3. 𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄: Terlalu Berkelas

20.5K 1K 144
                                    

𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄
Update Part 3

.
.
Untuk beberapa orang yang minta versi pdf, mohon maaf sebesar-besarnya author tidak akan menyediakan versi pdf sebelum cerita benar-benar tamat agar tidak disalahgunakan pihak tertentu🙏🏻

__________

Typo tandai

___________

"Loh ini Om Daniel?" Lydia tersenyum manis kepada pria yang sedari tadi berbicara dengan Gisel, sampai-sampai pria itu belum mengucapkan selamat kepada Lydia hingga acara selesai. Daniel terlalu asik berbicara dengan Gisel.

"Lydia, selamat atas pernikahan mu" Ujar Daniel singkat, di saat bersamaan Lydia menjulurkan tangan untuk menyalami Daniel, tetapi yang terjadi adalah Daniel secara terang-terangan menolak berjabat tangan dengan Lydia.

"Gisel, saya harus pergi" Gisel yang sebelum masih di tempat duduknya, kini beranjak.

"Kalau gitu biar Gisel antar, Om" Balas Gisel disertai senyuman ramah, atas ucapan Gisel, Daniel mengangguk pelan. Yang terjadi sekarang adalah Daniel serta Gisel meninggalkan Lydia yang masih berharap bisa bicara dengan Daniel.

"Kenapa sih selalu Gisel"

"Rendah banget sih selera nya Daniel, dari mana coba letak kecantikan Gisel"

"Dylan aja lebih pilih aku, bener-bener rendahan selera Daniel" Ujar Lydia dengan penuh kekesalan, wanita cantik itu mengambil duduk di bekas Gisel. Memang Lydia sangat menyukai apapun bekas sang adik.

Lydia membuang napas lelah, berdiri seharian di pelaminan sangat membuat Lydia merasa lelah, tapi untungnya saja banyak pujian yang mengalir untuk Lydia, sepertinya hari-hari biasanya. Dari Gisel dan Lydia, beberapa orang jauh lebih menyukai wajah cantik Lydia.

Terlalu sering di puji membuat banyak orang yang memilih Lydia untuk di jadikan kekasih, sampai di bangku Sekolah Menengah Pertama, Lydia sudah kehilangan mahkota nya di bawa sana, tetapi dari beberapa laki-laki, hanya Dylan yang berani membuat Lydia hingga mengandung anaknya.

_______________

"Gisel, " Suara itu berasal dari Dylan yang sengaja menunggu kehadiran Gisel di luar Gedung resepsi, tetapi Gisel terlihat tidak mempedulikan Dylan. Malahan dengan sengaja Gisel menggandeng tangan Daniel saat melewati Dylan.

"Gisel, tunggu!!" Dylan mengejar mantan kekasihnya, meski Gisel tak peduli, tetapi Dylan enggan untuk menyerah.

"Gisel, dia mengejar mu" Ucap Daniel seraya melihat Dylan yang berlari ke arah mereka.

"Biarin aja, nanti juga capek" Jawab Gisel tanpa memperhatikan Dylan. Hanya menatap wajah Dylan saja sudah membuat Gisel merasa kesal, apalagi saat harus berbicara dengan Dylan.

________________

Daniel sempat memeluk Gisel singkat, tanda perpisahan mereka untuk kedua kalinya. Semua itu tak lepas dari pengawasan Dylan.

"Jaga diri mu, terutama saat bertugas ke luar negeri" Pesan Daniel seraya menepuk pelan pundak Gisel.

"Pasti, aku harap kita bisa ketemu lagi" Ujar Gisel, ia tersenyum membiarkan Daniel masuk ke dalam mobilnya.

Sebelum pergi, Daniel sempat mengatakan sesuatu kepada Gisel. "Lain waktu saya akan berkunjung ke Perusahaan tempat mu bekerja. "

Dengan tersenyum, Gisel membalas perkataan Daniel. "Gisel tunggu" Daniel sempat tersenyum kepada Gisel, sebelum melajukan mobilnya, diikuti oleh dua mobil SUV di belakangnya.

𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang