Selepas sholat subuh Haifa langsung keluar dari kamarnya, sudah empat hari ini dia ada di rumah orang tuanya. Dan Suaminya saat ini masih berada di masjid dan belum pulang ke rumah.
Sementara ayah dan juga ibunya belum keluar sama sekali dari dalam kamar mereka. Ayahnya itu sudah kembali dari rumah sakit sedari kemarin, semua administrasi pun suaminya yang membayarkan. Terkadang Haifa merasa sungkan, merasa sudah merepotkan lelaki itu sebagai suaminya. Terkadang dia merasa bersalah karena menjadi istri yang tak mempunyai keahlian apa-apa.
Apalah dayanya, dia bukan wanita yang dituntun untuk menjadi mandiri sejak dahulu, keahliannya hanya membereskan rumah dan masalah dapur saja. Untuk memulai sesuatu yang baru Haifa takut untuk gagal, ini adalah sikap yang buruk dan dia tahu itu.
Menikah dengan suaminya yang memiliki kepercaya dirian yang tinggi, mudah bergaul dengan siapa saja, terkadang membuat Haifa merasa mereka berdua tidak ada kecocokan, meski pada akhirnya dia menepis itu semua dengan kalimat 'setiap pasangan ditakdirkan untuk saling melengkapi, jangan memikirkan perbedaan. tetapi, pikirkan masa depan yang akan mereka gapai bersama-sama'.
Dan sudah beberapa hari ini suaminya rutin menayakan tentang siklus haidnya, apakah dia sudah datang bulan ataupun belum. Haifa tahu lelaki itu sedang menunggu kabar baik kehamilannya.
Sementara Haifa tak tahu harus bersikap bagaimana. Jika boleh jujur Haifa merasa belum siap jika harus hamil saat ini, dia takut jika suaminya masih belum bisa move on dari masa lalunya. Dia takut pria itu akan membedakan anaknya nanti dengan Aira, anak yang lahir dari kisah cinta mereka. Sementara lelaki itu melakukannya dengannya tak tahu dengan perasaan seperti apa.
Haifa kadang merasa jika dirinya terjebak dalam ketakutannya sendiri, suaminya tak bersikap seperti apa yang dia takutkan. Tapi Haifa sendiri tak tahu bagaimana caranya agar tidak terus-terusan menengok pada kisah yang sudah lalu.
Pada kenyataannya saat ini dia adalah istri pria itu, sah dimata agama dan juga negara. Lalu apa yang harus dia takutkan dari hubungan mereka?
Haifa berjalan kedepan saat mendengar ketukan pintu dan juga salam dari suaminya, memberikan senyum yang entah kenapa sedikit sulit untuk dia tunjukan, perasaanya tak menentu akhir-ahir ini, dan pagi ini pun dia sudah merasa mood nya sedang tidak baik.
Setrlah membuka pintu Haifa langsung melihat wajah suaminya yang tersenyum, dia lalu meraih tangan suaminya yang meminta untuk disalami, pria itu sudah menujukan senyumnya yang mungkin terlihat menawan dimata orang-orang tapi terlihat menyebalkan dimatanya. Haifa tak tahu, lelaki itu tak melakukan apapun tapi entah mengapa dia merasa malas berhadapan dengannya.
Merasakan sifat istrinya yang berbeda pagi ini Kevin mengerutkan keningnya, dia tak merasa melakukan kesalahan apapun lalu kenapa istrinya bersikap seperti ini?
Melihat istrinya yang berbalik meninggalkannya sendirian di depan pintu Kevin melangkah masuk, menutup pintu rumah lalu mengikuti langkah istrinya ke arah dapur.
Disana dia melihat istrinya yang melanjutkan memotongi sayuran yang akan wanita itu masak. Kevin membuka pecinya, meletakan di atas meja makan lalu mendekat ke arah istrinya, berdiri disamping wanita itu yang terlihat tidak peduli dengan kedatangannya. Kevin bingung, mengapa makhluk bernama perempuan harus serumit ini?.
"Ada yang bisa mas bantu?" Kevin bertanya basa-basi, tahu jika perasaan wanita didepanya sedang tidak baik-baik saja.
Haifa bergerak mengambil talenan, lalu memberikanya ke arah sang suami. Mengambil beberapa siung bawang, cabai, dan juga tomat "mas bantu iris ini saja, Haifa mau cuci ini dulu kebelakang." Jawabnya seraya menunjukan sayuran ditangannya.
Kevin mengangguk, mengikuti arahan dari istrinya. Dia yang sedari dulu tak pernah dimanjakan orang tuanya membuat Kevin mandiri, dia dipaksa untuk melakukan semuanya sendiri, termasuk memasak. Ditambah dia yang pernah menduda selama empat tahun tanpa bantuan asisten rumah tangga, jadi jangan ragukan dia dalam hal kecil seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baja Nagara
RomansaKevin Baja Nagara seorang pria yang memiliki paras khas lelaki jawa, Dengan perawakan tinggi, kulit eksotis dan senyumnya yang manis, sosok dengan ketampanan yang nyaris sempurna. Hanya karena kesalah pahaman, dia harus menikahi seorang gadis muda y...