4. Permintaan Maaf

357 97 41
                                    

Annyeong chingu👋

Update lagi nihh

Happy Readding

____________________________________

✯✯✯

Hampir satu Minggu sejak pertemuannya dengan Alta waktu itu. Setiap pagi nya ada saja yang membuat Qila kesal. Mulai dari meja yang dipenuhi coretan kasar, ada yang sengaja menaruh permen karet di tampar duduknya, sampai dikunci di toilet dari luar.

Ulah siapa lagi kalau bukan Syeril CS. Rasanya ingin sekali Qila mencakar wajah menyebalkan perempuan ular itu.

"Kusut amat tuh muka. Kenapa lagi hari ini?" tanya Clarra yang baru datang dengan dua mangkuk mie ayam di tangannya.

"Di apain lagi lo sama si Mak Lampir?" Kini giliran Keysia yang bersuara.

Bukannya menjawab Qila hanya menghela nafas pajang lalu meminum es jeruk yang dibawa Keysia.

Dari kejauhan Alta kini memusatkan perhatiannya pada meja tengah yang di duduki Qila. Senyum miring terukir di wajah tampan itu. Seperti sedang menanti sebuah pertunjukan menarik.

Dan benar saja..

"Ups. Sorry. Tangan gue licin kayaknya." Dengan wajah tanpa dosa Syeril sengaja menumpahkan es teh manis yang dibawanya ke tubuh Qila saat melewatinya.

Braakk!

Suara gebrakan meja bersamaan dengan berdirinya Dinda. "Maksud lo apa sengaja numpahin minuman ke temen gue?" bentak Dinda yang tak terima atas perlakuan Syeril terhadap sahabatnya.

"Lo ga usah ikut campur! Urusan gue sama cewek gatel ini, bukan sama lo!" Syeril menunjuk wajah Dinda sambil membentak.

"Urusan lo sama gue Kak, nggak usah bentak temen gue." Qila berdiri dan menatap datar cewek didepannya. Ia mencoba mengontrol amarahnya sebisa mungkin.

"Berani lo sama gue? Nantangin, hah?!" bentak Syeril penuh penekanan seolah sedang mematahkan pertahanan sang lawan.

Dengan santainya Qila mengambil segelas es jeruk yang tersisa setengah. Kemudian menyiramkannya tepat di dada Syeril.

Seketika wajah Syeril merah padam tersulut emosi hingga tangannya terangkat hendak menampar wajar Qila. Dengan refleks Qila menggenggam tangan yang hendak menyentuh pipi mulusnya. Perhatian seisi kantin tertuju pada mereka.

"Gue nggak selemah yang lo kira Kak. Gue diem bukan berarti gue takut! Oh, satu lagi," Qila menjeda ucapannya seraya menatap remeh penampilan Syeril dari ujung kaki hingga rambut. "Gue bukan kecentilan, tapi gue emang cantik!" tegasnya diiringi senyum sinis lalu melenggang pergi diikuti Clarra, Dinda dan juga Keysia.

Menyisakan Syeril yang wajahnya sudah merah padam menahan marah sekaligus malu. Untuk pertama kalinya dalam hidup ia dipermalukan seperti ini.

"Qila sialan!! Awas lo!!" geram Syeril saat melihat punggung Qila mulai menjauh.

Sementara diujung meja kantin Alta tersenyum puas, ia tak menyangka dengan reaksi yang ditunjukkan gadis yang sedari tadi telah mencuri atensinya.

ALTAQILA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang