23 - Keberanian Ravanav

56 6 0
                                    

"Ketika kamu berada pada batas sabar yang paling tinggi, maka lepaskan lah dan balas lah mereka, tidak selamanya sesuatu bisa di tahan dan di ikhlaskan begitu saja."

A Wish Book and Hope.

•Happy Reading•

Ravanav mengukir senyum manis saat pesannya dibalas dengan cepat oleh Kavin, sesibuk apapun pria berumur 39 tahun itu, pasti Kavin akan selalu menyempatkan diri untuk mengabari atau membalas pesan yang Ravanav kirimkan. Seolah memberi isyarat jika Ravanav lebih penting dari apapun.

Ravanav menyukainya? Tentu saja, sudah dibilang jika semuanya akan terasa menyenangkan ketika Kavin terlibat di dalamnya. Pria itu benar-benar sungguh berarti untuk Ravanav.

Ayah❤

|Semangat sekolahnya anak Ayah🍭

Padahal hanya pesan sederhana, namun efeknya pada Ravanav sungguh luar biasa, gadis itu sudah merasa baik-baik hanya karena perlakuan manis Kavin. Ayahnya benar-benar mood boster Ravanav.

Ravanav meletakkan handphonenya dan beralih menatap kearah depan, senyumnya seketika luntur saat melihat gerombolan Clara beserta Damian yang kini sudah memakai seragam R.E Dream berjalan kearahnya dengan wajah angkuh.

Seketika Ravanav merasa akan terjadi hal buruk padanya, tentu senyuman miring sekaligus merendahkan miik Clara menambah asumsi Ravanav benar adanya. Terbukti dengan sebuah lemparan tas yang tepat mengenai wajah Ravanav hingga tertoleh ke samping.

Clara tertawa melihat Ravanav, ia sudah sangat muak dengan gadis miskin seperti Ravanav, karena gadis miskin ini Kris menjadi menjauhinya dan Fabian yang tentu menjaga jarak sejak kejadian di mana Clara membully Ravanav tempo hari.

Hal itu tentu memicu amarah dan kebencian Clara terhadap Ravanav semakin menjadi, tekadnya sudah bulat, Clara tidak akan takut pada ancaman Kris apalagi Fabian. Clara akan terus menganggu Ravanav hingga gadis kasar itu angkat kaki dari R.E Dream.

Ravanav memejamkan mata dan menghela nafas panjang untuk menetralkan emosinya yang siap meledak. "Apa maksudnya ini?"

Clara tersenyum miring mendengarnya. Senyuman yang selalu berhasil membuat Ravanav muak karena melihatnya. "Gue mau lo kerjain tugas fisika gue sekarang, awas aja kalo sampek salah!"

Ravanav tersenyum tipis, mengerjakan tugas orang lain? Selama Ravanav hidup, Ravanav tidak pernah dan tidak akan pernah melakukan hal menjijikan seperti itu.

"Kalo gue gak mau?" tantang Ravanav dengan wajah datarnya.

Senyum Clara luntur, kini gadis seksi itu memandang Ravanav dengan tatapan tajam. Tatapan yang seolah ingin menghancurkan Ravanav saat ini juga. Siapa Ravanav hingga berani menolak perintahnya?

"Lo nolak? Jangan sampek gue pakek kekerasan fisik buat paksa lo!" Clara membentak. Namun, tentu itu tidak membuat Ravanav takut, selama ini Ravanav hanya mengalah dan tidak pernah takut pada siapapun. Termasuk Clara.

"Lo pikir gue takut? Selama ini gue diem bukan berarti gue takut, Clara. Lo salah besar kalo berpikiran kayak gitu."

"Waw, liat siapa yang ngomong? Udah berani sekarang karena di bela sama Fabian dan Kris?" Clara tertawa sinis dengan tatapan merendahkan yang dilayangkan pada Ravanav.

17:12 || A Wish Book and Hope [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang