"Tak perlu menunjukkan kelebihan untuk disukai, terkadang kelemahan juga membuat seseorang jatuh cinta."
A Wish Book and Hope.
•Happy Reading•
Ravanav menunggu dengan gembira kedatangan Fabian di depan rumahnya, gadis kasar itu sudah rapi dengan kaos bewarna putih yang di lapisi jaket denim bewarna abu-abu campur hitam dan celana jeans hitam. Hari ini Fabian telah berjanji akan mewujudkan keinginan nomor 10 miliknya.
10. Ingin pergi ke pasar malam.
Membuat Ravanav sangat antusias karena ini adalah tempat impian yang sejak lama sudah Ravanav idamkan, setidaknya malam ini Ravanav bisa merasakan ke pasar malam sekalipun hanya sekali.
Ravanav mengukir senyum saat mobil yang biasa Fabian pakai berhenti tepat di depannya. Jendela tempat kursi penumpang belakang terbuka, menampilkan sosok Kris yang sedang tersenyum lebar kearahnya.
"Oi, Cabe! Cepet masuk!"
Ravanav mengangguk lalu masuk ke dalam mobil Fabian, gadis kasar itu sebenarnya bingung karena melihat Kris juga ikut. Padahal jelas-jelas Fabian mengatakan akan jalan berdua dengannya.
"Kaktus, ikut?" Ravanav bertanya pada Fabian setelah memasang sabuk pengaman.
"Dia maksa, katanya dirumahnya gak ada orang." Fabian menjawab dengan malas, kentara sekali jika Ketua Organisasi itu merasa terganggu dengan kehadiran Kris.
"Gak usah gitu muka lo! Gak seneng amat ada gue." Kris yang merasa jika kehadirannya tidak diharapkan langsung memasang wajah julid, apakah kehadirannya se-mengganggu itu hingga membuat Fabian yang biasanya tidak masalah dengan kehadirannya jadi terganggu? Menyebalkan!
Ravanav yang melihat itu hanya tertawa kecil, sungguh menyenangkan melihat pertengkaran antara Fabian dan Kris yang jarang terjadi. Biasanya jika berkumpul seperti ini yang sering adu bacot adalah Ravanav dan Kris. Fabian sangat jarang terlibat di dalamnya.
Jadi, saat melihat Fabian memasang wajah kesal karena bertengkar dengan Kris, Fabian terlihat 2x lipat sangat menggemaskan di mata Ravanav, hingga Ravanav jadi suka sendiri melihatnya.
Mengabaikan wajah tak menyenangkan milik Kris, Fabian mulai memacu mobilnya menuju pasar malam yang mana sudah menjadi tujuannya dari awal. Melirik ke arah Ravanav dan tersenyum tipis saat Fabian bisa melihat rasa antusias yang sangat besar di mata gadis kasar itu. Ini akan menjadi malam menyenangkan bagi Ravanav.
Tak bisa dipungkiri jika Fabian suka melihat binar mata Ravanav saat dirinya mengabulkan keinginan gadis kasar itu, membuat perasaan suka Fabian benar-benar semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
Sesampainya di pasar malam, mereka langsung turun dari mobil dan masuk lebih dalam kesana, melihat sesuatu yang hanya Ravanav bisa lihat dari handphonenya membuat senyum Ravanav terbit. Akhirnya keinginannya menjadi kenyataan!
"Congrats, Rav. Keinginan lo nomor 10 terwujud." Fabian berbisik di dekat telinga Ravanav, membuat sang empu menoleh dan tersenyum manis kearahnya.
"Makasih! Selamat juga buat lo karena udah bisa dateng ke tempat ini, meskipun gak sama Papa lo."
Fabian terdiam sejenak, lalu mengukir senyum lebar, tangannya tanpa sadar sudah mengelus rambut Ravanav penuh sayang. Teryata Ravanav masih ingat dengan cerita yang pernah Fabian sampaikan dulu.
Ravanav tidak sekedar mendengarkan ceritanya namun juga mengingat dengan baik yang berhasil membuat Fabian merasa sangat senang.
Ravanav beralih melihat sekeliling, menatap penuh minat pada wahana permainan yang berada disana, Ravanav ingin mencoba semuanya malam ini. "Ayok kita main!"
KAMU SEDANG MEMBACA
17:12 || A Wish Book and Hope [SELESAI]
Fiksi RemajaAnother Word Of Kaptenz Eva R-06 17:12 || A Wish Book and Hope _______________ Ravanav tidak pernah menyangka jika buku yang selama ini ia rahasiakan dari semua orang karena menyangkut privasinya jatuh pada tangan seorang ketua OSIS bernama M Fabian...