4.Tanda Merah

2K 92 11
                                    


Dua jam berlalu pasangan muda itu masih bergelumut di dalam selimut putih tebal. Suara lenguhan demi lenguhan keluar dari bibir keduanya.  Terdengar sangat jelas dan itu membuat keduanya semakin gila bercinta. Entah berapa kali Joong menyemburkan cairan cintanya di liang merah muda Dunk.

Keduanya seolah tidak lelah sama sekali padahal ini sudah jam 5 pagi.
Mereka harus segera menyelesaikan hubungan badannya sebelum semua member bangun dan mendapati Joong dan Dunk yang masih bergumul nikmat di atas ranjang.

Jika bersama Joong, Dunk memang selalu melupakan segala kesedihannya . Seperti saat ini, ia lupa bagaimana dia terpuruk dan menangis sebelum Joong berkunjung ke kamarnya . Gairah yang menggebu telah menelan semua keresahan yang ada di benaknya.

Dunk kini sedang menikmati setiap sentuhan demi sentuhan yang Joong lakukan pada tubuhnya. Joong miliknya bukan ? Tentu saja!
Dunk berhak memiliki apapun yang ada pada Joong termasuk perhatian juga tubuh gagah milik nya.

Disisi lain, seseorang tidak bisa tertidur dengan nyenyak. Phuwin duduk dan  bersandar di ranjangnya sambil memejamkan matanya sesekali. Namun ia tidak tertidur. Dia memikirkan tentang apa yang di lakukan Joong bersama Dunk.

Phuwin memainkan sebuah cincin putih polos yang tersemat di jari tengahnya. Ia putar-putar cincin itu.

Seseorang di sampingnya sedang tidur namun tampaknya seseorang itu juga tidak benar-benar tidur.
Dia justru mulai menggerakan tubuhnya dan meraih sesuatu di atas meja di samping ranjangnya.

Dia mencabut beberapa lembar tissue di meja itu dan tanpa menoleh pada Phuwin orang itu menyodorkan tissue itu. Phuwin menatap tissue di tangan Orang itu.

"Jika Kau ingin menangis, menangislah dan jangan menahannya" kata Orang itu terdengar dingin namun juga terdengar pengertian. Dia seperti tahu apa yang Phuwin pikirkan . Tentu saja! Orang itu tak lain adalah Pond yang memang satu kamar dengannya.

"Aku tidak ingin menangis!" kata Phuwin pelan namun masih mengambil tissue itu dari tangan Pond.

Pond memaksakan diri untuk bangkit dari tidurnya dan sama-sama duduk bersandar pada ranjang. Kini mereka berdua saling duduk bersampingan.

Sebagai seorang yang lebih tua dari phuwin pemikiran Pond memang lebih dewasa dari pada yang lainnya bahkan lebih dari earth juga mix. Dia secara alami selalu bertindak menengahi walaupun terkadang beberapa member sulit untuk di atur atau di beri tahu. Pond tidak terlalu ingin mengurusi masalah pribadi member namun Pond sangat menyayangi member nya itu.
Walau bagaimanapun pond selalu menyempatkan diri untuk berbicara satu sama lain dengan member jika ia memiliki waktu luang. Seperti saat ini, dia memang kecewa kepada Phuwin dan Joong karena mengikuti ego mereka. Namun pond tetaplah pond. Dia tidak bisa berlama-lama kesal terhadap member.

Pond mulai berbicara," Aku tahu apa yang membuatmu tidak tidur seperti ini! Aku hanya bisa mengingatkanmu sekali lagi, jika Kau ingin tetap melanjutkan hubunganmu dengan Joong maka lanjutkanlah tapi tidak dengan cara main belakang di depan Dunk. Kalian sudah Aku anggap adik, Aku tidak ingin hubungan menjengkelkan kalian itu bisa mempengaruhi team. Bicaralah baik-baik pada Dunk dan minta maaflah padanya. Setidaknya kesalahan ada padamu dan Joong. Harus ada seseorang yang melepaskan dan Kau tahu jika Dunk tidak pantas di lepaskan oleh Joong karena dari awal........"

"Cukup phi Pond!! Aku.... Aku mohon!" sahut Phuwin semakin menundukan kepalanya menahan air mata yang mungkin saja akan menetes beberapa saat lagi.

"Kau....." pond memegang tangan phuwin.
"......bisa mencari seseorang yang benar-benar hanya mencintaimu seorang!"

Phuwin menggelengkan kepalanya.

"Aku juga berpikir seperti itu, tapi sepertinya Aku tidak bisa Phi. Karena hubunganku dengan Joong juga tidak sedangkal itu!" jawab Phuwin. Satu tetes air mata lolos dari mata indahnya.

AFFAIR || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang