From: Adipatisurya@gmail.com
Saya mau kamu keluar dari tempat kerja hari ini juga.
Kurang lebih seperti itu isi email yang Amanda terima beberapa jam yang lalu. Singkat, padat, dan pastinya menjengkelkan. Ya, Amanda jadi tahu kalau Adipati spesies manusia yang sulit diajak kompromi. Sungguh dirinya masih ingin mempertahankan pekerjaan ini karena hanya itu yang bisa menyambung hidupnya. Namun, alasan Adipati cukup masuk akal. Kalau Amanda masih bekerja juga, siapa yang mengurus Bima?
Entah karena sedang kepepet atau memang aslinya Adipati memiliki warisan banyak, laki-laki itu berhasil mewujudkan apa yang diinginkan Ratmi malam itu juga. Di situ Amanda tidak bisa berkata apa-apa. Bisa dibilang Adipati sangat konsisten dengan tujuannya. Padahal kalau mau laki-laki itu bisa membatalkan. Apalagi uang itu tidak akan pernah disentuh olehnya kalau sudah masuk ke kantung Ratmi. Pun tidak mengeluarkan biaya untuk menikah. Bukannya Adipati malah rugi banyak?
Jadilah keesokan harinya calon pengantin itu mengurus pernikahan sesuai keinginan Amanda. Seperti mimpi, Amanda melabeli dirinya sebagai calon istri. Sesuatu yang tidak pernah dipikirkan bahkan dibayangkan. Lagi-lagi niat Amanda sebenarnya mau bikin novel, bukan malah memerankan alur yang diciptakan sendiri.
Ketika sudah menemukan tanggal dan memutuskan untuk memakai wali hakim, kini Amanda beralih ke urusan selanjutnya, yaitu resign dari tempat kerjanya. Percayalah Amanda harus latihan berkali-kali sebelum memberanikan diri mendatangi bosnya.
"Kenapa mendadak gini, sih, Manda? Kamu ada masalah?"
Suara laki-laki bernama Guntur otomatis menyita perhatian Amanda yang duduk di hadapannya. Sejujurnya Amanda malu mengatakan itu sekarang sebab beberapa hari ini dia sering izin. Takutnya laki-laki yang menjadi bosnya ini berpikir yang bukan-bukan.
"Nggak ada masalah apa-apa, kok, Mas. Aku baik-baik aja," jawab Amanda. Tangannya meremas ujung blus yang dikenakan.
"Terus kenapa tiba-tiba? Apa aku ada salah? Atau karyawan lain ada yang apa-apain kamu?"
"Nggak ada, Mas. Semuanya aman. Aku keluar karena ... mau nyoba hal baru aja. Kebetulan aku udah dapat." Sungguh, harusnya Adipati yang bertanggung jawab atas kekacauan ini. Harusnya laki-laki itu yang menghadap Guntur sekarang. Amanda sudah mengatakannya, tapi mau tahu apa jawaban Adipati? Dia bilang itu urusan Amanda, bukan urusannya. Kalau dipikir memang benar, tapi tetap saja kesal.
Padahal Amanda sangat nyaman bekerja di sini. Guntur ini bos yang baik. Sangat baik malah. Amanda menganggap Guntur pria yang manis karena kadang sikapnya membuat Amanda kehilangan akal. Soal fisik jangan ditanya. Guntur memiliki badan atletis, tinggi, kulit kecokelatan, mata bulat, hidung mancung, bibir kehitaman karena rokok, rambut ikal berwarna hitam kemerahan. Pokoknya Guntur adalah salah satu kriteria pria idaman Amanda, kecuali kebiasaan rokoknya, sih.
Guntur cukup perhatian pada semua karyawannya. Soal kerja dia sangat cekatan. Tidak pernah terlambat memberikan gaji. Tegas jika ada karyawan yang berulah. Makanya Amanda betah bekerja di sini meski kadang harus berjuang jika kedai sedang sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konjungsi Rasa - [Terbit]
RomantikAmanda tidak menyangka harus berurusan dengan editor menyebalkan macam Adipati Surya sejak dirinya terpilih sebagai salah satu peserta project Duda Series. Agar sinopsisnya cepat diterima, sang editor menawarkan sebuah kesepakatan. Bodohnya, Amanda...