8. 𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄:Good Night

13.8K 702 79
                                    

Update
____________

Part ini kayaknya gak sedih

Happy Reading
__________

Tonight~ZAYN
.
.



"Sekarang kamu bisa berbicara" Ujar Daniel kepada Gisel setelah pria itu sengaja menyewa satu kamar untuk satu malam, khusus untuk ia dan Gisel bicara empat mata.

"Aku enggak ada masalah, Om" Jawab Gisel tegas, jawaban ini sudah keluar dari mulut Gisel untuk yang keempat kali nya, tetapi sama sekali Daniel tak menggubrisnya.

"Really?"

"Duduklah" Pinta Daniel.

Dengan berat hati Gisel terpaksa duduk di sebuah sofa yang terletak tepat di depan jendela besar, kamar ini memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan mewah daripada kamar yang Gisel tempati.

"Butuh pengering rambut?" Pertanyaan Daniel mendapat gelengan dari Gisel, ia lupa jika rambut panjangnya masih basah belum sempat dikeringkan, tetapi Daniel menarik Gisel ke kamar ini.

Daniel melepaskan jas hitam miliknya, kemudian memakaikannya di tubuh Gisel.

"Pakaian mu sedikit terbuka dan malam ini lumayan dingin" Ucap Daniel, Gisel hanya mengangguk karena ia sadar jika pakaian tidur milik Gisel cukup terbuka.

Sesaat kemudian, Daniel duduk di samping Gisel. Benar-benar tepat di samping Gisel, hanya berjarak beberapa inci saja, hingga Gisel bisa merasakan suhu tubuh Daniel serta menghirup aroma pria di sampingnya.

Aroma manisnya vanilla bercampur dengan aroma rokok menjadi ciri khas pria itu, Gisel tahu betul jika Daniel adalah seorang perokok aktif.

"Butuh sesuatu untuk menghangatkan?"

"Kamu minum?" Gisel menggeleng, ia berhenti minum sejak setahun terakhir, demi kesehatannya serta alasan pernikahan yang ujung-ujungnya batal.

"Lalu, apa yang kamu butuhkan?" Daniel bertanya seraya menyelipkan beberapa anak rambut Gisel ke belakang telinga, itu perbuatan yang sangat manis, bahkan Dylan tak pernah melakukannya.

"Bukan apa-apa, Gisel baik-baik aja. " Jawab Gisel tegas.

"Lalu, kenapa kamu menangis?" Gisel mengalihkan pandangan, mencari jawaban atas pertanyaan yang Daniel tanyakan, bisa-bisanya Gisel lupa bahwa beberapa kali ia menangis di depan Daniel.

"Tadi aku mabuk" Jawab Gisel reflek, jawaban itu membuat Daniel tertawa di hadapan Gisel, tapi apa yang salah dengan jawaban Gisel?.

"Kamu bilang kalau kamu tidak minum" Damn! Bisa-bisanya Gisel lupa atas jawaban sebelumnya, Gisel kembali berpikir tentang jawaban lain yang harus ia berikan pada Daniel.

Tapi nampaknya Daniel tak lagi ingin mendengarkan jawaban Gisel.

"Apapun alasan kamu menangis, saya harap kamu segera berbahagia. " Ucap Daniel, ia kembali menatap Gisel yang masih tidak mau menatapnya. Mungkin Daniel bersalah.

"Maaf jika saya membuatmu menangis" Gisel menatap Daniel, untuk apa Daniel mengatakan itu?. Apa Daniel sudah sadar bahwa yang membuat Gisel menangis adalah dirinya?.

𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang