Halo Passengers! Kaptenz Eva R disini😍selamat datang di part terbaru cerita Kaptenz, semoga kalian enjoy dan bisa meng-apresiasikan karya Kaptenz dengan cara Vote, Komen dan Share ya😍
Kasih tanggapan kalian tentang part terbaru cerita ini dan akan Kaptenz balas dengan senang hati❤ Kalo mau kasih kritikan juga boleh, asal dengan kalimat baik dan tidak menyinggung ya🤗
WAJIB FOLLOW:
INSTAGRAM: @kaptenz_athr_mout
TIKTOK: @kaptenz_athr_mout
FACEBOOK: Kaptenz Athr MoutThankyou Passengers❤💀
“Melepaskan sesuatu yang berharga memanglah bukan perkara mudah, tapi jika tidak dilepaskan. Maka semua amarah akan terbentuk hingga menjadi sebuah rasa kecewa dan rasa dendam."
A Wish Book and Hope
__Happy Reading__
Fabian kira setelah berbicara singkat dengan Kris di toilet minggu lalu akan membuat Badboy R.E Dream itu sadar dan memaafkan Ravanav. Namun, ternyata tidak. Kris tetap keras kepala dan semakin bersikap keterlaluan, tidak hanya menjauhi Ravanav dan dirinya. Kris juga semakin tidak terkontrol dan sering membully orang-orang yang menurut Fabian tidak pantas untuk di bully. Kelakuan Kris semakin hari semakin meresahkan dan itu tidak lepas dari pantauan Fabian.
Bahkan Badboy satu itu terang-terangan membully seseorang di depan dirinya dan Ravanav, membuat Ravanav memancarkan tatapan kecewa karena Kris benar-benar sudah berubah. Tidak lupa, Kris juga sudah bergabung dengan geng Clara dan Damian. Hal yang semakin membuat Ravanav kecewa hingga tidak tau harus bersikap bagaimana lagi pada Kris.
"Jangan sok lo jadi orang! Lo pikir lo siapa, hah?!" Suara teriakkan Kris menggema di sepanjang kantin R.E Dream, gadis yang menjadi korban bully kali ini hanya tertunduk lesu dengan kacamata yang sudah patah di dekat kakinya.
"Udah gue bilang jangan ganggu gue kalo gak mau gue ganggu, ini akibatnya buat orang gak tau diri kayak lo." Clara tersenyum miring saat menatap mata gadis malang itu, berteman dengan Kris ternyata menambah kekuasaan yang sebelumnya Clara pernah dapatkan. Tentu gadis seksi itu sangat menyukainya, karena ia bisa membully siapa saja hanya dengan bermodalkan mengadu pada Kris.
Memasang wajah sedih dan orang yang sudah dianggap menganggu dirinya akan menjadi bahan bully untuk Kris dan gengnya, Clara benar-benar bersyukur Kris dan Si Gadis Miskin Ravanav tidak lagi berteman. Karena ia bisa dekat dengan Kris sekaligus menjadi Queen di R.E Dream.
"Kris, gue mau di basah." Clara menunjuk gadis malang itu dengan wajah sok menggemaskan. Jika bukan karena kemarahan Kris yang tidak bisa di kontrol dan menyebabkan Kris melakukan hal-hal gila. Maka wajah Clara sudah terluka karena ulahnya. Terlalu menjijikan bagi Kris.
"As you wish." Kris mengambil cup minuman yang Clara sodorkan, matanya menggelap karena bercampur kecewa dan emosi saat melihat gadis malang yang 5 menit lalu ia sakiti.
Entah kenapa sejak percakapannya dengan Fabian di toilet kemarin membuat emosi Kris semakin tidak terkontrol. Kata-kata yang Fabian katakan mengundang sisi kejam Kris untuk keluar. Padahal yang dikatakan Ketua Organisasi itu tidak ada yang salah. Hanya saja Kris yang tidak ingin berpikiran sama dengan Fabian.
Alhasil terciptalah hal-hal gila yang Kris ciptakan, mulai dari membolos setiap saat, melawan guru, mengajak geng Clara bergabung dengannya, membully orang-orang tidak bersalah dan semakin bersikap kejam pada siapapun.
Contohnya sekarang, Kris ingin menyiram seseorang yang bahkan Kris tidak kenali sekaligus mempermalukan dia karena alasan gadis malang itu menganggu Clara. Hah, alasan konyol!
Belum sempat minuman yang ingin Kris siramkan pada gadis malang itu membasahi tubuhnya, sebuah tamparan sudah lebih dulu hinggap di pipinya hingga cup yang ia pegang terjatuh karena saking kagetnya menerima tamparan yang terasa sangat menyakitkan itu.
Dia melihat kearah depan dan disuguhkan pemandangan wajah cantik Ravanav dengan ekspresi kemarahan yang tidak bisa ditutupi.
Clara yang melihat itu tentu tidak terima, karena kedatangan Ravanav benar-benar menganggu kesenangannya. "Heh, Miskin—"
"LO DIEM!" Ravanav membentak dan menunjuk Clara tanpa rasa takut, hal yang membuat Clara seketika merasa ciut karena melihat kemarahan dari wajah Ravanav yang terlihat jelas.
Tatapan mata Ravanav beralih menatap Kris yang sekarang menatapnya kaget, bahkan seisi kantin langsung hening karena ulah Ravanav yang tiba-tiba. Fabian pun ikut kaget melihat tingkah Ravanav dan menyusul gadis kasar itu untuk berdiri di sampingnya. Berjaga-jaga jika setelah ini Kris akan mengamuk.
"Sampek kapan lo mau kayak gini, Anjing! Lo boleh marah sama gue atau Fabian! Tapi gak dengan cara melampiaskan emosi lo ke orang lain!" Mata Ravanav menunjukkan rasa kecewa dan marah yang amat dalam pada Kris. "Berhenti untuk jadi bajingan!" teriak Ravanav dengan suara keras.
Nafas gadis kasar itu tidak beraturan karena tidak sanggup menahan emosi yang siap meledak di kepalanya, hatinya terasa hancur saat melihat perubahan Kris yang benar-benar mengecewakan. Kelakuan Badboy R.E Dream itu sudah tidak bisa di toleransi oleh hati dan pikiran Ravanav hingga mengundang sisi kasar Ravanav keluar.
"Kenapa lo harus berubah? Gue udah minta maaf, bahkan gue rela untuk sujud di kaki lo demi lo maafin gue. Tapi kayaknya lo terlalu marah sampek gak bisa gunain otak lo dengan bener." Mata Ravanav tidak lepas dari mata Kris.
"Lo berubah, dan gue gak suka itu! Gue bukan orang tolol yang bisa lo injak-injak seenaknya, kalo lo marah dan gak mau temenan sama gue lagi ... fine, gue bakal turutin kemauan lo." Ravanav menunjuk dada Kris dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan. Gadis kasar itu sudah merasa lelah menghadapi Kris yang sangat keras kepala itu.
"Gue bakal menjauh, gak akan anggap kalo kita pernah jadi temen, gue bakal anggep lo manusia sampah R.E Dream yang bisanya cuman bully orang, seperti gue anggap lu dulu."
"Rav." Fabian berbicara dan memegang tangan Ravanav, ingin menenangkan Ravanav yang mulai semakin emosi. Namun, Ravanav abaikan. Karena ia merasa harus memberi pengertian pada manusia keras kepala seperti Kris.
"Dan lo tau? Gue suka lo, gue sayang lo, gue gak bisa jadiin lo pacar gue karena gue gak mau kehilangan sosok kakak dan temen yang pengertian kayak lo. Tapi kayaknya lo gak akan pernah ngerti, taunya Ravanav egois doang dan gak pernah mau mikir gimana kalo lo yang ada di posisi gue."
Amarah Kris melemah tergantikan rasa bersalah, mata Ravanav sudah menjelaskan betapa kecewanya Ravanav pada dirinya. Tatapan yang tak pernah Kris lihat dan saat pertama kali melihatnya membuat dada Kris terasa sangat sesak.
"Harapan terakhir gue gak terkabul, karena semuanya gak baik-baik aja. Tugas lu belum selesai untuk kabulin semua harapan gue. But, its oke, lupain! Karena semua itu udah gak penting sekarang."
"We are done, Kris. Persis apa yang lo bilang malam itu. Gue bakal lupain segala kenangan yang pernah kita buat, gue bakal lupain kalo kita pernah jadi temen, gue bakal lupain harapan-harapan yang gue ucapin saat sama lo. I will forget everything, exactly as you say."
Ravanav menatap Kris intens lalu menarik Fabian untuk pergi darisana, meninggalkan Kris yang sedari tadi diam tanpa membalas ucapan Ravanav sama sekali. Seolah bibirnya sudah terkunci rapat bahkan untuk mengumpati Ravanav karena sudah bersikap kurang ajar padanya.
Ravanav sendiri sudah merasa selesai dengan Kris, tidak ada yang perlu di pertahankan dan di perbaiki jika Kris saja tidak mau mendengarkan. Semua usaha Ravanav agar Kris mengerti dan memaafkan dia dan Fabian berakhir sia-sia.
Mulai sekarang, Ravanav tidak akan lagi bersikap mengenal Kris. Ia akan bersikap tidak peduli lagi dengan Badboy R.E Dream itu.
Ravanav benar-benar selesai dengan Kristian Alexandru Efendi.
__To Be Continued__
KAMU SEDANG MEMBACA
17:12 || A Wish Book and Hope [SELESAI]
Ficção AdolescenteAnother Word Of Kaptenz Eva R-06 17:12 || A Wish Book and Hope _______________ Ravanav tidak pernah menyangka jika buku yang selama ini ia rahasiakan dari semua orang karena menyangkut privasinya jatuh pada tangan seorang ketua OSIS bernama M Fabian...