14. Sempurna

202 30 33
                                    


Hallo, pakabar? Telat banget aku updatenya🥺🙏


Happy Reading..


"Kadang, kita terlalu pandai menutupi luka sampai lupa cara meredam bahagia. Logika berkata biasa, namun hati bersikeras tunjukan rasa. Raut muka pun seolah berkata 'aku sedang bahagia'."

___________________________________


Qila memasuki kelas dengan senyum merekah. "Morning girls.." sapanya lalu duduk di samping Dinda.

Dinda dan Clarra menoleh ke sumber suara. "Muka lo kenapa anjir, itu leher dipakein hansaplast kenapa deh? Astaga.. Jangan bilang, lo abis cipokan? Gilaa, sama siapa woy?!" heboh Clarra dengan rentetan pertanyaannya.

"Anjim Qi seriusan, lo dicipok siapa?" Dinda ikut menimpali.

Qila menoyor kepala kedua temannya itu. "Otak mesum lo pada. Cipokan gundulmu. Dicipok sama pisau mah iya."

"Hah. Serius?!" pekik keduanya.

"Coba cerita-cerita gimana maksdunya. Lo diserang, diculik, apa gimana?" tanya Dinda menggebu.

"Kemarin gue di palak preman," jawabnya bohong. Qila hanya tidak ingin ada orang lain yang tahu masalahnya. Mereka cukup tahu bahwa dirinya baik-baik saja.

"Hah, ko bisa? Lo abis dari mana atau mau kemana, nggak pake supir? trus lo diapain aja sama mereka?" cecar Clarra dengan deretan pertanyaannya.

Qila menarik nafas panjang sebelum memberi penjelasan. "Bisa lah Ra, namanya manusia pasti ada sialnya. Gue lagi jalan-jalan aja di deket komplek, eh pas mau pulang gue dijegat preman. Yaa.. seperti yang lo liat gue cuma kena tonjok dan luka dikit."

"Gila ya lo? kena tonjok dibilang cuma?"

"Trus lo bisa kabur dari mereka gimana caranya, siapa yang nolongin?" kini Dinda yang bertanya.

Qila diam sejenak, sebenarnya dia merasa tidak enak karena harus berbohong. "Alta, dia yang nolongin gue."

"Woaaa... Pantes aja tuh muka berseri padahal lagi bonyok, ditolongin pangeran rupanya!" heboh Clarra.

Keysia yang baru datang langsung ikut nimbrung, "Weh, ketinggalan berita apa nih gue?"

"Gimana-gimana? Ceritain dong kronologinya gimana? Jiwa Kepo gue meronta-ronta nih," kepo Dinda yang tak tertahan.

"Apaan woy?! Siapa yang ditolongin pangeran? Lah muka lo kenapa Qi?"

Dinda berdecak. "Lo diem dulu Key, gue lagi introgasi Qila nih! Jadi gimana Qi?"

"Ih, lo mah!" gerutunya. Akhirnya Keysia beralih ke Clarra yang dengan senang hati Clarra menceritakannya.

Qila tersenyum lugu. "Ya gituuu."

"Ish. Gitu gimana, anjirr? Jelasin elah!"

"Yaa gituu. Udah ah gue nggak mau bahas. Biar kalian mati penasaran," balasnya seraya terkekeh.

"Si anjirrr! Ah, gak asik lo mah gitu. Kan gue penasaran." Dinda memberenggut kesal.

"Tau sih Qi, nggak asik lo!" tambah Clarra.

Percakapan mereka terhenti karena Bu Ratna sudah masuk kelas lalu memulai pelajarannya.

"Awas aja kalo sampe nggak cerita, gue suruh Clarra teror kuping lo sampe gendang telinga lo pecah!" ancam Dinda, sementara Qila hanya terkekeh saat mendengarnya.

✯✯✯


Sementara dikelas lain..

Suara hiruk pikuk memenuhi seisi ruangan seni, yang mana di dalamnya sedang diisi anak-anak kelas XII IPS 3.

ALTAQILA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang