Menjadi mahasiswa akhir Fakultas Hukum membuatku seperti Roller Coaster. Mengerjakan tugas akhir menjadi suka duka bagi mahasiswa tingkat akhir semua jurusan, termasuk mahasiswa jurusan ilmu hukum. Setelah seminar proposal skripsi selesai digelar dan aku sedang mengerjakan beberapa revisi, sebelum mulai mengumpulkan data untuk penyusunan skripsi. Saat itulah datang cobaan berupa sakit kepala yang tak kunjung membaik ini.
Di tengah tengah sedang fokus dan sibuknya mengumpulkan data dan konsultasi pada dosen pembimbing, Eva tiba-tiba masuk dengan suara yang membuatku hilang fokus.
"Ya Tuhan Eva, bisa gak sih diam bentar lagi fokus nih. Ah tadi aku mau nulis apa dong"
"Aku hari besok ada janji ketemu dosen untuk konsultasi skripsi nih, jadi harus selesai sekarang"
Imbuhku sambil masih fokus memandang laptop."Ya maaf Ca, aku disuruh tante ngomelin kamu supaya cepet turun. Satu jam lagi masku selesai prakteknya. Nanti gak jadi lagi kaya kemarin kata tante Alin"
"Ha... gak deh Va, gak sekarang. Lagian ini udah gak papa ko"
Ucapku masih fokus pada laptop didepanku namun konsentrasiku memikirkan bagaimana menolak permintaan mama itu."Nggak Ca, tetap harus sekarang. Kesehatan lebih utama, bagaimana bisa menyusun skripsi dengan tenang kalau badan sedang sakit. Setelah dicabut kan bisa dikerjain lagi. Sekarang atau mama paksa." tegas mamaku yang baru masuk kamar.
"Mama... besok harus udah kelar ini. Pembimbing Caca yang ini sulit ditemui ma"
"Mama please"
"Yaudahlah Ca, terserah kamu. Yang ngerasain sakit juga kamu, pokok jangan ngeluh ke mama kalau sakit lagi."
Kata mama kemudian pergi dari kamarku.**
Beberapa bulan setelah sibuk revisi, sakit kepala yang sempat menghilang ini muncul kembali. Kali ini lebih sakit dari biasanya.
"Sudah dibilang suruh cabut aja susah amat. Kalau sudah gini kamu sendiri yang susah. Mana hari ini kamu sidang skripsi."
"Sidangnya pukul berapa?"
Aku tak melawan omelan mama, memang disini aku yang salah tak menuruti perintah mama dan saran dari mas Ian. Ya gimana dong, aku terlalu takut untuk tindakan operasi geraham bungsu, walaupun itu hanya tindakan operasi kecil.
"Sembilan"
"Kamu emang kalau dibilangin selalu ngeyel. Nih minum antinyerinya. Semoga nanti waktu kamu sidang gak kambuh sakitnya."
Aku hanya mengangguk dan mengambil obat yang diberikan mama."Mama antar aja ke kampusnya. Nanti habis sidang jangan lupa buat janji sama mas Ian biar cepat diambil giginya."
"Iya ma"
"Jangan iya-iya terus."
Sepanjang jalan dari rumah sampai kampus, mama terus mengomeliku sambil mengendarai mobilnya."Mama gemes deh sama kamu itu Ca. Awas ya nanti kalau udah sembuh gak jadi lagi cabutnya."
"Nanti mama jemput jam berapa Ca"
Tanyanya setelah sampai di parkiran fakultas hukum.""Belum tau, nanti Caca telephone ma"
"Yaudah semoga lancar n sukses sidangnya."
"Terimakasih ma"
Sidang skripsi, dua kata yang mampu membuat bulu kuduk mahasiswa merinding dan perut terasa mual. Sidang skripsi merupakan momen paling menegangkan dalam hidup seorang mahasiswa. Bukan hanya karena harus mempertanggungjawabkan hasil penelitian selama berbulan-bulan, tetapi juga karena teror yang dilakukan oleh para penguji yang suka 'bermain-main' dengan mental mahasiswa yang rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFELE
Teen FictionMenceritakan perjalanan cinta seorang gadis yang selalu gagal dalam urusan cinta. Sampai akhirnya dia terlibat dalam perjodohan orangtuanya. "Perjalanan hidup mengajarkan banyak hal, tak hanya membangun, tapi juga bisa menghancurkan. Kita yang meras...