Senyum lo cantik, Za

156 18 1
                                    

Pagi ini Aza sudah berada di dalam kelas dari pukul 07 kurang. Seperti biasa, Aza sibuk membaca novel dengan permen tangkai yang selalu berada di dalam mulut nya.

"Za, gue mau ngomong penting sama lo," ucap Fida yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kelas dan mengejutkan Aza.

"Kebiasaan lo Fid, hampir jantungan gue," kesal Aza sambil menatap sahabat nya itu. Aza menutup novel yang sedang di baca nya.

"Mau ngomong apa?" Tanya Aza pada Fida yang saat ini malah tersenyum canggung melihat nya.

Fida menarik satu kursi dan duduk di dekat Aza. "Kemarin gue pulang bareng kak Evan," ucap Fida.

"Udah ada kemajuan dong berarti," ucap Aza yang membuat Fida mengerutkan kening nya.

"Haa kemajuan apaan?" Tanya Fida yang sedikit bingung.

"Kak Evan kan mau pdkt-an sama Lo," perkataan Aza sontak membuat Fida terkejut.

"Lo serius Za?" Tanya nya meyakinkan.

Aza mengangguk. "Iya, dia sendiri yang bilang ke gue," ucap Aza santai.

"Kenapa jadi bahas gue, kan gue mau bahas kak Ken tadi," ucap Fida tersadar.

"Kak Ken kenapa?" Tanya Aza yang terlihat sangat antusias mendengarkan sekarang.

"Kak Evan bilang, kak Ken itu gamon dari mantan nya. Walaupun mereka udah putus, tapi mereka masih kaya orang pacaran, Za," jelas Fida. Aza hanya diam mendengarkan.

"Lebih baik lo putusin aja Za, daripada lo terlalu sakit nanti nya," ucapan Fida membuat Aza menatap tajam ke arah sahabat nya itu.

"Gue juga selalu mikir gitu, Fid. Tapi kak Ken selalu ngeyakinin gue, kalo dia bener-bener udah move on dari kak Anin. Gue nggak mau putus dari dia, apalagi cuma karena sesuatu yang gue belum tau kebenaran nya langsung dari kak Ken," tukas Aza.

"Gue cuma mau ngingetin lo doang, Za. Karena gue sahabat lo, gue nggak mau lo ngerasain sakit kaya yang gue rasain,"ucap Fida sambil menundukkan kepala nya.

"Gue paham Fid, makasih banget lo udah selalu ada di samping gue. Tapi untuk putus dari kak Ken, sorry gue nggak bisa," Fida hanya bisa pasrah mendengar ucapan Aza.

****

Saat ini Keenan tengah berada di dalam ruang OSIS. Tidak ada siapa pun disana selain dia.

Keenan mengambil ponsel dari dalam saku nya, lalu mencari nama seseorang untuk di hubungi nya.

"Sayang, kamu dimana?" Tanya Keenan ketika panggilan tersebut telah dijawab.

"Gue lagi sibuk Nan, mau ngapain?" Jawab seseorang dari sebrang sana.

"Anin ... aku kangen kamu, Sayang. Kamu kapan balik?" Terlihat jelas kesedihan di wajah lelaki itu.

"Besok final, kemungkinan minggu depan gue udah balik,"

"Ini udah hampir 2 bulan, kamu nggak kangen sama ku?"

"Udah lah Nan, bisa nggak jangan ganggu gue dulu, gue mau fokus buat final besok!"

Keenan terkejut karena Anin langsung mematikan sambungan telepon nya. Keenan menarik rambut nya dengan frustasi.

"Gue masih kangen sama lo Nin, kenapa lo tega matiin telepon gue," teriak Keenan sambil menendang kursi yang ada di dekat nya.

***

"Kak Ken mana, kak?" Tanya Aza pada Evan dan Zaky, karena tidak melihat Keenan di antara mereka.

Azalea dan Elfida yang baru saja datang, langsung duduk di depan kedua lelaki itu.

"Gue lihat tadi dia di ruang OSIS Za," jawab Zaky sambil meminum minuman yang berada di hadapan nya.

"Oke kak, thanks. Gue mau kesana dulu, nyusulin kak Ken," ucap Aza yang langsung pergi ke ruang OSIS.

Ketiga nya menatap kasihan terhadap Aza. Bukan nya mereka tidak mengingat kan, tapi Aza sudah terlanjur sayang pada Ken, yang membuat nya tidak percaya dengan ucapan orang lain.

Sesampainya di depan ruang OSIS, Aza mengetuk pintu tersebut. Karena tidak mendapat jawaban dari dalam, Aza memutuskan untuk langsung masuk ke dalam.

Saat baru masuk, Aza mencium aroma asap rokok yang sangat menyengat dari dalam.

"Kak Ken," panggil Aza saat melihat Keenan yang terlihat sangat berantakan. Wajah nya sangat lesu, dengan sebatang rokok yang menyala di sela-sela jari tengah dan telunjuk tangan kanan nya.

Keenan terkejut melihat kedatangan Aza.

"Aza," Hanya satu kata yang keluar dari mulut Ken, sambil menatap dalam ke arah Aza.

Aza mencoba mendekati Keenan, lalu duduk di samping lelaki itu. Aza memegang tangan kiri Keenan dan menatap dalam ke arah lelaki itu.

"Kak Ken lagi ada masalah ya? Sini cerita sama Aza Kak!" Aza teringat kata-kata Ken yang pernah mengatakan, kalau dia akan kembali merokok ketika sedang ada masalah.

Keenan mengangguk sambil tersenyum ke arah Aza. "Iya Za,"

"Gue harus jawab apa Za? Kan nggak mungkin gue bilang gue ada masalah sama Anin," batin Keenan yang masih memikirkan alasan yang akan di berikan kepada Aza.

"Kak Ken nggak mau cerita ke Aza, siapa tau Aza bisa bantu. Kalau pun Aza nggak bisa bantu, setidaknya bisa mengurangi beban pikiran kak Ken dengan berbagi cerita," jelas Aza.

Keenan membuang rokok nya ke bawah, lalu menginjak puntung rokok tersebut.

"Kalah main basket Za," ucap Keenan sambil memegang tangan Aza menggunakan tangan kanan nya.

"Kalah menang dalam permainan itu biasa, Sayang. Jangan terlalu maksain diri buat menang. Ingat! kaki kak ken pernah patah karena main basket," 

Keenan masih terdiam dengan raut wajah yang sulit di artikan. "Kenapa gue deg-degan waktu Aza manggil sayang. Ini pertama kali nya dia manggil gue sayang, setelah hampir 2 bulan pacaran," ucap Keenan dalam hati. Ia juga tidak mengerti dengan perasaan nya sendiri.

"Ya udah kak, ntar habis ngerokok, banyakin minum susu aja," ucap Aza lagi karena melihat Keenan hanya diam saja.

Keenan kembali fokus ke Aza. "Susu kamu ya ... emm maksud aku beliin,"  ucapan Keenan yang membuat Aza hampir salah paham.

"Kak Ken, Aza hampir salah paham tau. Iya kak, nanti Aza beliin,"

"Muka kamu merah sayang, kamu lagi salting," goda Ken yang membuat Aza semakin malu.

"Ihh kak Ken, suka banget godain Aza," Aza menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.

"Jangan di tutup sayang, aku jadi nggak bisa lihat senyum kamu," ucap keenan sambil menyingkirkan tangan Aza dari wajah gadis itu.

"Aza, coba senyum sayang!" Pinta Ken sambil masih memegangi kedua tangan Aza.

Tanpa sadar, Aza menarik bibir nya ke atas membentuk senyuman. Melihat senyuman Aza, Keenan pun ikut tersenyum.

"Senyum lo cantik, Za. Mirip banget sama Anin," ucap Keenan dalam hati, sambil membayangkan Anin lah yang ada di hadapannya saat ini.

KEENAN  |  Reliable PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang