Bantu move on

79 11 0
                                    

Sudah satu Minggu berlalu, setelah Aza putus dari Keenan, hidup nya semakin tidak baik-baik saja. Aza jadi lebih sering melamun, dan dia juga sering menangis sendiri di kamar nya.

"Woi Za, lo di panggilin sama Bu Tuti dari tadi," panggil Fida sambil menyenggol lengan Aza yang duduk di sebelah nya.

Aza tersadar dari lamunan nya, dan langsung melihat ke depan. "Maaf, gue nggak denger," ucap Aza pada Fida.

"Kamu kenapa Azalea, kamu sakit?" Tanya Bu Tuti yang melihat Aza sedari tadi tidak fokus mendengarkan nya.

Aza yang mendapat pertanyaan seperti itu pun, langsung mengiyakan nya saja, karena bingung mau menjawab apa lagi.

"Iya Bu, saya kurang enak badan," jawab Aza. Fida menatap bingung ke arah Sahabat nya itu. Pasal nya ia sangat tau sekali, kalau Aza tidak fokus karena masih memikirkan Keenan.

"Ya sudah, kamu istirahat saja di UKS," ujar Bu Tuti.

"Terimakasih Bu. Saya izin ke UKS dulu," jawab Aza yang langsung bangun dari duduk nya.

"Bisa kesana sendiri, atau mau di antar?" Tawar Bu Tuti lagi.

"Sendiri saja Bu," jawab Aza yang hanya di angguki kepala oleh Bu Tuti.

Setelah keluar dari kelas, bukan nya ke UKS, Aza malah pergi ke kantin sekolah. Entah sejak kapan, Aza si murid teladan menjadi anak nakal seperti ini.

"Neng Aza belum istirahat kenapa udah ke kantin?" Tanya mang Arip yang melihat Aza baru saja duduk di salah satu kursi di kantin nya.

"Nggak papa mang, lagi pusing aja di kelas," jawab Aza sambil tersenyum singkat kepada mang Arip.

"Pesen kaya biasa ya mang," ucap Aza lagi, lalu menjatuhkan kepala di atas meja kantin tersebut.

"Siap neng, langsung mamang buatin," ucap mang Arip yang langsung membuatkan pesanan Aza.

"Hai Za, apa kabar?" Aza di kejutkan dengan sebuah suara yang amat sangat di kenali nya.

Aza mengangkat kepala dengan malas. "Baik kak," jawab Aza singkat.

"Gue boleh duduk disini?" Pinta Keenan sambil menunjuk kursi di depan Aza. Aza hanya berdehem.

"Kenapa semenjak putus dari gue, lo makin ga bersemangat gini Za?" Tanya Keenan yang membuat darah Aza mendidih.

"Gue lagi belajar buat move on dari lo kak, lebih baik lo jauh-jauh dari gue," ucap Aza masih dengan nada datar.

"Mantan nggak harus jadi musuh kan Za?" Ucap Keenan masih dengan santai nya.

"Nggak harus jadi musuh sih, tapi gue juga nggak mau temenan sama  mantan kak," ketus Aza.

"Jangan move on lah, Za!" Ucapan Keenan kali ini benar-benar membuat kesabaran Aza habis.

"Nggak ngerti lagi gue sama lo kak. Kalau nggak move, terus gue mau ngapain? Ngarepin orang yang dihatinya masih ada orang lain?" Ucap Aza dengan nafas memburu.

"Nggak ada siapa-siapa di hati gue Za. Kan udah gue bilang, gue mau fokus belajar karena udah kelas 12,"

"Terserah lo kak, gue nggak perduli!" Ucap Aza yang langsung memilih untuk berpindah tempat.

"Za," panggil Keenan, tapi sama sekali tidak di perduli kan oleh gadis itu. Entah kenapa Keenan sangat menyukai Aza yang sangat jutek dan cuek seperti ini.

***

"Memang bener-bener Lo ya Za. Gue cariin ke UKS, nggak ada. Gue makin panik waktu penjaga UKS bilang, Lo nggak ada datang kesana tadi. Gue pikir lo pingsan lagi waktu jalan ke UKS, ternyata malah enak-enakan makan di kantin," omel Fida yang langsung duduk di depan Aza yang sedang memakan makanan nya.

"Fid, gue nggak ngerti lagi sama kak Ken. Mau dia apa coba? Dia yang mutusin gue, tapi dia juga yang nggak ngebolehin gue buat move. Terus gue harus gimana? Udah lah gue gampang banget luluh kalo sama dia," Bukan nya menjawab perkataan Fida, Aza malah ikutan melampiaskan kekesalan kepada Fida.

"Memang ini anak, malah ngomongin si Keenan. Yaudah, biarin aja dulu, biar dia yang ngejar Lo. Lo jangan gampang luluh, ntar Lo malah di jadiin mainan sama dia," ucap Fida menasehati. Walaupun sebenarnya ia masih kesal dengan sahabat nya itu.

Aza hanya mengangguk, lalu melanjutkan makan nya.

"Hai Za," Aza yang masih fokus dengan makanan nya pun langsung melihat ke arah asal suara.

"Hmm iya kak," jawab Aza malas.

"Hai El," lelaki itu bergantian menyapa Fida.

"Hai kak Liam," jawab Fida sambil tersenyum ke arah Liam.

"Za, ntar sore gue tanding basket, Lo datang ya Za, kasih semangat buat gue," pinta Liam.

"Maaf, gue nggak bisa kak," jawab Aza singkat.

Mendapat penolakan langsung dari Aza, tidak membuat Liam menyerah.

"Kenapa Za? Lo masih belum bisa move on dari Keenan?" Tanya Liam.

"Baru juga seminggu kak, gimana gue bisa move on," Aza memutar bola mata malas.

"Gue bisa berubah jadi dia kalo lo mau," ucapan Liam benar-benar membuat Aza dan Fida terkejut.

"Masalah nya, dia yang gue mau kak, bukan yang lain," jelas Aza.

"Za, gue bakal bantuin lo buat move dari Keenan, tapi lo juga harus janji, bakalan buka hati buat gue," ucap Liam dengan serius.

Aza menatap dalam mata Liam. Sama sekali tidak terlihat bahwa lelaki itu sedang bercanda, yang ada hanya keseriusan disana.

Aza menarik nafas dalam. "Thanks kak, Lo udah mau bantuin gue. Tapi ...  untuk buka hati buat lo, ntar gue pikirin lagi,"

"Nggak papa Za, pelan-pelan aja. Ntar sore gue jemput ke rumah lo ya," ucap Liam.

"Gue nggak mau kak," tolak Aza lagi.

"Ini salah satu cara supaya Lo bisa cepet move on dari Keenan, Za,"

"Yauda deh, gue mau kak," pasrah Aza yang hanya bisa mengiyakan permintaan Liam.

Liam tersenyum senang mendengar jawaban Aza. "Yaudah, kalau gitu gue ke kelas dulu ya," pamit Liam yang hanya di angguki kepala oleh Aza.

"Nggak cuma ganteng, baik juga ternyata kak Liam. Nggak kaya kak Ken, buaya," ucap Fida yang langsung mendapat  tatapan tajam dari Aza.

"Ehh makanan gue kok belum dateng ya, tumben banget mang Arip lama bikinin pesanan gue," ucap Fida mengalihkan pembicaraan, karena takut di tatap seperti itu oleh Aza.

"Lo aja belum ada pesen," ucap Aza.

"Oh iya gue lupa, gue pesen dulu deh," ucap Fida yang langsung melarikan diri dari hadapan Aza.

"Apa gue harus buka hati buat kak Liam ya? Tapi gue takut gak bisa, dan akhirnya malah ngecewain kak Liam," batin Aza yang terus memikirkan kata-kata Liam tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEENAN  |  Reliable PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang