012 - Counter

379 128 53
                                    

Percayalah.. Phoon menanti mood di suasana horor. Btw.. terimakasih sudah follow ya, sesuai janji.. boom update -! But, butuh waktu.. kayanya sampai besok!

Happy Reading

"Kapan mereka bangun ya?"

Taeho berdiri tegak di sisi ranjang, mengamat lima orang yang sudah dia dandanin sedemikian rupa. Hasilnya tidak buruk, mereka terlihat cantik dengan balutan dress dan make up meski memerlukan perjuangan.

Pasalnya dia harus berkelana ke ruang rias perempuan yang ada di gedung ini. Ia juga perlu beberapa dress yang tersedia di ruang ganti. Dan dengan bodohnya Taeho tidak mengambilnya sekalian.

Maklum. Taeho itu pikun, saat sampai di tujuan dia bisa lupa ingin mengambil apa. Untung Taehoon sabar mengingatkan meski alternya selalu berkata, "Ambil saja secukupnya.."

Berakhir dia harus bolak-balik karena kata tersebut. Taehoon sampai membisu gara-gara perangai Taeho yang di luar akal pintarnya. Ia licik, tapi idiot.

Karakter yang selalu berpegang teguh pada prinsip. Meskipun prinsipnya digunakan di waktu yang tidak tepat. Contohnya kaya kasus Taeho.

Hoonie pusing. Taeho nda capek apa ke sana ke sini kaya setrika? Mana ruangannya sama.

"Aku capeklah, tapi tanganku cuma dua," sahut Taeho sambil menyiapkan handphone Haesu di tempat yang strategis, mencari sudut pandang yang tepat untuk merekam dan menyiarkan secara langsung.

Yang bilang tangan Taeho sepuluh siapa? Itu kan ada keranjang baju di ruang ganti. Terus di ruang rias kan tinggal ambil kotak make up!!

Taeho termenung sejenak tatkala mendengar penjelasan Taehoon yang masuk di akalnya. "Lah iya juga ya, kok aku nggak kepikiran.." ujarnya dungu.

Mau ngatain bodoh, tapi Taeho adalah Hoonie.

"Aku bodoh, kau juga bodoh."

Uhm Hoonie selalu jadi ranking satu nasional-! Itu bodoh ya?

"Kadang aku bingung, orang polos nyerempet bego kek kamu bisa-bisanya ranking 1 Nasional. Sudah tahu dibully, dilecehin.. masih aja deketin mereka," cerocos Taeho sambil mengingatkan Taehoon pada peristiwa lampau yang pernah terjadi.

Kemudian dia melangkah, mengambil topeng kucing yang tergeletak di bawah lantai. Ia sempat mengambil ini dari ruang kostum guna menyembunyikan identitasnya saat siaran langsung. Taeho tak ingin reputasi Taehoon semakin buruk karena hal yang sebentar lagi diperbuatnya.

Hoonie cuma mau temenan sama mereka, siapa tahu mereka berubah hehe..

Polos nan lugu. Itulah kepribadian yang Seong Hansoo tanamkan pada diri putranya. Berharap bila sang anak memiliki banyak teman karena kebaikan hati nuraninya.

Alih-alih mendapat teman, Taehoon justru terjerumus pada lembah hitam. Tak mampu bangkit karena tipu daya. Menangis pilu, meredam lara. Sosok baik nan bersahaja yang diimpakan kandas, menjelma menjadi figure yang senantiasa bergantung pada orang lain.

Taeho tahu dan merasakan betapa cemasnya Taehoon saat menghadapi sesuatu yang dianggap biasa oleh orang lain. Kecemasan yang berlebihan inilah yang membuatnya sungkan tuk mengambil alih, membiarkan pemuda itu tenggelam dalam lara hitam yang memilukan.

Dia berusaha untuk tetap ada, melipur Taehoon dalam kegelapan abadi di pikirannya. Ia selalu berharap akan ada orang yang membantu tuannya tuk bangkit. Lamun saat menemukannya, gadis itu justru menanamkan kecemasan yang lebih besar dari apapun.

Ditinggalkan, Taehoon takut ditinggalkan oleh sang pujaan. Lamun dia bingung harus berbuat apa tuk melawan.

Maka dari itu Taeho membuat kesepakatan. Dialah yang akan menjadi iblis. Taehoon cukup diam dalam alam sadarnya dan menonton.

Crossdresser {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang