10. Pria Potensial Idaman Mama

1K 110 4
                                    

Hai, selamat malam minggu 🥰

Hai, selamat malam minggu 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bagaimana kalau launching dessert di tanggal anniversary Enaque Cookies? Jadi, kita bisa lebih mengenalkan produk kita dengan lebih luas lewat anniversary?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana kalau launching dessert di tanggal anniversary Enaque Cookies? Jadi, kita bisa lebih mengenalkan produk kita dengan lebih luas lewat anniversary?"

Usulan Nana terdengar menarik. "Gue setuju, kita juga bisa menggunakannya untuk memasarkan produk lama," sambung Dera yang duduk di depan Nana, terhalang satu meja panjang. Meteka sedang berada di meeting room bersama yang lainnya, termasuk Ridam yang duduk di samping Dera.

"Manarik, artinya kita masih memiliki waktu untuk brainstroaming pemasaran kita nanti." Ridam menoleh pada Dera yang mengangguk.

"Mas, gimana kalau sekali-kali kita brainstroaming di tempat camping?" Kena, seketika itu, yang lain terdiam.

"Iya sih, kebiasaan brainstroaming di kantor jenuh juga," pancing Dera. Bukan tanpa alasan Kena bicara begitu, karena beberapa menit lalu, dia bersama Dera juga Nana habis mengecek postingan soal tempat camping menarik sekaligus bisa untuk meeting.

Salah satu alis Ridam menukik, lalu menoleh pada Dera. "Kamu tertarik?"

Dera sedikit bingung kenapa Ridam justru mencari konfirmasi hanya pada Dera? Apa hanya dia yang keliatan banget penginnya, ya? Tetapi dariada gagal, Dera mengangguk saja. "Banget."

Ridam manggut-manggut. "Oke, kali ini, bisa saya serahkan ke kamu Pandu buat handle reservasi?"

Pandu langsung pose hormat. "Bisa banget, Mas!"

Ketiga cewek yang diam-diam punya ide tadi, saling melempar senyum senang, yang juga tidak lepas dari pindahan Devan yang lebih banyak diam.

Barulah setengah jam kemudian, satu per satu dari mereka beranjak dari meeting room, saat Ridam hendak berdiri, Dera justru menahan lengannya

"Kenapa?"

Alih-alih menjawan, Dera malah-malah membungkuk lalu meletakkan lunch box berwarna biru di atas meja.

"Apa ini?" bingung Ridam.

"Mau ini nggak, Mas? Heran sih, mama sekalinya tahu kalau kita pacaran, walau atas insiden dadakan begitu, langsung sigap kasih lunch box coba." Dagunya menunjuk lunch box berukuran besar. "Dari mama."

Cuffing SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang