Memangnya, Dera remaja esema? Ramuan balas dendam pada mantan dengan menggaet cowok baru sama saja dengan pamer mainan di depan teman. Kekanak-kanakan. Dera teguh menolak tawaran mama walau tetap berujung. "Mama mohon, datang aja deh. Lihat dia dulu. Paling nggak, nambah teman nggak masalah, kan?" Cara membujuk mamanya sunggus halus dan penuh harap.Dera bilang pikir-pikir dulu, hanya supaya obrolan mereka berakhir.
Paginya, padahal kantor menjadi tempat menenangkan kemelut setiap di rumah. Nyatanya, keluar kandang macan, masuk kandang buaya. Sama-sama mencekik Dera.
Belum lagi, saat ingin mendinginkan isi kepala di pantry, tubuh Nella justru yang menyambut pertama, keduanya sama-sama membeku, dengan Dera yang berdiri di ambang pintu dan Nella yang berdiri tidak jauh darinya. Menyadari kehadiran Dera, genggaman pada cangkir kopinya mengerat.
Kepalang ketahuan, tidak mau keliatan pecundang, Dera memutuskan masuk dan mencoba tidak peduli, dia hanya perlu mengambil yogurt dalam kulas dan segera beranjak.
"Pagi, Mbak."
"Hm." Hanya gumaman. Dera berjongkok di depan kulkas.
"Mbak cara yogurt? Kayaknya habis, Mbak."
Sial. Nella, benar. Kesukaan Dera habis. Dia terpaksa berdiri dan kembali menutup kulkas.
"Mbak mau gue bikinkan kopi?"
Dera akhirnya menoleh untuk memindai wajah cerah Nella. Dengkusannya lolos. Dia mulai heran dengan sikap Nela yang terlihat sangat tidak tahun malu tersebut.
"Lo nggak malu, La? Atau nggak tahu malu?" Dera terang-terangan melempar sindiran.
"Maksud, Mbak?"
Astaga. Dera sungguh tidak menyukai keluguan Nella tersebut. Dera bahkan cukup terkagum dengan tatapan tidak bersalah Nella, dia terlihat begitu bangga. Dera mendekat hingga mampu berhadapan dengan Nella. "Berhenti terlihat akrab dengan gue, La. Gue nggak cukup sabar menghadapi selingkuhan mantan."
Pegangan Nella pada cangkirnya mengerat.
"Cewek gatel," maki Dera sebelum melewati tubuh Nella begitu saja hingga ... Prang!
Tubuh Dera membeku begitu cangkir yang mulanya Nella pegang terjatuh, menyusul suara kesakitan Nella. Kedua bola mata Dera membola, dia hendak menunduk membantu sebelum suara lain medahuluinnya.
"Dera, apa yang kamu lakukan?"
Langkah Dera surut ke belakang dengan pandangan tercengang. Dia pindai cowok yang sudah berjongkok di depan Nella. "Biar aku," katanya lembut.
"Lo sakit jiwa? Gue bahkan nggak nyentuh dia sedikit pun!" Yang benar saja, cangkir tersebut jelas merosot tanpa campur tangan Dera.
Devan terlihat tidak peduli. "Aku tahu kamu membenci Nella, Ra, tapi nggak seharusnya kamu membuat dia tersiksa. Di sini kita harus profesional, kan?" Pandangan Devan naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuffing Season
RomanceEnam tahun berpacar, hubungan Dera dan Devan kandas beberapa jam sebelum kerja. Mana yang resmi menjadi mantan adalah rekan kantor. Tidak mau kalah dari mantan, Dera akhirnya menerima perjodohan yang mama tawarkan, tetapi ternyata semua tidak semuda...