Chapter 8: Yeonjun Sakit

251 27 8
                                    

Karina sedang membantu bundanya menyiram tanaman. Namun, hp di sakunya bergetar. Karina segera melihat notifikasi, dari Yeonjun ternyata.

 Karina segera melihat notifikasi, dari Yeonjun ternyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina segera membalas pesan dari Yeonjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karina segera membalas pesan dari Yeonjun.

Karina segera membalas pesan dari Yeonjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Karina sudah sampai di rumah Yeonjun. Tapi, kenapa sepi? Gadis cantik itu menekan bel rumah Yeonjun dan langsung dibuka oleh sang pemilik rumah.

"Sepi banget, Jun. Tante sama om kemana?" Karina bertanya sambil pandangannya memindai rumah Yeonjun yang sepi.

"Ayah sama bunda lagi nengok kebun yang ada di Daegu. Lusa baru pulang. Yuk, masuk, Rin." Yeonjun mengajak Karina masuk menuju kamarnya di lantai atas. Karina mengekori Yeonjun.

Yeonjun sudah rebahan di kasurnya dan Karina duduk di sofa kamar Yeonjun.

"Lo kok pucet banget sih? Sakit, ya?" tanya Karina memperhatikan wajah Yeonjun.

"Gak kok, gue gapapa." Yeonjun tersenyum.

Karina mendekati Yeonjun dan memegang kening Yeonjun. Panas. "Lo demam, Jun. Pasti karena kemaren abis dari pantai itu, ya? Pulangnya lo gak langsung mandi lagi, ya?"

Yeonjun mengangguk mengiyakan ucapan Karina. Kemarin mereka pulang larut malam dan karena Yeonjun sudah terlalu lelah, jadilah ia langsung tidur begitu saja.

"Gue kan udah ngingetin lo buat langsung mandi setelah sampai rumah. Bandel banget sih lo." Karina mengomel tapi ia segera beranjak menuju ke dapur untuk mengambil wadah dan air untuk mengompres Yeonjun.

"Jun, ada handuk kecil?" tanya Karina.

"Itu di lemari gue. Cari aja." Karina membuka lemari Yeonjun dan langsung menemukannya.

Karina memasukkan handuk itu ke dalam wadah berisi air dan memerasnya. Ia meletakkan handuk itu di kening Yeonjun dengan telaten. Karina juga memperbaiki letak selimut Yeonjun sampai ke lehernya.

"Lo tunggu sini ya, gue mau bikin bubur buat lo sambil ambil obat demam. Lo ada stok obat, kan?"

Yeonjun mengangguk, "Ada di kotak P3K di ruang tengah, Rin."

"Yaudah, lo tunggu sebentar, ya."

•••

Setelah beberapa menit, Karina membawa nampan berisi semangkuk bubur, air putih dan obat untuk Yeonjun. Karina meletakkan nampannya di atas nakas samping kasur Yeonjun. Ia membantu Yeonjun duduk dan mulai menyuapi Yeonjun.

"Ini dimakan dulu buburnya. Kalo gak napsu, paksain aja meskipun dikit. Biar perut lo ke isi soalnya abis ini kan lo mau minum obat." ucap Karina lembut. Yeonjun menurut.

"Udah ah, Rin. Gue udah kenyang."

"Baru dua sendok, Jun. Satu sendok lagi deh. Gue janji abis itu udah." ucap Karina dan Yeonjun menurut.

"Nah, sekarang minum obatnya."

Yeonjun pun mengikuti instruksi Karina dan meminum obatnya.

"Lo tidur aja, istirahat dulu. Gue mau pulang dulu, mau bantu-bantu bunda. Nanti malem gue nginep di sini nemenin lo. Biasanya kalo sakit kan lo sama Hyunjin tuh yang paling rewel ke bundanya masing-masing." Karina terkekeh.

Yeonjun ikut tersenyum, "Makasih banyak ya Rin udah jagain gue. Maaf juga udah ngerepotin lo."

"Sama-sama, Jun. Gue pamit, ya."

•••

Malamnya Karina ke rumah Yeonjun lagi. Ia melihat kalau laki-laki itu masih terlelap.

"Jun, bangun. Minum obat dulu." Karina menepuk pundak Yeonjun lembut.

Yeonjun menggeliatkan tubuhnya, "Jam berapa sekarang, Rin?" tanya Yeonjun sambil mengucek matanya.

"Jam 8.30 malam. Lo belum minum obat kan? Ini minum obat dulu." Yeonjun menerima obat yang diberi Karina dan ia meminumnya.

"Gue udah mendingan kok, Rin. Gak usah khawatir, ya." ucap Yeonjun tersenyum.

Karina mengecek suhu tubuh Yeonjun untuk memastikan dan benar, suhu tubuhnya sudah normal lagi.

"Yaudah lo istirahat lagi, gue biar tidur di sofa aja." Karina berjalan menuju sofa.

Yeonjun menarik pergelangan tangan Karina, "Ehh, jangan. Nanti badan lo malah pada sakit. Udah tidur di samping gue aja, gue gak keganggu kok."

Karina pun menurut dan merebahkan tubuhnya di samping Yeonjun. Saat ini mereka sedang sama-sama menatap langit-langit kamar Yeonjun yang polos.

"Rin, kalo misalnya gue coba move on dari Yeji gimana?" tanya Yeonjun.

"Ehh, lo nyerah, Jun? Kok nyerah sih?" ucap Karina sedih.

"Ini kan misalnya, Rin. Tapi gue mau coba liat dulu, kalo beneran gak ada sinyal dari dia, gue bener-bener mau move on dari Yeji." ucap Yeonjun sedih.

"Lo yang sabar ya, Jun. Gue yakin sebentar lagi Yeji bakal sadar sama perasaannya sendiri." Karina mengusap pundak Yeonjun.

"Gue harap juga gitu, Rin. Gue sayang banget sama Yeji soalnya." Yeonjun berucap lirih.

"Iyaa, gue tau, Jun. Lo gak usah sedih lagi. Semangat dong. Mana semangatmu anak muda?" Karina mengepalkan kedua tangannya sebagai tanda memberi dukungan pada Yeonjun.

Yeonjun mengangguk dan kemudian mereka berdua tertawa.

"Tidur, Jun. Lo baru mendingan loh." ucap Karina.

"Iya ini mau tidur. Lo juga tidur, ya. Makasih udah jagain gue, Rin. Good night."

"Iya, sama-sama. Good night, Jun." jawab Karina.










Sekilas info:
Jadi gini, rumah Yeji itu tepat di sebelah kanannya rumah Karina. Rumah Hyunjin itu tepat di depan rumah Yeji, sedangkan rumah Yeonjun ada di sebelah kanan rumah Hyunjin tapi terhalang 7 rumah. Intinya gitu yaa wankawan :)))

Knotty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang