22.𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄:Lima persen

10K 444 15
                                    

Update
____________
Typo tandai

.
.
Happy Reading

_______________

"Bagaimana hari ini?" Tanya pria dewasa yang sedang memandangi tubuh Gisel, tubuh yang tidak ia sentuh selama mereka berpisah.

______________
.
.

Tatapan Gisel tertuju ke arah lain saat Daniel yang berada di atasnya, pria itu yang membawa Gisel ke atas ranjang tanpa mau tahu penolakan yang Gisel berikan.

"Siang ini aku sibuk, biarin aku pergi" Ucap Gisel seraya mendorong Daniel menjauh darinya, meski Gisel yang semula menginginkan Daniel kembali padanya, tapi sekarang malah ia yang menghindari Daniel.

"Saya rasa kamu tidak memiliki kegiatan lain--"

"Punya. " Jawab Gisel, ia segera memakai Piyama nya, tetapi di lain sisi, Daniel menarik Gisel ke dalam pangkuannya, di dalam pangkuannya Daniel melepas tali Piyama yang sebelumnya sudah Gisel ikat kuat, tapi Daniel malah melepasnya tanpa rasa bersalah.

"Kata Dokter usia kandungan sekarang bukan waktu yang pas untuk berhubungan" Gisel berkata cepat, tapi lirih yang masih bisa di dengar oleh Daniel.

Tapi, nama nya Daniel mana peduli dengan perkataan orang, bahkan seorang Dokter.

"Kamu pikir saya peduli dengan ucapan Dokter, hmm?" Suara bariton milik Daniel terdengar sangat jelas di telinga Gisel, ia ingin berlari, tetapi tangan Daniel menahan agar Gisel tetap di sini.

"I miss you" Kata Daniel sebelum ia menenggelamkan wajahnya di leher Gisel. Daniel mencium nya dan mengigit nya pelan untuk menciptakan tanda merah di beberapa bagian.

Tangan Daniel yang awalnya memegangi tangan Gisel, kini bergerak pelan mengusap perut Gisel, lalu bergerak ke atas untuk menyentuh sesuatu yang lain.

Gisel sempat menatap Daniel yang berada di dekatnya, sial nya pria itu juga menatapnya. Damn! Dia terlihat panas saat sedang di situasi ini, tatapan bergairah ia tujukan untuk Gisel, ia merindukan Gisel setelah lama berpisah dan mungkin ini salah satu pembukaan setelah jarak yang memisahkan mereka.

Jemari Daniel mengusap dada Gisel perlahan, lalu mengusap tulang-tulang di dada Gisel yang tidak terlalu menonjol karena keadaan tubuhnya yang membuat Gisel terlihat lebih berisi. Namun, tidak masalah, Daniel menyukainya dan di mata Daniel, Gisel adalah perempuan yang sempurna untuknya. Seseorang akan terlihat sempurna di depan mata orang yang benar-benar mencintainya.

Daniel mengubah posisi Gisel untuk kembali berbaring seperti sebelumnya, Daniel akan perlahan, meski tak peduli dengan perkataan Dokter, tapi tentu saja Daniel tak ingin istri dan calon anak nya celaka karena hasrat nya.

Daniel menatap netra Gisel untuk beberapa saat, lalu Daniel mencium bibir Gisel, tangan Daniel menggenggam tangan Gisel yang berada di bawah nya, Gisel tidak memiliki akses untuk menolak perlakukan Daniel padanya.

"Ingin menolak?" Pertanyaan itu disertai seringai oleh Daniel, pertanyaan itu sengaja ia lontarkan walaupun ia tak mau menerima penolakan.

Bahkan anggukan Gisel tidak Daniel hiraukan, ia menatap Gisel intens sebelum menutup mata Gisel dengan dasi yang sebelumnya Daniel gunakan.

Gisel bahkan tak bisa berkata-kata atas apa yang Daniel lakukan, ia sudah memberi peringatan untuk Daniel, tapi Daniel enggan mendengarnya. Jadi, Gisel pasrahkan semua pada Daniel.

Selama mata nya tertutup, Gisel merasakan berbagai sensasi sentuhan dari Daniel. Jemari Daniel masuk ke sesuatu yang sangat amat sensitif untuk Gisel.

Desahan Gisel membuat Daniel tersenyum puas, ia tidak berhenti, tapi melanjutkan aktivitas nya yang membuat Gisel tersiksa dan menikmati dalam satu waktu.

𝐔 𝐍 𝐂 𝐋 𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang