4 - 17 Keinginan

50 10 1
                                    

"Hanya keinginan sederhana namun berharga bagi sebagian orang."-Eva R.

__Happy Reading__


"Brengsek, itu buku kemana sih!!" Ravanav mengumpat untuk kesekian kalinya, percuma ia datang sangat pagi ke sekolah jika buku bewarna hitam itu tidak bisa ia temukan.


Sudah1 jam yang lalu Ravanav mencari ke seluruh tempat, mulai dari perpustakaan, kelas, gedung olahraga dan berakhir di lorong Organisasi yang juga menjadi tempat deretan loker milik para siswa R.E Dream.

Ravanav berulang kali membongkar lokernya hanya ingin menemukan buku yang sangat berharga itu. Namun, hasilnya nihil. Ravanav tidak bisa menemukan buku miliknya dimanapun.

"Apa udah ditemuin, Clara?" Ravanav bermonolog. "Anjing! Anjing! Itu gak boleh terjadi!"

Kembali Ravanav membongkar isi lokernya hingga beberapa buku miliknya jatuh tapi tidak menemukan buku yang Ravanav namai "Wish and hope book" itu. Rasanya Ravanav ingin berteriak karena saking kesalnya tidak menemukan buku kesayangannya.

Lain kali Ravanav tidak akan membawa buku WAHB-singkatan dari Wish and Hope Book-ke sekolah. Ravanav kapok karena harus kehilangan buku WAHB itu. tapi sebaiknya Ravanav mencari buku WAHB dulu sebelum membuat rencana. TAKUT DI TEMUKAN CLARA FUCKING JAMES DULUAN ANJING!

"Ravanav?"

Ravanav menghentikan membongkar lokernya saat namanya di panggil seseorang, ia menoleh ke belakang dan menemukan sosok cowok tampan yang sedang tersenyum manis melihatnya.

"Siapa lo? Tukang bully?!" Tak ada nada santai, Ravanav langsung menuding dengan nada sarkasnya.

Sejenak Fabian tertegun mendengarnya, tidak sopan sekali! Namun, entah kenapa Fabian tidak marah sekalipun Ravanav langsung mengeluarkan aura permusuhan saat pertama kali bertemu.

"Lo cari ini?" Fabian mengeluarkan buku bewarna hitam dari belakang tubuhnya, membuat Ravanav melototkan mata karena melihat buku itu ada di tangan cowok yang Ravanav tau menjabat sebagai ketua Organisasi di R.E Dream.

"Buku gue! Balikin sini!" Ravanav maju dan ingin mengambil buku WAHB dari tangan cowok itu, namun Fabian lebih dulu menjauhkan buku WAHB dari jangkauan Ravanav. Membuat Ravanav berdecak pelan karena hal itu.

"Gak mau!"

"Brengsek! Balikin sini! Itu buku gue!" Ravanav ingin menjangkau namun lagi-lagi Fabian menjauhkannya.

"Gue balikin, tapi lo harus turutin satu permintaan gue."

Ravanav memasang wajah bingung plus kesalnya, cowok di depannya ini tidak jelas sama sekali. Datang tiba-tiba dan mengajukan permintaan yang sama tidak jelasnya dengan cowok ini. Jika Ravanav tidak sadar sedang berada di area sekolah, mungkin cowok tampan ini sudah habis di tangannya dari tadi.

Tapi karena mengingat ini di area sekolah apalagi di lorong Organisasi, tentu Ravanav harus menjaga sikap dan menahan diri untuk tidak memberi bogem pada ketua Organisasi itu agar tidak mendapat masalah.

"Lo gila, ya? Gak jelas banget jadi orang! Gak kenal, tiba-tiba minta permintaan, sehat lo?!"

Fabian terlihat mengangkat alis sebelah lalu terkekeh pelan. "Oh jadi lo mau kenalan sama gue? Kenalin kalo gitu, M Fabian Alfarizki, ketua Organisasi di sekolah ini." Fabian mengulurkan tangan yang langsung Ravanav tepis.

"Gue gak peduli sama nama dan jabatan lo! Yang gue mau, balikin buku gue!" Wajah Ravanav mengeras karena menahan amarah yang siap meledak.

"Gak akan sebelum lo turutin permintaan gue."

17:12 || A Wish Book and Hope [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang