"Berdamai dan mengikhlaskan sesuatu itu tidaklah mudah, terkadang kita butuh bertahun-tahun lamanya untuk menerima sesuatu atau bahkan kita belum bisa menerima karena hati masih sulit untuk percaya."-M Fabian Alfarizki.
•Happy Reading•
Suara bunyi 'klek' terdengar saat Fabian memutar kunci untuk mengunci ruangan Organisasi yang sudah kosong tak ada orang, Fabian mungkin menjadi orang terakhir yang pulang dari R.E Dream High School hari ini, sejenak Fabian menikmati kesendiriannya di lorong utama R.E Dream yang terhubung langsung dengan deretan loker milik para siswa dan siswi R.E Dream.
Fabian mengangkat kedua tangan dan meregangkan badannya yang terasa kaku karena harus duduk di depan komputer selama 3 jam, posisi Fabian yang menjadi ketua Organisasi di R.E Dream membuat Fabian menjadi siswa paling sibuk di sekolah elit itu. Setiap hari, Fabian harus mengurus banyak dokumen untuk acara ataupun kegiatan yang akan diadakan R.E Dream.
Mata Fabian memicing melihat sebuah buku tergeletak begitu saja di lantai, dengan malas ia menghampiri buku itu dan mengambilnya. Dengan sampul warna hitam polos dan bermacam-bermacam stiker menyeramkan seperti tengkorak, pedang, api dan lain-lain. Mampu membuat Fabian menarik kedua bibirnya. Karena merasa tertarik dengan buku itu.
"RLM, wish and hope book." Fabian membaca tulisan yang tertera di sampul itu dengan pelan. Alisnya terangkat sebelah karena merasa aneh dengan judul buku itu.
Tangannya terulur untuk membaca buku itu hingga sebuah pesan masuk ke dalam handphonenya. Membuat Fabian buru-buru memasukkan buku bewarna biru itu ke dalam tas dan mulai berlari untuk keluar dari area R.E Dream, pesan itu berasal dari Mamanya yang meminta Fabian untuk segera pulang.
Fabian lupa jika ini sudah lewat dari jam pulang yang sudah ia janjikan pada sang Mama, seharusnya Fabian tidak lupa waktu hingga membuat Niara-mamanya khawatir dengan keadaannya.
•A Wish Book And Hope•
Fabian menunjukkan cengiran lebar saat berhadapan dengan Mamanya, wanita dewasa yang masih terlihat cantik itu memandang Fabian dengan intens. Memberikan peringatan lewat tatapan pada Putra semata wayangnya.
"Abi-"
"Mahh!" Fabian memotong dengan tidak sopan saat Niara memanggil Fabian dengan sebutan masa kecilnya.
Niara tampak menghela nafas lalu memijat keningnya yang terasa pening luarbiasa. Putranya berubah, itu sudah sangat jelas di mata Niara.
"Fabian dari mana? Kenapa baru pulang sore gini? Kan Mama udah bilang kalo mau main pulang dulu." Niara mencoba terbiasa dengan sebutan baru untuk Putranya agar tidak membuat Fabian semakin berdiam diri di kubangan kesedihan.
"Fabian abis ngerjain tugas untuk Organisasi, biar cepet kelar."
Niara kembali menghela nafas, ia benci dengan kebiasaan Fabian yang baru. Niara ingin putranya yang lama kembali, Niara tidak suka saat Fabian mencoba menutup diri dan merubah sikap yang tak pernah Niara kenal.
M Fabian Alfarizki, semua orang mengenalnya sebagai ketua Organisasi yang tampan, kaya dan sangat berprestasi. Tak pernah tau jika sang ketua Organisasi pandai menyembunyikan luka yang amat mendalam hingga merubah Fabian menjadi pribadi ambisius dan lebih tertutup.
Fabian berubah, itu sangat disadari oleh orang-orang terdekatnya. Terutama Niara, Fabian mulai menutup diri dan berubah ambisius saat Fabian mendengar jika Gunawan-Papa yang sangat Fabian banggakan terlibat kecelakaan beruntun hingga merenggut nyawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
17:12 || A Wish Book and Hope [SELESAI]
Novela JuvenilAnother Word Of Kaptenz Eva R-06 17:12 || A Wish Book and Hope _______________ Ravanav tidak pernah menyangka jika buku yang selama ini ia rahasiakan dari semua orang karena menyangkut privasinya jatuh pada tangan seorang ketua OSIS bernama M Fabian...