003 - Perjodohan

760 178 64
                                    

Jangan lupa vote -!

Happy Reading!

Tok.. tok.. tok..

"Non Gyeoul.."

Gyeoul mengerjapkan kedua matanya lantas memandang langit-langit kamarnya yang terasa hampa. Ada ketenangan yang terenggut tatkala maniknya terbuka. Serasa sesuatu menghantam benaknya dengan keras.

Tok.. tok.. tok..

"Non.."

Gyeoul menuli. Ia berpaling ke jendela, memirsa cakrawala telah menghitam di luar sana. Ia pun menghela napas panjang lantas menilik jam yang tertempel di dinding.

"Non.. ditunggu ayah."

Ia menoleh, menatap sayu pintu dark brown yang terketuk pelan. Dia pun mengusap wajahnya kasar sebelum mengubah posisinya menjadi terduduk. Ia menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang kemudian menerawang ke sekeliling ruang pribadinya.

"Non.."

"Iya, Bi. Bawel!"

Gyeoul menyahut jengkel. Lalu teringat kemalangan yang menimpanya siang ini. Ia pun menggerutu, menyumpah serapahi sang ayah yang dengan teganya memotong uang bulanannya.

Tadi siang ia lengah. Seharusnya dia mencari lokasi tawuran yang strategis dan jauh dari jangkauan mata-mata pak tua itu. Namun ternyata lokasi yang dipilih bersebelahan dengan restoran tempat ayahnya melakukan rerservasi.

Ia akhirnya tertangkap basah dan diceramahi selama dua jam. Telinganya serasa mau lepas saat itu lantaran jengah mendengar kicauan sang ayah yang tak bermutu. Tubuh Gyeoul serasa diselimuti lara. Ditambah telinganya yang berdengung karena mendengar jerit kalbu sang ayahnya.

Dia pun memutuskan untuk terlelap sejenak setelah sesi ceramah no jutsu. Barangkali bunga tidurnya bisa menyembuhkan torehan lara di benaknya. Walau sekarang ia terpaksa bangun, menyudahi visi indahnya yang lenyap dari ingatan.

Setelah mengumpulkan nyawanya. Dia pun beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari kuman dan peluh. Ia melakukan ritual suci tersebut dengan waktu yang cukup lama sebelum keluar dengan wangi mint.

"Harusnya aku nggak usah mandi supaya calonku kabur karena aku bau badan." Gyeoul bermonolog sembari melangkah menuju lemari baju.

"Eh jangan deh. Ntar Keysi disita terus dijual. Aaaa.. nggak boleh-boleh! Keysi cintaku, milikku!" racaunya.

Gyeoul tak rela jikalau KTM RC 250 miliknya disita atau dijual oleh sang ayah. Ia memang bisa membeli lagi. Namun motor sport-nya itu adalah belahan jiwanya.

Kesayangannya itulah yang selalu menemaninya dalam balapan liar, melipur lara yang tak pernah terkikis oleh masa. Gyeoul akan senantiasa menjaga dan merawatnya sepenuh hati. Kalau bisa, ia ingin menikah sama Keysi.

"Pasti anakku lucu-lucu kalau aku nikah sama Keysi," ujarnya.

Namun setelah itu ia bergidik. Dia tak bisa membayangkan bulan madunya bersama Keysi. Apalagi wujud anaknya yang setelah dipikir-pikir agak seram.

Masa anaknya setengah motor setengah manusia? Ia yakin berudu Keysi pasti bentuknya gir dan berwarna coklat oli.

Tok.. tok.. tok..

Crossdresser {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang