Kak, kapan update lagi?
Kak Manda, cerita Mas Bara, kok, nggak lanjut-lanjut? Udah dua hari nggak update, lho!
Thor, jangan lupa update! Gue udah nggak sabar, nih, tau kelanjutan Mas Bara gimana. Fast update kalo bisa!
Kakak, aku kangen Mas Bara.
Ayo, dong, update!
Amanda menutup aplikasi Your Story tanpa membalas message board yang masuk dari pembaca. Bukannya mau sombong, hanya saja kepala Amanda sedang penuh dengan project Duda Series. Awalnya dia terlalu percaya diri bisa membagi waktu antara project ini dengan tulisannya di Your Story. Namun, faktanya, Amanda harus mengalahkan salah satu.
Karena tidak mungkin mengundurkan diri dari project ini, maka Amanda memilih hiatus sementara dari aplikasi yang membesarkan namanya. Ya, sudah dua hari dia tidak melanjutkan tulisannya. Baru dua hari, tapi sudah mendapat tagihan seperti ini, apalagi kalau dirinya menghilang selama tiga bulan.
Amanda menyadari kelemahannya. Dia tidak bisa fokus mengerjakan beberapa judul dalam waktu bersamaan. Dia juga bukan tipe penulis yang langsung memiliki koneksi dengan judul baru, makanya naskah Duda itu Suamiku belum berkembang. Di saat penulis lain sudah sampai bab lima, Amanda bab satu saja belum tuntas. Memalukan. Rasanya tidak pantas menyandang penulis best seller di saat dirinya kesulitan menulis cerita baru.
Agar pikirannya jernih, Amanda memutuskan untuk pergi ke toko buku. Sebelum itu, dia mampir sebentar ke mesin ATM. Kartu yang diberikan Adipati tadi pagi yang Amanda lihat isinya pertama kali. Tentu sebelumnya sang pemilik memberikan pin supaya Amanda bisa menarik uang.
Mata Amanda membulat sempurna tat kala melihat saldo terakhir dalam kartu tersebut. Tujuh ratus ribu. Hatinya dilema. Harga buku paling tidak sekitar enam puluh ribu ke atas, kalau dikalikan sepuluh, uang di dalam kartu ini bisa ludes. Pemborosan namanya.
Amanda langsung teringat dengan aplikasi peminjam buku di ponselnya. Dia pun memutuskan untuk tidak membeli semua buku yang direkomendasikan. Amanda akan meminjam saja di aplikasi tersebut. Akhirnya, Amanda hanya mengambil seratus lima puluh ribu dari kartu milik Adipati. Biar nanti kalau lelaki itu bertanya, dia punya jawaban.
Amanda juga mengecek saldo rekening miliknya. Semalam, editor buku sebelumnya mengatakan sudah mengirim royalti bulan ini. Melihat nominal di layar, Amanda tersenyum cerah. Uang ini bisa digunakan untuk kebutuhan selanjutnya.
Sudah mendapatkan uang, Amanda bergegas menyalakan mesin motornya. Karena Adipati yang akan menjemput Bima, Amanda bisa bebas pergi dengan kendaraan itu. Dirinya tidak punya pengalaman membonceng anak, mereka kesulitan saat membawa Bima. Ditambah kelakuan anak itu cukup ajaib. Kemarin, hampir saja jatuh. Kalau begini terus, lama-lama Amanda membeli pelindung khusus anak-anak untuk kendaraan motor. Daripada mengeluarkan uang untuk pesan taksi online.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konjungsi Rasa - [Terbit]
RomansaAmanda tidak menyangka harus berurusan dengan editor menyebalkan macam Adipati Surya sejak dirinya terpilih sebagai salah satu peserta project Duda Series. Agar sinopsisnya cepat diterima, sang editor menawarkan sebuah kesepakatan. Bodohnya, Amanda...