Semangat buat kalian yang besok ujian..
Apresiasinya boleh kasih bintang..
Happy Reading!!
_________________________________
Alta, Rey dan Andre menghentikan laju motornya di depan gerbang yang sudah terkunci rapat. Hari ini mereka kesiangan karena semalam terlalu asik bercengkrama di markas hingga tidur terlalu larut. Ditambah diantara ketiganya tidak ada yang memasang alarm. Alhasil, kini mereka harus menempuh jalan lain untuk masuk kelas.
Ketiganya kembali melajukan motor ke arah belakang sekolah, lalu memarkirkan motornya di parkiran warung Bu Ucing. Setelah itu, ketiganya memanjat pagar tembok tinggi secara bergantian.
Saat berhasil memasuki area sekolah, tanpa diduga seorang guru dengan kumis baplangnya itu tengah berkacak pinggang melihat aksi mereka.
"Bagus! Kamu lagi, kamu lagi. Alta, Rey, Andre! Ikut saya ke lapangan SEKARANG!" bentaknya di akhir kalimat.
"Santuy kenapa Pak, masih pagi entar darah tinggi," celetuk Andre saat mereka berjalan ke arah lapangan.
"Kamu yang bikin saya darah tinggi, lagian saya heran kenapa kalian ini selalu bikin ulah?" tanya Pak Bagus yang berjalan beriringan dengan mereka.
"Gini loh Pak, masa muda itu harus dinikmatin. Buat kenangan sebanyak-banyaknya. Karena yang kita punya setelah semuanya tiada itu ya cuma potongan kenangan. Dan itu yang akan membuat kita merasa hidup ini berharga." Alta terus melangkah sambil mengutarakan pendapatnya.
"Halah, bisa saja kamu. Tapi bukan kenangan naik pagar sekolah, telat, dan dihukum juga!" tukasnya.
"Hehe.. itu sih bonus. Gak bad gak asik Pak," sanggah Andre.
"Sudah kalian pungu—,"
"Pak sebagai warga negara yang baik kita harus menjunjung tinggi patriotisme kan Pak? Maka dari itu kita dengan senang hati akan hormat ke tiang bendera ini Pak."
Sebelum Pak Bagus memberikan hukuman tak masuk akal, Alta langsung berdiri didepan tiang bendera dengan sikap hormat.
"Kamu ini! Menyela omongan saya terus! Ya sudah hormat sampai jam istirahat!" sergahnya berlalu pergi.
Andre dan Rey pun ikut berdiri di samping Alta, kemudian Andra berbisik, "Bisa banget lo nyela hukumannya, bos." Alta hanya terkekeh mendengar omongan Andre.
✯✯✯
Free class adalah salah satu kebahagiaan bagi setiap murid, hal itulah yang sedang dirasakan kelas XI IPA 3. Qila, Clarra, Dinda dan Keysia lebih memilih untuk ke kantin lebih dulu, karena tinggal tiga puluh menit lagi bel istirahat berbunyi.Saat mereka berjalan di koridor mereka melihat Alta dan sahabatnya itu sedang dihukum.
"Heran gue sama mereka, gak ada bosen-bosennya dihukum mulu. Biar apa coba?" celetuk Keysia di sela-sela langkahnya menuju kantin.
"Lo nanya sama siapa? tanya orangnya lah sana!" balas Dinda.
"Eh selow Bu, ngegas mulu heran," sanggah Clarra.
"Iya nih, gue masih agak gedek sama temen gue yang satu nih, punya banyak utang cerita sama gue tapi orangnya diem-diem bae. Kelelep apa gimana ya?" sindir Dinda yang merotasikan matanya ke arah Qila.
Qila yang melihat itu pun tertawa, kemudian berkata, "Iya, iyaaa.. gue ceritain semuanya pas sampe kantin."
Dinda langsung menoleh untuk memastikan. "Janji lo ya!" Melihat Qila mengangguk mengiyakan barulah Dinda diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAQILA [END]
Teen Fiction⚠️HARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA! #BELUM REVISI "Bahkan aku sudah jatuh terperangkap di labirin hatimu. Menolak beranjak, memilih menetap."-Alta "Gak ada yang boleh ambil senyum kamu, atau dia akan celaka di tangan aku," ujarnya menegaskan bahwa tid...