Jenguk Aza

168 16 3
                                    

Fida merasa aneh karena belum melihat Aza kembali ke kelas, padahal ini jam terakhir hari ini. Pasal nya guru pun tidak bertanya dimana keberadaan gadis itu, seolah sudah mengetahui nya.

Setelah bel pulang berbunyi, Fida langsung buru-buru menghubungi Aza.

"Woi Za, Lo kemana?" Tanya Fida ketika sambungan telepon tersebut telah di angkat oleh Aza.

"Sorry Fid, gue tadi pingsan di toilet," belum selesai Aza berbicara, Fida sudah memotong nya.

"Jadi lo sekarang dimana? UKS?" Sela Fida.

"Gue di rumah, Fid." Jawab Aza singkat.

"Terus keadaan lo gimana, Za?"

"Gue baru putus sama kak Ken," ungkap Aza dengan nada bicara yang terdengar sangat menyedihkan. Meskipun bukan itu yang di maksud oleh Fida.

"Haa serius lo, Za?" Fida terkejut mendengar ucapan Aza.

"Iya Fid,"

"Lo yang minta putus, atau dia yang mutusin?"

"Dia,"

"Terus lo gimana?" Fida sudah pasti tau bagaimana perasaan Aza saat ini.

"I'm okey,"

"Nggak mungkin sih lo baik-baik aja. Ntar Za, gue otw ke rumah lo. Lo bebas mau nangis depan gue, pasti gue dengerin Za. Gue otw sekarang," ujar Fida yang langsung mematikan sambungan telepon tersebut.

Fida memasukkan buku-buku nya ke dalam tas, lalu membawa tas Aza sekaligus.

"El, gue baru aja mau bawain tas Aza pulang," ucap Liam yang baru saja ingin masuk ke dalam kelas Aza, dan bertemu dengan Fida.

"Kok lo tau, kak?" Fida mengerutkan keningnya sambil menatap ke arah liam.

"Gue yang bawa Aza pulang, El," jelas Liam.

Fida mengangguk kan kepala nya mendengar jawaban Liam.

"Lo mau ke rumah Aza?" Tanya Liam.

"Iya Kak," jawab Fida.

"Gue titip ini ya El, buat Aza. Bilangin juga cepet sembuh, dan jangan banyak pikiran. Gue nggak bisa jenguk sekarang, soalnya gue masih ada kerjaan," ucap Liam sambil memberikan buah dengan beberapa vitamin yang ia bawa tadi.

"Oke kak, ntar gue sampein ke Aza,"

"Yauda El, gue duluan!" Pamit Liam yang langsung pergi meninggalkan Fida.

***

"Hai El, mau pulang bareng nggak?" Tawar Evan yang melihat Fida sedang menunggu seseorang di gerbang sekolah.

"Gue mau ke rumah Aza Kak,"

"Aza kenapa? Masih sakit? Bukan nya tadi dia udah ke sekolah?" Evan menghujani Fida dengan beberapa pertanyaan.

"Iya kak, tadi dia pingsan di toilet sekolah. Makanya sekarang gue mau kesana,"

"Yauda yuk, gue ikut kesana juga, mau jengukin Aza," ucap Evan.

"Ayo naik, El!" Ajak Evan sambil menepuk jok motor belakang nya.

Fida tidak menjawab, dan langsung bergegas naik ke atas motor Evan.

"Sini tas nya, biar gue bawain!" Pinta Evan sambil meminta tas Fida.

"Nih kak," Fida langsung memberikan tas tersebut kepada Evan.

Setelah Fida naik, Evan langsung melajukan motor nya menuju rumah Aza.

****

"Za, ada titipan nih dari kak Liam," ucap Fida yang saat ini sudah berada di kamar Aza bersama dengan Evan.

Fida meletakkan buah dan vitamin yang di berikan oleh Liam tadi ke atas nakas samping tempat tidur Aza.

"Hm," Aza hanya berdehem sambil melirik sekilas titipan Liam.

"Kok bisa kak Ken mutusin lo, Za?" Tanya Fida tiba-tiba yang membuat Evan terkejut mendengar nya.

"Haa Keenan mutusin Aza?" Bukan nya Aza yang menjawab, tapi Evan malah ikut bertanya.

"Iya kak, udah lo diem dulu kak, gue mau dengerin penjelasan Aza," Evan sontak terdiam ketika dibentak oleh Fida.

"Dia bilang mau fokus belajar karena udah kelas 12," Ungkap Aza.

Evan tertawa mendengar nya. "Dia nggak belajar juga udah pinter, Za. Bahkan Liam aja nggak bisa ngalahin dia," jelas Evan.

"Gue tau sih, Keenan memang ambis banget kalau soal nilai. Tapi ini juga masih semester awal," sambung Evan lagi.

"Gue udah pernah minta dia buat mutusin lo Za, karena dia cuma main-main doang sama lo. Keenan butuh lo untuk buat Anin cemburu, dan balik lagi ke dia," penjelasan Evan membuat dada Aza semakin sesak.

"Gue tau lo nggak bakal percaya gitu aja sama omongan gue Za, karena lo udah terlalu sayang sama Ken. Tapi gue udah anggap lo kaya adek gue sendiri, makanya gue nggak mau lo jadi salah satu korban nya Keenan,"

Fida menatap tajam ke arah Evan, menyuruh lelaki itu untuk tidak melanjutkan ucapan nya.

"Nggak papa Fid, biar gue tau gimana asli nya kak Ken," ucap Aza yang melihat tatapan intimidasi Fida pada Evan.

"Tapi nggak sekarang Za, kondisi lo lagi nggak baik, takut nya lo malah makin down," jelas Fida.

"Gue baik-baik aja Fid," Aza tersenyum sekilas ke arah Fida.  Senyuman yang membuat hati Fida sangat sakit ketika melihat nya.

"Lebih baik lo pulang aja kak, gue nginap di rumah Aza. Thanks udah nganterin gue. Besok kalau Aza udah baikan, lo jelasin semua nya ke dia kak," pinta Fida. Evan hanya mengangguk.

"Za, gue pulang dulu ya! Lo cepet sembuh, dan jangan terlalu lo pikirin soal dia," ucap Evan menasehati.

Aza menganggukkan kepala nya. "Thanks kak udah jengukin gue,"

Evan mengangguk sambil tersenyum. "Ya udah gue duluan ya!" Pamit Evan yang langsung beranjak pergi meninggalkan kamar Aza, diikuti dengan Fida di belakang nya yang ikut turun untuk mengantarkan Evan sampai depan gerbang.

"Hati-hati kak!" Ucap Fida. Evan tersenyum lalu menutup kaca helm nya. Evan langsung melajukan motornya untuk kembali ke rumah nya.

***

Ponsel Aza berdering, yang membuat nya tersadar dari lamunan nya. Di lirik nya sekilas ke arah layar ponsel nya yang sedang menyala. Terlihat jelas nama Liam tertera disana.

Aza sama sekali tidak berniat untuk mengangkat telepon tersebut, namun ia teringat tadi pagi Liam sudah berbaik hati untuk mengantar nya ke rumah.

Dengan berat hati Aza menerima panggilan tersebut.

"Hai Za, gue di depan rumah lo sekarang," ucap seseorang dari sebrang sana.

"Ngapain lo di depan rumah gue kak?" Tanya Aza malas.

"Gue tau lo baru putus dari Keenan, gue mau ngehibur lo aja Za," Mendengar ucapan Liam, Aza langsung menoleh ke arah Fida. Siapa lagi yang tau dia putus dengan Keenan, jika bukan Fida.

"Nggak perlu kak, gue baik-baik aja,"

"Jadi lo nggak mau ketemu gue? Yauda gue titipin aja makanan nya ya,"

"Nggak perlu, Kak. Yauda kak, gue mau istirahat," ucap Aza yang langsung mematikan sambungan telepon tersebut.

"Lo yang bilang ke kak Liam, kalo gue putus sama kak Ken, Fid?" Tanya Aza yang baru saja selesai menelepon Liam.

Fida menggeleng. "Nggak, ngapain gue ngasih tau kak Liam,"

"Tapi–" belum selesai Aza berbicara, pintu kamar nya ada yang mengetuk dari luar.

"Non Aza, ini ada makanan dari cowo yang ngantar non Aza tadi pagi," ucap bi Ina sambil membuka pintu kamar tersebut, lalu memberikan sosis bakar yang ia bawa kepada Aza.

"Hm iya makasih bi," ucap Aza sambil mengambil sosis tersebut.

"Yaudah bibi pamit ke bawah dulu ya!" Aza hanya mengangguk.

KEENAN  |  Reliable PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang