Segala revisi tugas akhir telah selesai, kini aku tinggal menunggu wisuda. Selain menunggu aku juga sedang mencari informas mengenai Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA). Sama sepertiku, Eva juga tinggal menunggu wisuda.
Eva telah menikah dengan seorang dokter jaga yang dulu pernah menolongnya ketika pingsan di dekat kosnya. Entah bagaimana ceritanya mereka bisa lanjut hubungan sampai serius, yang jelas Eva selalu beruntung tentang kisah cintanya.
Saat ini aku sedang berada di Surabaya, menghadiri pernikahan teman dekatku satu fakultas. Menginap dirumah papa dan pinjam mobil papa untuk transportasi selama di Surabaya. Tadi pagi mama mengantarku ke Stasiun karna aku disuruh naik kereta saja dengan alasan keamanan karna dilarang mengendarai mobil ke Surabaya sendiri. Padahal sekarang ada tol Malang-Surabaya yang bisa ditempuh sekitar kurang lebih satu jam perjalanan.
"Ca, mau pulang kapan?"
Tanya mamaku di telephone."Malam ini ma langsung pulang"
"Kok cepet? Gak pengen lebih lama sama papa?"
"Papa flight ma, baru aja berangkat. Males kalau dirumah sendiri sepi"
"Naik apa? Ada kereta siang gini? Kayanya Jayabaya adanya subuh deh sayang"
"Bus kali ya ma?"
"Ha? No way sayang.. sebentar"
"Biar Ian jemput ya sayang, mas Ian sekarang ada seminar di Surabaya juga kata tante Ratna"
"Ha mas Ian ma? Gak usah ma, ngerepotin. Ini mobil papa dibawa gak apa kok ma kata papa tadi."
Semenjak kejadian berpelukan itu aku sungguh malu bertemu dengan mas Ian."Gitu ya? Yaudah deh terserah tapi hati-hati lo ya. Jangan ngebut"
"Oke siap ma"
***Menikmati sore dirumah papa hanya dengan ibu Mima, asisten rumah tangga papa membuatku mengingat masa kecilku. Dulu kami tinggal di rumah ini, papa yang selalu sibuk dengan penerbangannya, dan mama sibuk dengan bisnisnya membuat orangtuaku sering menitipkanku dengan bu Mima.
"Mb Caca, ada yang dibutuhkan lagi tidak?"
"Ndak sih bu, kenapa ya?"
"Boleh tidak ibu pulang sebentar? Saya mau antar cucu saya ke klinik sebentar mb?"
"Cucunya sakit bu mima? Mau saya antar pakai mobil saja?"
"Sebentar mb Caca saya kedepan dulu sepertinya ada tamu. Mungkin itu suami saya"
Tak menjawab bu Mima aku melanjutkan rebahan pada sofa panjang di ruang keluarga sambil menonton acara debat politik di salah satu stasiun tv sambil memakan coklat yang papa berikan untukku. Surabaya yang panas membuatku hanya memakai daster sepaha.
"Mari mas monggo masuk, mba Caca ada tamu. Katanya mau jemput mba Caca. Ish mba Caca makan sambil duduk toh jangan sama tidur gitu"
Aku bangun dari tidurku ketika bu Mima menegurku, dalam hatiku bertanya perasaan aku tidak ada janjian sama seorangpun. Ku toleh dari arah ruang tamu, muncul sosok pria dengan kemeja warna navy dan celana khaki slim. Masih belum percaya dengan penglihatanku aku sedikit bengong.
"Mba Caca kok malah bengong, tamunya gak disuruh duduk?"
"Mas Ian, kenapa kesini?"
Tanyaku to the point."Disuruh mama... jemput kamu"
Katanya terpotong sambil melirik coklat ditanganku."Cepet, saya tunggu di mobil"
"Ck, selalu seenaknya"
Kataku memprotes setelah dia keluar rumah dan pergi ke mobilnya.**
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFELE
Teen FictionMenceritakan perjalanan cinta seorang gadis yang selalu gagal dalam urusan cinta. Sampai akhirnya dia terlibat dalam perjodohan orangtuanya. "Perjalanan hidup mengajarkan banyak hal, tak hanya membangun, tapi juga bisa menghancurkan. Kita yang meras...