Yeonjun..
Pemuda sederhana yang hidupnya penuh dengan lika - liku. Kesedihan dan cobaan yang di hadapinya, membuatnya terus belajar menerima segala keadaan serta cobaan yang menghadang.
Tanpa lelah Yeonjun terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yeonjun POV
Aku sudah menghadiri acara pernikahan Soobin. Suasana pernikahan berlangsung dengan sangat meriah dan megah. Banyak sekali artis - artis sekaligus model - model terkenal yang datang ke pesta pernikahan Soobin.
Wartawan serta awak media lainnya, terus memenuhi tempat pernikahan serta mengambil setiap moment kemesraan dari pasangan pengantin baru Soobin dan Yuna.
Saat pesta pernikahan berlangsung, aku hanya diam sambil melihat dari kejauhan. Hatiku terlalu sakit untuk ikut merasakan kebahagiaan Soobin dan Yuna. Karena aku memang belum siap menerima fakta bahwa Soobin kini telah sah menjadi suami Yuna.
Apa yang bisa aku lakukan?
Berteriak bahwa aku sedang mengandung anak Soobin dan mengatakan bahwa Soobin adalah milikku?
Tidak.. Tidak..
Itu adalah tindakan yang sangat bodoh. Aku tidak ingin mempermalukan Soobin dan merusak hari bahagianya bersama Yuna. Aku tahu aku bisa saja melakukan hal - hal bodoh seperti itu. Tetapi sekali lagi, kebahagiaan Soobin adalah hal yang paling utama dan aku tidak akan pernah merusak kebahagiaan yang sudah Soobin raih saat ini.
Saat pesta pernikahan sedang berlangsung, aku mulai merasakan kram di perutku.
Kenapa sayang? Apa kamu melihat Ayahmu di sana. Jangan sedih yaa, Ayahmu sudah bahagia bersama wanita pilihannya. Kita harus mendukung kebahagiaan Ayahmu, kita tidak boleh merusaknya.
Aku berusaha menenangkan buah hatiku yang sepertinya tahu dengan kegelisahan yang aku rasakan saat ini.
" Yeonjun ada apa? apakah perutmu sakit? kita ke Rumah Sakit yaa.. "
Aku menoleh, di sebelahku ada Beomgyu yang menatapku dengan wajah khawatirnya. Aku tersenyum, kemudian menggeleng pelan sebagai balasan bahwa aku baik - baik saja. Aku masih bisa menahan rasa sakitnya.
" Ya sudah, tetapi kalau kamu ga kuat, jangan di paksa. Kita bisa meninggalkan acara ini dan pulang ke rumah. "
" Tidak apa - apa Beomiee.. aku kuat.. "
Yaa.. aku harus kuat demi diriku sendiri dan demi calon anakku. Karena aku tahu, saat ini semuanya tidak lagi sama dan aku harus segera mempersiapkan diriku untuk pergi.
Memang lebih baik aku pergi, jika aku tetap bertahan maka aku akan terus bertemu Soobin. Jika aku tidak pergi, maka aku akan terus berada di dalam lingkaran hidup Soobin. Lingkaran yang akan semakin membuatku kesulitan untuk hidup tanpanya.
Jujur saja..
Aku pergi bukan untuk melupakan Soobin. Aku akan tetap mencintainya, seorang pria yang sudah berhasil mencuri hatiku sejak pertama kali aku melihatnya.
