Hai, aku kembali 🤭
"Sama yang ini Mas Ridam mau, nih?" Suara Rileya menengahi usai Ridam memindahkan beberapa potong wortel dari piringnya ke piring Ridar di sampingnya. Adik tengahnya tersebut memasang muka asam. Dia tidak suka sayur, tetapi Ridam selalu memaksa Ridar menikmatinya, mana bekas abang sendiri. Ridam kira, Ridar masih bocah? Ridar tahu akal bulus Ridam yang sebenarnya juga tidak begitu menyukai sayur.
"Maksudnya?" bingung Ridam.
Senyum jail Rileya terbit. "Dera."
Pernyataan Rileya sedikit membuat terperanjat, tetapi Ridam berhasil mengendalikan ekspresinya.
"Siapa yang bilang mau, Ya?" Ridam memasukkan sesuap nasi ke mulut. Lagipula, bagaimana bisa coba kabar soal perjodohan dia dan Dera bisa tersebar pada kedua adiknya?
"Umi yang cerita." Umi meletakkan sepiring mangga potong di meja sebelum ikut bergabung dengan ketiga buah hatinya. Kunyahan Ridam berhenti, wah benar saja, uminya paling ahli bocor.
Rileya mencondongkan tubuhnya ke depan karena terhalang meja makan. "Jadi bener udah serius ya?" Nada suaranya jail sekali. Tetapi tidak mampu membuat Ridam kebat-kebit. Dia tetap santai saja.
"Bukan urusan kamu, Ya."
"Oh! Lihat tuh, Mi!" Lapor Rileya pada umi.
Mulai.
"Lagipula buat apa sih lo kepo banget. Bang Ridam. Yang jalan, kenapa lo yang repot?" timpal Ridar terlihat tidak senang dengan obrolan mereka.
Bola mata Rileya berotasi. Abangnya yang satunya itu lebih ngeselin.
"Hanya memastikan. Takut bang Ridam nyakiti calon kakak ipar guelah!"
Ridar baru mana protes saat Ridam menahannha dengan menyentuh lengan adiknya tersebut.
"Mi," panggil Ridam memgalihkan.
Umi yang sejak tadi sengaja diam, akhirnya bersedia menatap Ridam. Cerah sekali. Sementara Rileya semakin menumpuk kesal karena merasa terabaikan.
"Aku harap Umi tidak begitu berharap dengan hubungan kami." Cepat atau lambat, Ridam betul-betul harus mengungkapkan keresahannya. Hubungan yang Ridam dan Dera jalani bukan hubungan seperti kebanyakan orang lihat.
Dan ucapan Ridam tentu serupa mampu menggores harapan umi, wajah cerah umi menjelma keruh. "Lho, kenapa? Kalian kan pacaran."
"Aku cuma minta jangan berharap soal hubungan ini, karena nggak pernah ada yang tahu ujungnya bukan?"
Rileya mendesah. "Pasti karena cewek itu kan?" ketus Rileya.
"Ya," peringat Ridar, sadar betul mulut adiknya tersebut mudah menyinggung abangnya.
"Secantik apa sih cewek yang bikin abang galau terus dan sekarang berat memulai dengan orang lain?" Riyela tidak gentar.
"Lo kalau ngak tahu, mending diam."
Ridan memejamkan matanya dengan pertengkaran kedua adiknya.
"Rileya," panggil Ridam lembut.
Muka Rileya sudah kusut.
"Ini tidak ada hubungannya dengan cewek siapa pun."
Sial! Lidah Ridam tidak bisa sanggup menjadikan segala tingkah ajaib Dera sebagai alasan.
Di tempatnya, mama mendesah. "Lantas, kalau benar bukan karena dia, kenapa harus ragu?"
Saat itu juga, Ridam membeku.
***
Senang baru selesai mengenakan heels di dekat rak sepatu aaat mamanya datang dengan wajah cerah, secara tidak sengaja, pandangan Dera beralih dada paper bagian yang di bawa oleh mamanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/327057200-288-k613034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuffing Season
RomansaEnam tahun berpacar, hubungan Dera dan Devan kandas beberapa jam sebelum kerja. Mana yang resmi menjadi mantan adalah rekan kantor. Tidak mau kalah dari mantan, Dera akhirnya menerima perjodohan yang mama tawarkan, tetapi ternyata semua tidak semuda...