"Mereka yang peduli pada seseorang akan selalu memikirkan perasaannya."
A Wish Book and Hope.
•Happy Reading •
3 hari berlalu, semuanya terasa baik-baik saja, hubungan Ravanav, Fabian dan Kris pun semakin erat dengan cara selalu menghabiskan waktu bersama, apalagi setelah mendengar cerita Fabian dan Kris yang membuat Ravanav tidak ingin menjauh dari keduanya apapun yang terjadi.
Tapi hari ini agaknya akan menjadi hari kesialan bagi Ravanav, karena di depannya sekarang sudah berdiri Clara, teman se-gengnya dan ... Damian. Ravanav merasa ini tidak akan baik untuknya.
"Heh, Miskin! Gue denger-denger kemarin lo tendang Adik gue, ya? Berani lo sama keluarga gue?" Nah 'kan! Ravanav juga bilang apa.
Ravanav berdecih mendengar ucapan Clara. "Cih, teryata dari keluarga yang sama, pantes kelakuan minus banget, keluarga sampah teryata." Ravanav bergumam dengan pelan, matanya menatap tajam pada orang-orang yang selalu merendahkan dirinya di R.E Dream.
"Oh, dia Adik lo? Pantes sikapnya mirip sama lo, kek anjing," ucap Ravanav dengan santainya.
Clara geram, ia maju ke depan Ravanav, merebut tas gadis kasar itu dan menampar pipi Ravanav dengan keras, dan dalam sekejap mereka sudah menjadi pusat perhatian di parkiran R.E Dream yang sekarang sudah lumayan sepi. Karena sekarang sudah saatnya jam pulang.
"Ngomong apa lo, Sialan?!"
Ravanav memejamkan mata saat merasakan kebas dan panas pada pipinya, ia mengepalkan tangan dengan kuat. Mencoba merendam emosi yang siap meledak.
"Jaga mulut lo kalo lo masih mau sekolah disini! Lo cuman anak biaya siswa yang gak punya apa-apa!" Clara mendorong tubuh Ravanav hingga terjatuh ke lantai parkiran, menghamburkan isi tas Ravanav tepat di atas kepala gadis kasar itu.
"Gue gak mau ribut sama lo." Ravanav mencoba berdiri, namun lagi-lagi Clara mendorongnya.
"Gak mau ribut kata lo? Lo duluan yang cari masalah, anjing!" Kembali Ravanav di tampar oleh Clara, gadis seksi yang posisinya sebagai Kakak kelas itu terlihat bahagia melihat pipi Ravanav yang memerah karena ulahnya.
Ravanav mengepalkan tangan kuat, jangan sampai ia kelepasan marah hingga membahayakan biaya siswa-nya. Ia harus sebisa mungkin mengontrol emosinya.
Sebenarnya Ravanav benci berada di posisi seperti ini, tidak bisa melawan dan hanya bisa menerima apa yang semua Clara lakukan padanya. Andai saja ia bukan anak biaya siswa, Ravanav pastikan jika Clara akan menyesal karena sudah mencari masalah dengannya.
Byur!
Ravanav tersentak saat air bewarna merah menerpa tubuhnya, ia mendongak dan menemukan Damian yang kini tersenyum miring kearahnya.
"Balasan buat lo karena udah sok berani sama gue!" Damian melemparkan ember yang tadi ia pegang ke arah kaki Ravanav.
Clara tersenyum puas melihat penampilan Ravanav yang sudah sangat berantakan, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya lalu melemparnya kearah Ravanav. Tepung. Tubuh Ravanav berhasil tertutupi oleh tepung yang Clara lemparkan.
"Lo tau? Lo cuman sampah di R.E Dream! Lo gak pantes ada disini! Lo lebih cocok jadi gelandangan daripada jadi siswa di sekolah elit ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
17:12 || A Wish Book and Hope [SELESAI]
Novela JuvenilAnother Word Of Kaptenz Eva R-06 17:12 || A Wish Book and Hope _______________ Ravanav tidak pernah menyangka jika buku yang selama ini ia rahasiakan dari semua orang karena menyangkut privasinya jatuh pada tangan seorang ketua OSIS bernama M Fabian...