31. petuah suami

895 111 12
                                    

Kevin memasuki pelataran rumahnya sekitar pukul tujuh malam, setelah seharian ini berkutat dengan pekerjaan yang tak ada habisnya dia butuh makan dan juga istirahat.

Masuk ke dalam rumah Kevin langsung berjalan ke arah dapur, menemukan hanya ada bibinya yang sudah selesai memasak dan menata makanannya diatas meja makan. Kevin meletakkan tas kerjanya di kursi, lalu mengambil air dan langsung meminumnya. Melihat-lihat keadaan sekitar berharap menemukan istrinya ada disina. "Haifa dimana bi?"

"Ada di dalam mas Kevin, belum keluar sedari masuk maghrib tadi"

Kevin menganggukan kepalanya, memang istrinya itu terbiasa keluar dari kamar setelah sholat isya. "Ya sudah, Kevin naik ke atas dulu ya bi?"

Wanita itu hanya mengangguk, membiarkan sang majikan untuk naik dan melanjutkan pekerjaanya.

Masuk kedalam kamarnya, Kevin meletakan tas kerjanya di atas meja. Lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan berniat untuk sholat isya. Pekerjaanya yang memang sudah menumpuk dari kemarin membuatnya harus pulang terlambat hari ini.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya Kevin turun, dengan sarung yang sudah terpasang ditubuhnya. Dia berjalan ke arah kamar tamu, berniat melaksanakan sholat isya bersama sang istri.

Mengetuk pintu kamarnya dua kali Kevin membuka pintu itu perlahan, mencari sosok istrinya yang sudah dia rindukan sedari tadi. Menemukan wanita itu yang sedang berzikir masih menggunakan mukena dengan matanya yang sedikit terpejam. Dia mendekat, menyentuh bahu istrinya pelan "Sudah sholat isya ya?"

Haifa mengangguk, mengiyakan pertanyaan suaminya. menatap lelaki itu yang terlihat baru selesai mandi "Mas baru pulang?"

"Iya, banyak kerjaan di kantor" jawab Kevin seraya berjalan ke arah lemari, mengambil sajadah dari sana dan melaksanakan sholat isya sendirian.

Haifa hanya memperhatikan, dia melepas mukenanya, meraih kerudung yang dia simpan disampingnya. Melipat mukena itu dan meletakkannya di atas meja yang masih bisa dia jangkau.

Dia diam saja disana, menunggu suaminya selesai sholat dan membicarakan hal yang sudah mengganjal dihatinya sedari pagi. Dia ingin membuang perasaan bersalah karena membuat anak dari suaminya itu merasa diduakan.

"Mas" Haifa memanggil suaminya setelah pria itu selesai dengan sholatnya dan sedang melipat sajadah yang dia gunakan.

Merasa dipanggil Kevin menoleh, mengangkat sebelah alisnya penasaran "Kenapa sayang?" Dia mendekat, duduk disamping istrinya yang terlihat ragu "ada yang sakit?"

Haifa menggeleng, "tadi, mamanya Aira telfon, dia bilang Aira rindu sama kamu"

"Dia bilang apa saja? dua minggu ini mas memang tidak ada waktu dengan Aira, minggu lalu kan kita ada di kampung kamu urusin bapak. Setelah itu kamu kecelakaan, ditambah pekerjaan yang terus nenumpuk dan tak ada habisnya. Terakhir kali, Mas cuma minta mama untuk jemput Aira dan bawa dia kerumah sakit waktu kamu sakit kemarin"

Haifa menunduk, kalau saja dia tidak teledor dan sampai kecelakaan, keadaan tidak akan serumit ini "Besok temui dia mas, Haifa tidak mau Aira berpikiran kamu tidak peduli padanya. Haifa juga tidak mau Aira berpikiran kalau Haifa mencoba merebut kamu darinya"

"Kayra yang bilang seperti itu?" Kevin menatap istrinya, mencoba mencari tahu apa saja yang sudah dikatakan mantan istrinya, "jangan dengarkan dia, mas tidak akan melupakan tanggung jawab sebagai papanya Aira. Kalau saja dulu hak asuh Aira jatuh ditangan mas, sudah pastinya mas akan rawat dia sebaik mungkin dan tak akan membuat dia kekurangan kasih sayang"

"Haifa hanya takut saja, mas kan tahu bagaimana hidup Haifa setelah punya ibu tiri. Haifa tidak mau membuat Aira merasakannya."

Kevin mengangguk, sudah mengerti kemana arah pembicaraan istrinya "jangan samakan diri kamu dengan istri bapak kamu itu. Jelas- jelas kalian berbeda" dia menyentuh bahu istrinya, menenangkan Haifa yang terlihat sekali menahan tangisannya "kalian itu berbeda, tidak selalunya yang namanya ibu tiri itu jahat. Itu hanyalah stereotype yang sudah tertanam dimasyarakat"

Baja NagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang