gamon

171 20 1
                                    

"Kalau udah lewat jam 10, aku jadi nggak bisa tidur sampai pagi Za," jelas Keenan, yang pasti nya berbohong.

"Terus kalau nggak tidur, kakak ngapain?" Tanya Aza. Sebenarnya ia ingin bertanya tentang Keenan yang tiap malam selalu telponan.

Keenan menaikkan bahu nya. "Nggak ada, cuma scroll Ig doang biasanya," ucap Keenan.

Aza membuang nafas berat, karena tidak mendapatkan jawaban  seperti yang ia inginkan.

"Kamu juga kenapa sampai jam segitu belum tidur?" Keenan mengalihkan pembicaraan, agar ia tidak semakin terpojokkan.

"Aza insomnia kak, nggak tentu jam berapa tidur setiap malam nya," jelas Aza.

"Bukan insom, itu kebiasaan nama nya," ucap Keenan sambil mencubit pelan ujung hidung Aza.

"Hehe iya kak Ken," jawab Aza sambil tersenyum malu.

"Pelan-pelan diubah. Hari ini jam 01, besok jam 12, besok nya lagi 11, bakalan normal tuh nanti," nasehat Keenan pada Aza.

"Iya kak, nanti pelan-pelan Aza ubah, tapi nggak janji," jawab Aza di selingi senyum di akhir nya.

"Terserah kamu," ketus Keenan.

"Iya kak, Aza ubah kok." Ucap Aza lagi karena melihat raut wajah Keenan yang seperti nya kesal.

****

"Za, nanti sore ada waktu?" Tanya Liam saat melihat Aza sendiri sedang menunggu jemputan nya di gerbang sekolah.

Aza mengeluarkan permen tangkai dari mulut nya. "Kenapa kak?" Tanya Aza dengan wajah datar nya.

"Gue mau ajak lo tanding basket nanti sore," ajak Liam.

"No, thanks kak." Jawab Aza singkat sambil kembali memasukkan permen ke dalam mulut nya.

"Kenapa Za, Lo takut Keenan marah?" Pertanyaan Liam membuat Aza kesal.

"Gue ngejaga perasaan cowo gue kak," ucap Aza yang sedari tadi tidak mau melihat ke arah Liam.

"Tapi dia sama sekali nggak nge hargai perasaan lo, Za. Nggak seharusnya dia komen di akun Anin," ucap Liam yang kesal dengan tindakan Keenan.

"Nggak masalah lah kak, kak Anin kan temen nya kak Ken. Memang apa salah nya komen di akun mantan," ucap Aza. Walaupun di dalam hati nya, ia juga mempermasalah kan hal itu.

Liam menggelengkan kepala nya mendengar jawaban Aza. "Nggak salah sih Za kalau dia lagi sendiri Sekarang. Tapi masalah nya sekarang dia udah punya lo, harus nya dia bisa ngejaga perasaan lo Za," ucap Liam.

"Udah lah kak, kak Ken juga udah minta maaf ke gue," jawab Aza datar. Padahal sebenarnya Aza juga berpikir seperti apa yang di katakan Liam.

"Za, gue cuma nggak mau lo sakit hati karena terlalu dalam mencintai," ucap Liam sambil menatap dalam ke arah Aza yang masih tidak ingin melihat ke arah nya.

"Orang tua lo ngebatasi kegiatan lo selama ini, bahkan nggak ngebolehin lo deket sama cowo, itu karena orang tua lo nggak mau lo ngerasain sakit Za," sambung nya lagi.

"I know kak, tapi gue udah terlanjur sayang sama dia," jelas Aza.

"Gue bakalan tetep jagain lo Za," ucap Liam. Aza hanya diam tanpa berniat membalas perkataan Liam.

Tidak lama setelah itu, sopir Aza datang menjemput.

"Gue duluan kak," pamit Aza pada Liam.

"Iya Za, hati-hati." Jawab Liam sambil memperhatikan Aza yang berlalu pergi meninggalkan nya.

***

"Pulang sama siapa El?" Tanya Evan yang melihat Fida sedang duduk sendiri sembari memainkan ponsel nya.

"Biasa nya di jemput sopir kak," jawab Fida yang langsung melihat ke arah Evan yang masih duduk di atas motor nya.

"Pulang sama gue aja gimana?" Tawar Evan sambil menaikkan sebelah alis nya.

Fida nampak berpikir sejenak. "Ehm boleh deh kak," jawab nya sambil mengangguk kan kepala.

"Yes, akhirnya gue bisa pdkt sama si El," batin Evan.

"Yaudah yok naik!" Ajak Evan sambil menunjuk jok motor belakang nya dengan gelengan kepala.

Fida langsung memakai tas nya dan berjalan menghampiri Evan.

Evan memberikan helm yang ia bawa kepada Fida. "Mau gue pakein atau pake sendiri?" Tanya Evan.

Fida mengambil helm tersebut dari tangan Evan. "Sendiri aja kak, gue udah terlalu lama jomblo, jadi nggak biasa di romantisin," ucap Fida di iringi dengan tawa di akhir nya.

Evan hanya menanggapi nya dengan senyuman singkat, lalu meminta Fida untuk segera naik ke atas motor nya. Fida hanya mengangguk kan kepala nya saja.

Setelah Fida naik ke atas motor, Evan langsung melajukan motor nya tersebut.

"Karena terlalu lama jomblo, kenapa nggak coba buat mulai hubungan baru lagi?" Tanya Evan memecah keheningan di antara kedua nya.

Fida memajukan duduk nya, karena mereka sedang di atas motor dan sama-sama menggunakan helm, membuat suara kedua nya tidak begitu terdengar jelas.

"Gue gamon kak, udah 4 tahun. Dan sampai sekarang gue masih komunikasi sama dia, tanpa ada hubungan yang jelas," jelas Fida. Mendengar penjelasan Fida, Evan mulai ragu untuk mendekati gadis itu.

"Kenapa nggak balikan aja kalau gitu?" Tanya Evan penasaran.

"Kalau untuk balik sama dia lagi, gue nggak mau kak. Tapi kalau nyari yang lain, gue juga nggak bisa kak, jadi gue stuck di dia," jelas Fida dengan posisi duduk yang sangat dekat dengan Evan.

"Lo persis banget kaya Keenan, El. Keenan juga gitu, dia nggak bisa lepasin Anin, tapi dia juga mau sama yang lain," ucap Evan seakan lupa kalau Fida adalah sahabat Aza. Fida sontak membelalak kan kedua mata nya, mendengar ucapan Evan.

"Lo serius kak? Jadi bener kalau kak Ken masih ada hubungan sama kak Anin?" Tanya Fida. Evan yang menyadari kebodohannya pun hanya bisa pasrah dengan mengatakan semua nya kepada Fida.

"Iya Fid, Keenan memang udah putus dari Anin, tapi mereka masih tetap kaya orang pacaran." Jelas Evan lagi yang membuat Fida semakin kesal mendengar nya.

"Berani-beraninya lo mainin sahabat gue kak Ken, awas aja lo ntar!" Fida melampiaskan kekesalannya dengan memukul punggung Evan.

"Aww sakit El," ringis Evan saat merasakan punggung nya di pukuli oleh Fida.

Mendengar jeritan Evan, Fida tersadar. "Sorry kak, soalnya gue kesel banget sama temen lo itu," ucap Fida sambil memajukan bibir nya.

"Imut banget lo kaya gitu El," batin Evan sambil tersenyum melihat wajah kesal Fida, dari spion motor nya.

"Gue juga kesel El ngelihat dia, bahkan gue juga pernah berantem sama Keenan karena dia berani nyakitin Aza," ucap Evan. Fida sedikit terkejut mendengar ucapan Evan. Segitu perduli nya lelaki ini dengan sahabat nya, batin nya.

"Gue mau bilang ke Aza, kak," ucap Fida. Evan hanya mengangguk kan kepala nya. Karena jika ia jadi Fida, ia juga akan melakukan hal yang sama.



KEENAN  |  Reliable PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang