5.3 Rasa Apel

9 0 0
                                    

"Lepasin! Sakit, bego!" Gue berusaha menarik tangan gue yang dicekal dan diseret oleh buntut Om John ini. Mana ada gue didengerin. Yang ada dia semakin menyeret gue hingga sampai di ruang klub musiknya dia.

"Ngapain, sih, lo? Malu-maluin aja, anjir!" Gue ngereog. Sebel banget sampai ubun-ubun.

"Sama siapa? Enggak ada orang di sini. Ngapain malu?"

Gue menoleh dan melihat ke sekeliling ruangan. Emang enggak ada orang. "Tapi, tadi di lorong, banyak!" Mata gue kayaknya udah penuh api.

Haechan tersenyum miring dan bersendekap. "Segitunya lo enggak mau ketemu sama gue?"

Gue menatap dia tajam. Dah tahu gitu! Rasanya pengin gue jambak. Tapi gue diem-diem aja. Malas ngomong.

"Gue ada undangan ke acara ulang tahunnya Seungmin. Lo mau ikut gak?"

Enggak ada ucapan minta maaf atau ngajak damai, loh, ini. Langsung tanya gue seenaknya? Dahlah, berharap apa emang sama Haechan?

"Kapan?" tanya gue sewot.

"Lusa. Mau?"

"Jam berapa?"

"Tujuh tiga puluh. Malem tapi. Mau, ya?"

"Tanya Ayah Ummi!" perintah gue datar.

"Mas Taeyong, Mas Yuta, bahkan Chenle sampai Sungchan pun bakalan gue mintai ijin buat bawa lo." Tangan kirinya digunakan alas buat menekan sisi tangan kanannya saat menyebut setiap nama di keluarga gue.

"Gue? Gak lo mintai ijin buat bawa gue sendiri?"

"Oke. Bahkan lo. Gue minta ijin buat bawa diri lo ini ke ulang tahun Seungmin." Kedua telapak tangan Haechan terbuka dan menunjuk ke arah gue.

Gue tertawa dan melewati lelaki itu lalu duduk di atas sofa yang ada di ruangan. "Effort?"

"Itu. Gue bawain khusus buat lo." Haechan menunjuk ke botol minuman rasa apel di atas meja.

"Tujuh ribu doang?"

"Enggak punya uang lebih gue. Cak John belum kasih gue uang."

"Yuk Dian?"

"Apalagi. Pelit dia, mah." Dia duduk di sebelah gue.

Gue tertawa sambil membuka tutup botol. Gue emang haus. Enggak usah protes karena gue kalau udah sama Haechan emang udah enggak ada malu.

"Lo tahu bahasa Koreanya apel?" Haechan menyandarkan kepalanya ke punggung sofa.

Gue yang lagi menegak minuman rasa apel itu melirik ke samping. "Emang apa?"

"Cari pake hape lu, kek."

Gue mendecak. Botolnya enggak gue tutup dan langsung disahut sama Haechan. Gak heran. Gak heran. Yang ngasih siapa yang minum siapa. Jadi, gue biarin aja. Gue sibuk dengan hape gue dan mencari di Toogel terjemah. Bahasa Korenanya apel, "Sagwa?" Dahi gue mengernyit. "Terus kenapa?"

"Terus bahasa Koreanya itu lo salin dan cari bahasa Indonesianya." Haechan masih memegang botol minuman rasa apel itu sambil lendhetan santai.

"Ribet amat."

"Udah. Cepetan cari."

Gue pun melakukan apa yang disuruh oleh lelaki sebelah gue itu. Gue tersenyum lebar saat melihat hasil terjemahannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bestie Ever || HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang