Halo Passengers! Kaptenz Eva R disini😍selamat datang di part terbaru cerita Kaptenz, semoga kalian enjoy dan bisa meng-apresiasikan karya Kaptenz dengan cara Vote, Komen dan Share ya😍
Kasih tanggapan kalian tentang part terbaru cerita ini dan akan Kaptenz balas dengan senang hati❤ Kalo mau kasih kritikan juga boleh, asal dengan kalimat baik dan tidak menyinggung ya🤗
WAJIB FOLLOW:
INSTAGRAM: @kaptenz_athr_mout
TIKTOK: @kaptenz_athr_moutFACEBOOK: Kaptenz Athr Mout
Thankyou Passengers❤💀
“Semua bisa hilang dan hancur hanya dengan satu kebohongan yang tidak di inginkan.”
A Wish Book and Hope.
•Happy Reading•
1 minggu sudah berlalu sejak R.E Dream Vacation ke kota Bandung itu, Ravanav kembali menjadi siswa R.E Dream dengan segudang lomba dan Try Out untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian kelulusan dan menambah sertifikat untuk pengajuan biaya siswa. Tak ada waktu untuk main-main, Ravanav harus lebih fokus demi bisa kuliah di kampus impiannya. Setiap malam Ravanav selalu menghabiskan waktunya untuk belajar hingga tanpa sadar mengabaikan Fabian selaku pacarnya.
Jika bukan karena paksaan Fabian dan mengancam akan ngambek pada Ravanav, Ravanav enggan untuk keluar kamar hanya untuk jalan-jalan. Ia lebih memilih belajar daripada menghabiskan waktu bersama Fabian. Namun, sialnya Ravanav tidak bisa abai saat Fabian menelfon dan merengek untuk jalan-jalan dengannya.
Ketua Organisasi itu terlalu menggemaskan untuk Ravanav lewati, toh hanya satu malam. Besok malam Ravanav bisa melanjutkan acara belajarnya, tidak harus selesai malam ini. Mungkin ini saatnya Ravanav harus sedikit bersantai dan healing dengan cara jalan-jalan bersama Fabian.
Ravanav mengulas senyum manis saat mobil hitam Fabian berhenti di depan rumahnya, ia tertawa kecil saat melihat wajah cemberut Fabian saat Ketua Organisasi itu keluar dari mobil.
"Mukanya jelek banget, sini peluk dulu!" Ravanav merentangkan kedua tangannya yang langsung di sambut pelukan hangat dari Fabian. Rasanya Ravanav merasa sedikit lega karena pelukan ini. Seolah bebannya berkurang karena bersentuhan secara fisik dengan pacar pertamanya itu.
"Kangen banget, belajar mulu sih, berasa gak punya pacar tau gak?!" Fabian menggerutu yang dibalas tawa renyah dari Ravanav, gadis kasar itu melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi Fabian. Wajah cemberut Fabian benar-benar menggelitik hati Ravanav.
"Maaf, oke? Pacar kamu ini punya impian besar yang harus dibayar dengan kerja keras." Ravanav mengelus kedua pipi Fabian dengan senyuman manisnya.
"Iya, iya. Tapi hari ini bisa sama aku sampek 3 jam kedepan 'kan?"
Ravanav menganguk. "Iya, sekarang waktu aku milik kamu."
"Good, aku suka denger itu." Fabian menarik tangan Ravanav untuk masuk ke dalam mobil, melajukan mobil hitam miliknya ke tempat yang sudah Fabian pikirkan jauh-jauh hari.
Tangan kiri cowok itu mengelus dengan lembut tangan Ravanav yang berada di pahanya. "Capek gak? Kamu 'kan belajar mulu dari kemarin-kemarin."
"Emm, biasa aja sih. Sedikit pegel dibadan, tapi aku suka, belajar. Buat aku tau sesuatu yang sebelumnya gak pernah aku gak tau."
Fabian menggeleng pelan mendengar jawaban Ravanav, otaknya tidak habis pikir dengan otak Ravanav yang gemar dan sangat menyukai hal berbau ilmu. Seolah otak Ravanav hanya di program untuk belajar dan belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
17:12 || A Wish Book and Hope [SELESAI]
Ficção AdolescenteAnother Word Of Kaptenz Eva R-06 17:12 || A Wish Book and Hope _______________ Ravanav tidak pernah menyangka jika buku yang selama ini ia rahasiakan dari semua orang karena menyangkut privasinya jatuh pada tangan seorang ketua OSIS bernama M Fabian...