Lo mau mampir ke situ?" tanya Yeonjun. "Yuk, mampir dulu aja kalo lo mau."

"E-e-hh, gak usah. Langsung pulang aja, Jun. Gue udah kenyang ini." jawab Karina merasa tidak enak.

"Emm, yaudah kalo lo mau langsung pulang. Padahal mampir dulu juga gapapa kok." ujar Yeonjun.

"Makasih ya, Jun. Tapi gue mau langsung pulang aja." jawab Karina tersenyum. Yeonjun melihat senyum Karina lewat spion motornya dan balas tersenyum.

•••

Karina mengucapkan banyak terima kasih atas segala kebaikan Yeonjun. Karina turun di depan rumahnya.

"Mau mampir dulu?" tanya Karina.

"Gak usah, Rin. Abis ini gue ada janji sama, Yeji." ujar Yeonjun.

Karina tersenyum senang, "Gue seneng banget dengernya. Yaudah kalo gitu cepetan sana, jangan sampe Yeji nunggu lama. Semangat, Yeonjun!" ucap Karina antusias sambil menunjukkan kepalan tangannya sebagai tanda ia menyemangati Yeonjun. Yeonjun hanya tersenyum kikuk.

Karina masih menunggu di depan rumahnya dan baru masuk ketika Yeonjun dan motornya sudah meninggalkan pekarangan rumah Karina menuju rumah Yeji yang berada di samping rumahnya.








halooo.. kayaknya aku bakalan rajin update cerita ini soalnya nanti aku bakalan sibuk. jadi, maaf yaa kalo nanti aku update terus😌

Knotty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang