Selepas maghrib Haifa turun kelantai bawah, berniat memasak untuk dirinya dan juga suaminya. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan mereka sampai rumah ba'da asar tadi. Haifa berjalan ke arah dapur, melihat isi kulkas dan mencari bahan-bahan yang bisa dia masak.
Melihat isi kulkas yang hanya tersisa beberapa telur dan juga beberapa sayuran yang sudah tidak terlihat segar lagi Haifa menghela nafasnya, dia lupa jika saat meninggalkan rumah ini kondisi kulkas memang sudah hampir kosong.
Haifa naik kelantai atas, mengambil kerudung dan juga cardigan dari dalam lemari, melihat jam yang tergantung didinding Haifa yakin jika suaminya akan sampai sebentar lagi. setelah menemukan dan memakai kerudung dan juga cardigan Haifa mengambil dopet dan kunci motornya lalu berjalan turun kelantai bawah, dan tepat saat sampai di depan pintu Haifa berpapasan dengan suaminya yang baru saja pulang dari masjid. melihat istrinya yang sudah memakai kerudung Kevin menatapnya aneh "mau kemana sayang?"
"Tadinya Haifa mau tunggu mas di luar, ternyata mas sudah pulang duluan." Haifa menatap suaminya "kita cari makan diluar yuk mas? Haifa lupa kalau dirumah tidak ada apa-apa"
"Mau makan apa memangnya?"
Haifa mengendikan bahunya, selama tinggal disini Haifa belum terlalu mengenal tempat disekitar sini, dia memang tak terlalu suka pergi keluar dan juga tak pernah mencoba untuk pergi keluar.
Menyadari istrinya yang terlihat kebingungan Kevin memberikan pendapat kepada istrinya "kita makan di RM Mamih Papih saja bagaimana?. disana makanannya enak, tempatnya nyaman, harganya juga terjangkau."
"Apa tidak malu kalau Haifa pakai pakaian seperti ini?" Haifa melirik pakiannya, baju terusan panjang yang dia tutupi cardigan dan juga kerudung instan berwarna hitam yang bertengger dikepalanya
"Tidak apa-apa, cantik kok. lagi pula kita hanya makan di sana, yang penting bajunya sopan dan menutup aurat." Kevin meyakinkan istrinya yang terlihat tidak percaya diri, lagi pula dia suka melihat istrinya yang terlihat seperti wanita rumahan seperti ini "mas juga masih pakai baju koko, kalau kamu salah kostum, mas apalagi?"
mendengar penuturan suaminya Haifa mengangguk, lagi pula mereka hanya pergi untuk makan, orang-orang juga belum tentu perduli dengan penampilannya.
Kevin tersenyum melihat istrinya mengangguk "ya sudah, mas ambil kunci motor dulu" Kevin berniat mengambil kunci motornya didalam kamar, namun terhenti saat Haifa menunjukan kunci itu sudah berada ditagannya beserta dompet dan juga kunci rumahnya "oh, sudah siap ternyata"
"Iya, Haifa kan niatnya mau nunggu mas diluar. Masnya sudah sampai rumah duluan ternyata"
"Ya sudah, kamu kunci pintu rumah, mas ambil motor sama helmnya dulu digarasi"
Haifa mengangguk, menyerahkan kunci motor kepada suaminya. setelah lelaki itu pergi Haifa mengunci pintu. dia lalu berjalan menghampiri suaminya yang sudah menunggunya di depan pagar rumah mereka. memakai helm yang diberikan suaminya. Haifa naik keatas motor dan berpegangan pada baju suaminya, merasa segan jika harus memeluk pinggangnya seperti kebanyakan pasangan diluar sana
dijalan Kevin beberapa kali memintanya untuk berpegangan pada pria itu, bahkan Haifa sadar saat suaminya sengaja mengerim mendadak agar dia mau berpegangan padanya. tapi, Haifa tetap saja pada pendiriannya, dia malu jika harus menunjukan kemesraan mereka di depan orang banyak.
Saat sampai didepan rumah makan yang dimaksud suaminya Haifa turun sembari memperhatikan rumah makan didepannya, tempat ini tak terlalu besar tapi terlihat cukup ramai, Haifa membiarkan lelaki itu yang memesan makanan dan dia sibuk mencari meja untuk mereka berdua, dan Haifa memilih sebuah tempat duduk lesehan di dekat kolam buatan. di sekitar sana tak terlihat banyak orang, dan Haifa akan merasa nyaman dengan tempat yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baja Nagara
RomansaKevin Baja Nagara seorang pria yang memiliki paras khas lelaki jawa, Dengan perawakan tinggi, kulit eksotis dan senyumnya yang manis, sosok dengan ketampanan yang nyaris sempurna. Hanya karena kesalah pahaman, dia harus menikahi seorang gadis muda y...