7. Cemburu

2.1K 114 15
                                    


Di pagi ini Dunk sudah membuka matanya. Wajahnya masih pucat dan ia masih terlihat tidak baik. Ia sedang bersandar di ranjangnya sambil menyelonjorkan kakinya. Ia menatap sebuah meja kecil yang ada di depannya, di atas meja itu ada semangkuk bubur dan susu. Dunk hanya menatapnya tanpa minat untuk menyentuhnya, jika di ingat lagi bubur itu sudah berada di hadapannya selama 5 menit.

Joong masuk ke kamar Dunk sambil membawa kecap asin di tangannya.
Dia berjalan ragu namun ekspresinya di buat tersenyum seperti tidak ada apa-apa.

"Kau pasti menunggu kecap asinnya ya? Maaf sudah membuatmu menunggu lama sayang!" ujar Joong sembari mendekat pada dunk. Ia duduk di sisi ranjang lalu menurunkan meja kecil dan membawa mangkuk bubur ke tangannya dan ia menambahkan kecap asin.

Aaaaaaaa

Joong menyodorkan sesendok bubur  kehadapan kekasihnya namun Dunk menggelengkan kepalanya.

"Kau harus segera meminum obatmu jadi makanlah walau hanya sedikit" kata Joong masih tersenyum lembut

"Aku bisa makan sendiri, bukannya sebentar lagi kau harus pergi untuk pemotretan? Pergilah!" balas Dunk berusaha meraih mangkuk bubur nya dari Joong tapi dia tidak menatapnya sama sekali.

"Aku akan pergi setelah menyuapimu" kata joong tak menyerah. Dalam hatinya dia ragu untuk berucap maaf atau apapun itu. Joong lebih memilih diam karena dunk tidak membahas apapun. Sejak Joong melihat dunk membuka matanya ia ingin berkata jujur secara langsung dan meminta maaf namun melihat wajah dingin dunk membuat joong mengurungkan niat tersebut.

"Sedikit saja"  ia menyodorkan sesendok bubur itu kedalam mulut dunk. Dunk segera membuka mulutnya begitu saja.

"Aku sudah makan,sekarang kau bisa  pergi!" sahut Dunk sembari mengambil posisi berbaring dan membelakangi Joong. "Aku akan minum obatnya sebentar lagi, aku ingin tidur dulu. Kau bisa keluar" sambungnya

"Tapi____"  joong tidak melanjutkan ucapannya.
Karena sikap acuh kekasihnya yang langsung menutup matanya seperti berharap untuk Joong segera keluar dari kamarnya itu.

"Maaf___"

"Pergilah Joong Kau akan terlambat!" potong dunk. Dalam hati kecilnya,dunk belum siap untuk membahas semua ini. Ia seperti tahu apa yang akan Joong katakan setelah meminta maaf padanya.

Joong terdiam menatapnya. Ia mendekat lalu mencium kepala dunk.
"Baiklah, aku akan bersiap-siap dulu. Jangan lupa untuk meminum obatmu. Nanti sebelum aku berangkat aku akan kesini dulu.

Joong beranjak dari duduknya lalu dengan berat hati ia keluar dari kamar dunk. Di luar kamar ternyata Phuwin sedang berdiri bersandar pada tembok, ia sepertinya menunggu Joong.
Joong berjalan lurus tanpa memperdulikan phuwin. Seolah tak menyerah, dia mengikuti Joong sampai kedalam kamarnya.

"Kenapa kau menghindariku?" tanya Phuwin berusaha untuk memegang tangannya tapi Joong langsung menghindar

"Aku lelah Phu!"

"Lelah? Karena apa?" tanya phuwin yang sebenarnya dia tahu dengan maksud perkataan itu tapi phuwin mencoba untuk menutup telinga dan matanya.

"Phu,sepertinya kita___"

"Ya ampun, Phi kau harus cepat mandi karena kita sudah tidak banyak waktu lagi!" Kata phuwin memotong ucapan joong. Phuwin sangat tahu kata apa yang akan Joong katakan padanya.
Dengan ceria Phuwin mencium pipi Joong dan memeluknya sekilas.

"Aku juga harus siap-siap dulu ya" katanya lagi sembari berlari ke arah pintu dan melambaikan tangan tanpa menghilangkan senyumannya pada Joong yang sedang menatap dirinya dengan datar.

Senyuman itu hilang saat ia sudah benar-benar keluar dari kamar Joong.
Dia menunduk sedih sambil berjalan ke kamarnya. Matanya terasa panas begitupun hatinya yang terasa sesak.

AFFAIR || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang