Langkah Dunk berhenti tepat di depan ruang latihan dimana situasi di sana sangat sepi jika masih pagi seperti ini. Dunk tidak mengatakan apapun. Dia masih mengenggam tangan kiri Pond yang ia seret sedari tadi dengan tangan kanannya. Pond berada di belakangnya melihat punggung Dunk yang mengisaratkan kegundahan.Pond menyunggingkan senyum lalu ia berjalan kedepan Dunk yang menunduk dan ia langsung memeluknya. Genggaman tangan Dunk terlepas sehingga tangan kiri Pond kini mengelus punggung Dunk sedangkan tangan kanannya memegang cangkir berisi teh.
"Apa aku boleh mengatakan sesuatu?" tanya Pond masih tersenyum.
Dunk bergumam,"Hmm"
"Menyerahlah jika tidak sanggup, datang padanya dan katakan jika kau tidak ingin Joong meninggalkanmu!"
"Aku mau sangat mau Pond. Tapi bagiamana dengan Phuwin ?" tanya Dunk semakin menyamankan posisi kepalanya di pelukan Pond.
"Yang aku lihat, Phuwin justru tidak bahagia juga karena Joong lebih mencintaimu. Sejujurnya tidak ada yang salah di antara kalian bertiga, yang salah hanya keadaan dan bukan karena kau yang membuat Joong berpaling darimu ataupun Joong yang sengaja menghianatimu, bukan juga Phuwin yang ingin merebut Joong darimu. Jadi jika kau tidak kuat maka menyerahlah dan maafkan Joong yang sepertinya lebih mencintaimu.
Dunk dengarkan aku..... " Pond melepaskan pelukannya dan dunk melihat kedua mata pond yang begitu teduh sembari tersenyum lembut padanya. Pond melanjutkan perkataannya . "Apa kau masih mencintai Joong ?"Dunk mengangguk tanpa ragu.
Pond kembali berkata,"Pergilah dan katakan padanya---"
"Walaupun sekarang aku kembali menerima Joong. Bagaimana jika dia mengulanginya lagi lagi dan lagi?"
Benar, itu sangat masuk akal.
Seseorang yang sudah kehilangan kepercayaan akan sulit mendapatkan kepercayaan itu seperti awal lagi dan Dunk merasakan hal itu saat ini.
Untuk bisa menerima Joong kembali sebenarnya mudah namun bagaimana jika Joong melakukan hal yang sama ?Pond kembali bersuara.
"Jika kau terus berpikir seperti itu maka artinya kau sama seperti berjalan di tempat, kau tidak akan tahu apakah di depanmu itu jurang atau malah sebuah taman impian yang begitu indah. Jadi cobalah untuk berjalan dan jangan takut untuk jatuh lalu merasakaan sakit. Aku percaya padamu, kau bisa melaku__""Lalu kenapa Kau tidak melakukan hal yang sama ?" tanya Dunk memotong ucapan Pond dengan cepat.
Pond tampak bingung. "Maksudnya ?"
Dunk menunjukan surat yang ada di tangannya. "Lalu kenapa kau tidak mengatakan perasaanmu untuk orang yang kau sebut di dalam surat ini" tanya dunk serius.
Ia menyentuh tangan Pond.
"Jangan suruh dia untuk melangkah padamu jika Kau saja diam di tempat, baik dia maupun kau harus sama-sama melangkah agar___"Pond langsung mengukirkan senyum
lebar yang langsung menghentikan setengah ucapan Dunk. "Aku tidak berharap dia melangkah padaku karena aku tahu jika dia takan pernah datang padaku dan karena itulah akupun tidak bisa untuk melangkah mendekatinya. Kau tahu kenapa ?"Dunk menggelengkan kepalanya.
"Itu karena saat aku mencoba melangkah mendekatinya, Aku melihat dia selalu tersenyum untuk Orang lain. Itulah kenapa aku berakhir diam di tempat dan hanya melihatnya tersenyum, itu sudah cukup bagiku!" Ujar pond seraya mengacak rambut pria cantik di depannya.
"Hm, Apa kau sangat menyukainya bahkan mencintainya ?"
"Sangat!" jawab Pond cepat dan terdengar yakin
"Lalu kenapa kau tidak mencoba memperjuangkan cintamu?"
"Karena Aku tahu dia sangat mencintai orang lain, aku sudah bilang. Aku tidak tertarik dengan cinta----"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR || JOONGDUNK
FanficTergabung dalam sebuat Boygrup Thailand bernama JDPP Joong Dan Dunk menjalin suatu hubungan di tengah2 karirnya namun Cedera yang di alami Dunk membuatnya harus berhenti melanjutkan mimpinya untuk terus debut bersama JDPP. Setelah satu tahun lamany...