Kado ulang tahun

119 18 0
                                    

Pagi ini, Keenan yang baru saja tiba di sekolah langsung berlari menuju kelas Aza.

Terlihat Aza sedang duduk sendiri dengan pandangan kosong.

"Za," panggil Keenan sambil berjalan perlahan menghampiri Aza. Di tarik nya satu kursi dan duduk di samping gadis itu.

Aza melihat sekilas ke arah Keenan, lalu kembali membuang wajah nya ke arah lain.

Keenan memegang kedua tangan Aza yang berada di atas meja. "Za, maafin aku. Aku sama sekali nggak ada maksud buat nggak nemuin kamu Za,"

"Aku juga nggak tau, tiba-tiba aja pihak sekolah nge-hubungin aku, dan minta aku untuk jemput anak-anak yang ikut olimpiade. Kamu kan tau sendiri kalau aku ketos, Za," lanjut Keenan lagi.

"Terus, kakak harus bareng kak Anin? Dan nganterin dia sampai rumah?" Aza berbicara sambil menatap ke arah Keenan.

"Tinggal dia yang belum di jemput Za, kan nggak mungkin aku tinggalin gitu aja. Kasian Za, Kalau dia harus nunggu disitu sampai malam,"

Pernyataan Keenan membuat dada Aza menjadi sesak. Aza menarik sudut bibir nya, sambil menatap ke arah lain.

"Kasian dia, terus apa bedanya sama gue kak? Gue juga nungguin lo sampai malam kak," ucap Aza dalam hati.

"Hm iya kak," jawab Aza singkat. Ia sudah menahan sesak di dada nya.

"Kamu nggak marah kan?"

Aza tersenyum sambil menggeleng kan kepala nya. "Nggak kak,"

"Makasih sayang," ucap Ken sambil mencium tangan Aza yang sedari tadi ia pegang. Aza hanya mengangguk kan kepala nya.

"Semudah itu minta maaf sama anak kecil. Cukup bilang sayang, udah luluh lagi," batin Keenan.

"Muka kak Ken kenapa?" Tanya Aza yang baru sadar ketika melihat lebam di wajah Keenan.

"Nggak papa sayang, ini pelajaran buat aku karena udah buat kamu nangis," jawaban Keenan membuat kening Aza berkerut.

"Siapa yang mukul kak Ken? Bang Ansel?"

Keenan menggeleng. "Liam, Za. Dia marah banget sama aku kemarin, tapi nggak papa kok sayang, aku baik-baik aja," ucap Keenan sambil tersenyum ke arah Aza.

"Kak Liam apa-apaan sih, kenapa seenaknya aja mukul kak Ken?" Wajah Aza langsung berubah kesal.

"Udah nggak papa sayang, kan aku nya juga nggak papa,"

"Nggak papa gimana kak, jelas-jelas ini lebam," Aza menyentuh pipi Keenan dengan lembut.

Keenan memegang tangan Aza yang menyentuh pipi nya. "Aza, i'm okey. Masih lebih sakit kamu karena aku kemarin nggak datang,"

"No, kak Ken. Aza nggak papa kok,"

"Aku minta maaf ya, Sayang." Aza mengangguk kan kepala nya, sambil tersenyum ke arah Keenan.

****

Setelah kejadian hari itu, Keenan semakin jarang menemui Aza dan juga sudah tidak sesering dulu berkirim pesan dengan gadis itu.

"Kenapa gue udah jarang lihat lo bareng kak Ken, Za?" Tanya Fida pada Aza.

"Gue juga nggak tau Fid, katanya dia sibuk," jawab Aza seadanya.

Sejujurnya ia juga sangat merindukan Keenan yang selalu menemui nya, Keenan yang setiap saat mengirim pesan kepada nya, dan Keenan yang senantiasa memberitahu apa saja kegiatan yang ia lakukan setiap hari nya.

"Happy birthday, Za" Aza dikejutkan dengan kemunculan Evan dan Zaky dari belakang dengan membawa kue dan lilin di atas nya.

"Lo pada tau ulang tahun gue?" Tanya Aza yang sedikit terkejut.

KEENAN  |  Reliable PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang