Bab 9. Pacar

316 58 4
                                    

HAHAHA!

MAKAN TUH!

Anggun dan Nancy menatap penuh amarah akan kemesraanku dengan Kak Langit. Sekarang aku sedang 'mengunjungi' stand kelasnya Anggun dan Nancy. Mereka mendirikan stand ice cream yang cukup bagus.

"Satu cup besar ice cream coklat dengan toping hazelnut dan satu cup normal ice cream vanila siap disantap. Silahkan!" ucap anggota kelasnya Anggun yang bertugas melayani.

Aku duduk bersama Kak Langit dan Ambar. Sedangkan di dekatku, ada Anggun dan Nancy yang siap mengawasi. Mereka pasti akan mencari-cari celah untuk menjatuhkan harga diriku.

"Makasih ya udah ditraktir, Kak." ucap Ambar tulus. Kak Langit sendiri hanya menjawabnya dengan anggukan kecil.

Kak Langit melakukan tugasnya dengan baik. Di dalam list 'Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Selama Menjadi Pacar Bohongan Lisha', aku memang menuliskan hal ini.

'Mentraktir kenalan Lisha di depan orang banyak. Terutama ANGGUN dan NANCY.'

"Ayo dimakan, Kak."

"Kamu duluan." jawab Kak Langit masih dengan wajah datarnya. Tangan pria itu sibuk menyingkirkan kacang hazelnut ke sisiku. Apa dia tidak suka kacang?

"Hahahaha ... Kasihan, dijadiin tempat sampah sama pacar sendiri."

Aaaaaa-nak setan! Ada saja yang dijadikan topik membully. Tapi tidak salah juga, sih. Di mataku juga, Kak Langit terlihat seperti menyingkirkan benda yang tidak dia sukai agar kumakan.

"Kak Langit tidak suka Hazelnut?"

Kak Langit mengangkat wajahnya. Sedari tadi dia sibuk melihat ke arah cup ice cream untuk memilah hazelnut.

"Suka, kok."

"Kenapa disingkirin?"

"Kamu 'kan suka sekali hazelnut. Buat kamu aja."

"Eh?"

"Ihhhhhhh! Boyfriend material banget!"

"Penampilannya bad boy, kelakuannya good boy!"

"Tahu banget kesukaan pacarnya!"

"Lisha kan itu? Mantannya Adit?"

"Hush! Jangan keras-keras!"

Huh! Kalian itu bicaranya sudah keras, dasar anak-anak tidak tahu adat!

"Ehem! Alamat jadi obat nyamuk deh aku!"

"Hahaha ... Apaan sih, Mbar."

Ahhh ... Aku malu. Bisa-bisanya Kak Langit membuatku baper seperti sekarang.

Senang sih, karena berhasil membuat Anggun dan Nancy kebakaran jenggot. Tapi ada yang aneh di sini.

Di dalam daftarku kemarin, aku lupa tidak menuliskan hal ini. Jadi, darimana dia tahu?

_ _ _ _ _

Aku menantang Anggun dan Nancy untuk mengolok-olokku statusku lagi. Senang sekali rasanya karena bisa membuat kedua bocah tengil itu patah semangat.

"Udah ya, Para Jomblo! Jangan gangguin aku sama pacarku lagi. Mending balik ke alam kalian sana!"

"Hah! Gitu aja sombong. Aku kasih tahu ke kamu ya, Lish. Cowok itu, baru keliatan aslinya kalo udah bahas masalah duit!"

"Ngomong apaan, sih?" ucapku kesal.

"Nggak usah pamer cowok yang sok romantis. Pacarmu itu keliatan banget modelan kayak apa."

Anak ini tidak bisa berhenti bicara atau bagaimana? Kenapa sekarang bahas masalah model-modelan. Emangnya hape? Ada tipe sama modelnya?

Terus juga, apa dia tidak malu membuat kehebohan di tengah-tengah kelasnya seperti ini?

Langit Lisha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang