'Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu'
"Yang terlihat Tangguh bukan berarti tidak pernah menangis dan mengeluh"
(Azzara Putri Salsabila)HAPPY READING......
🦋🦋🦋🦋🦋
Setelah keluarga Rahmat pergi,Umi Fatimah menyusul Zara di Kamarnya,kamar Zara tampak sepi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya
Tok Tok Tok Tok.....
"Zara,ini umi sayang,buka pintunya" panggil umi Fatimah
Setelah itu Zara segera membukakan pintu kamarnya,umi Fatimah menatap Zara matanya tampak sembab
"Zara kenapa nak?" Tanya umi Fatimah khawatir
Zara sebisa mungkin tidak menunjukkan kesedihannya,ia segera menghapus air matanya dengan kasar"Zara gapapa Umi" balas Zara dengan nada yang sedikit gemetar sehabis nangis
Umi mendekap erat tubuh Zara yang gemetar hebat"Zara,sebohong apapun kamu sama umi,umi tetap tahu nak.Kamu habis nangis kan jawab umi dengan jujur" Tutur Umi Fatimah
Zara menangis di pelukan umi Fatimah"Zara takut umi Zara takut" Lirih Zara
Umi Fatimah mengecup kepala Zara singkat"Zara takut apa? bilang ke Umi"
"Zara takut kalau suatu saat nanti Zara menikah dengan kak Vano Zara gak bisa suka dan cinta sama kak Vano itu hal yang buat Zara takut mi" Balas Zara
"Kalau begitu siapa laki-laki yang Zara Sukai?" Tanya Umi Fatimah kepada Zara
"Azzam" balas Zara lirih
"Nak,Azzam sudah pergi kamu gak boleh larut-larut dalam kesedihan,Azzam gak suka kalau Zara kaya gini yang perlu Zara tunjukan kepada Azzam adalah Semangat kamu,Azzam gak suka perempuan yang lemah.Kamu tunjukan kepada Azzam kalau kamu bukan perempuan yang lemah" Ujar Umi Fatimah
Zara mengangguk paham"Azzam jahat ya mi,masa dia bisa bahagia tanpa Zara sedangkan Zara gak bisa bahagia tanpa Azzam" Ujar Zara
Mendengar itu Umi Fatimah sangat merasa iba kepada Zara"Maka dari itu Zara harus bisa keluar dari masa lalu,yang harus Zara kejar hanyalah masa depan oke"
Zara tersenyum tipis di balik cadarnya,kemudian ia memeluk erat tubuh Umi Fatimah
🦋🦋🦋🦋🦋🦋
"ZARAAAAAA!!!!" teriak Amel dari belakang
Seketika Zara menghentikan langkahnya dan menunggu Amel"Tumben-Tumbenan lo berangkat pagi Mel?" Tanya Zara
Amel berdecak sebal"Hehehe sekali-kali aja ahh gapapa"
Tiba-tiba Vano datang bersama rombongannya tak lain adalah,Zayyan, Arnez, Geivaldo
Zara membuang mukanya tak mau menatap Wajah Vano
Vano menatap bola mata kecoklatan milik Zara dengan lembut"Zara bisa kita bicara sebentar?" Ajak Vano
"Eh kak Vano mau ngapel Zara ya?" Tanya Amel
Vano hanya menggelengkan kepalanya"Zara bisa kan?" Tanyanya sekali lagi
"Gak ada yang di bicarakan kak semuanya udah jelas kan gue minta waktu" Ketus Zara
"Zar,izinin gue bicara berdua sama lo"
"Bukan mahram kak"
"Sebentar aja gak sampai lima menit" ujar Vano memohon
Lalu Zara hanya menuruti nya saja ia mengikuti Vano dari belakang hingga ia berhenti di sebuah taman tak jauh dari kampusnya
"Mau ngomong apa lagi?" Tanya Zara to the point
"Kenapa lo minta waktu buat nerima gue? Sekarang gak ada alasan lagi buat lo nolak gue Zar...."
"Ada kak!!" Sela Zara
Vano menatap Zara dalam sendu seolah ia tahu apa yang sedang Zara akan bicarakan
"Gue punya masalalu yang belum bisa gue lupain kak,gue takut kalau nanti kita nikah gue belum bisa suka dan cinta sama lo!!!" Jelas Zara
"Azzam orang yang selalu ada di hati lo"
Zara terkejut bagaimana Vano mengetahuinya? sedangkan ia tidak pernah bercerita tentang masa lalunya
"Lo tahu dari mana kak tentang masa lalu gue?" Tanya Zara kikuk
"Dari Amel dia cerita ke gue, ternyata lo gak setangguh yang gue pikirkan" balas Vano
"Kak,yang terlihat tangguh bukan berarti gak pernah menangis dan mengeluh,gue juga manusia biasa kak" Zara mengucapkan itu karena memang benar Zara menyembunyikan kesedihannya di balik senyuman palsunya yang mengatakan kalau ia baik-baik saja
Perkataan Zara membuang hati kecil Vano tersentuh"Ternyata kita punya trauma yang mendalam ya?"
Seketika Zara tersentak kaget" Kak Vano juga punya Trauma?"
Vano mengangguk"punya,gue Trauma ketika mendengar kata perceraian"
Zara menaikan satu alisnya seolah beratanya"loh kenapa kak?" Tanya Zara
"Dulu waktu gue masih kecil gue sering dengar kalau mama gue mau cerai sama papa gue karena papa gue orangnya kasar,suka selingkuh itu yang buat mama gue gak tahan sama papa gue,di suatu saat papa gue nuduh mama selingkuh padahal kenyataannya bukan mama gue yang selingkuh melainkan dia sendiri yang selingkuh semenjak itu papa dan mama gue bercerai dan mereka sibuk dengan kehidupan mereka masing masing sampai mereka gak mikirin gue" Ujar Vano sambil menangis
"Kak Vano nangis?" Tanya Zara khawatir
Vano terkekeh ringan"Ya gak lah masa ketua geng kaya gue nangis sih!!" Ujar Vano yang berbohong padahal Zara jelas-jelas melihat Vano menangis
"Terus om Rahmat itu siapa?" Tanya Zara
"Papa Rahmat itu papa tiri gue" balas Vano
Zara merasa kasihan kepada Vano ternyata dia juga mempunyai masa lalu yang begitu berat
Zara tersenyum lebar di balik cadarnya"oke kak berarti tujuan kita sama keluar dari masa lalu dan memikirkan masa depan" ujar Zara
🦋🦋🦋🦋🦋
Ekhemm kalian udah mencium bau-bau kebucinan gak sih?atau bau-bau keakraban?
‼️SPAMM NEXT
Udah yaa Votenya jangan lupaa🌟
"WASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Enemy[HIATUS]
Teen FictionHaii assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu semuaaa Makasih banget udah mampir ke Karyakuu😍🙏🏻💗 Bismillahirrahmanirrahim Semoga kalian syukaa yaaa!!!AMINNN👍😍 ‼️JANGAN LUPA VOTE YAA🌟 ‼️JANGAN LUPA FOLLOW JUGA Yang Vote dan Follow bismillah a...