20. Aku mencintaimu

1.9K 79 10
                                    

"Kembalilah pada Joong, dan izinkanlah aku untuk mengenang cintaku padamu tanpa harus menghapusnya. Aku sudah sangat bahagia dan puas hanya dengan memiliki cintamu mesti tidak dengan ragamu. Joong dan kau sudah menjadi satu dan phuwin ? Dia juga berhak untuk bahagia setelah ini. Ini yang terbaik untuk kalian bertiga"

Dunk tidak ingin berbicara apapun.
Yang ia ingin lakukan saat ini hanya memeluk Pond dengan erat. Dunk bisa merasakan ketulusan dari seorang Pond Naravit. Semua yang Pond katakan itu tidak pernah salah, jika dia melepaskan Joong dan memilih pond berarti pada akhirnya Dunk yang akan menyakiti Pond karena meski dia bisa menyukainya dia akan sulit untuk lepas dengan Joong. Kini ia berpikir jika dirinya tidak ingin menodai cinta tulus Pond pada dirinya.

Pond mengelus-ngelus punggung dunk sehingga dia semakin nyaman di pelukannya. Air mata dunk entah kapan akan berhenti, dia hanya bisa menangis dalam diam sambil memeluk pond.

"Sekarang masuklah ke kamarmu dan tidur" ucap pond

Dunk menggelengkan kepalanya. "Sebelum semuanya berakhir, bisakah kita seperti ini sekali saja? Bisakah Aku membiarkanmu pergi setelah menjawab semua pertanyaanku ? Bisakah aku tahu sedikit tentangku di matamu,Pond ?"

Terdiam sejenak, pond menjawab . "Dengan satu syarat?"

"Apa ?"

"Setelah Aku melakukannya maka esok dan seterusnya Kau harus melupakan rasa penasaranmu padaku, berpura-puralah tidak tahu tentang perasaanku dan biarkan aku menikmati cintaku sendiri dalam diam seperti dulu. Bisakah itu ?"tanya pond yang lagi-lagi memperlihatkan senyum tulusnya meski dunk tidak melihat itu.

dunk ragu tapi dia mengangguk dengan cepat. "Baiklah, aku janji" ucapnya sedih

"terimakasih" pond melepaskan pelukannya lalu memegang kedua pipi dunk dan mengusap air mata dunk dengan kedua tangannya. "Tersenyumlah" pinta pond

Dunk menggelengkan kepalanya ,"Tidak...hiks..hiks.. Aku Tidak bisa" katanya dengan bibir bergetar.

"Harus bisa, kau pasti bisa. Sekarang tarik nafas mu dan dengarkan Aku..."

Dunk menarik nafasnya sampai ia merasa tenang. Air matanya yang tergenang di pelupuk matanya memburamkan penglihatannya, namun meski begitu, Dunk bisa melihat wajah Pond dengan jelas setelah dia mengedipkan matanya dan air mata kesedihan itu menetes lagi dan lagi.

"Maukah kau menemaniku malam ini ?" tanya Pond

Dengan sendu Dunk menganggukkan kepalanya. "Ya..." jawabnya lemah

Tidak menunggu lama Pond segera mengenggam tangan dan membawa Dunk kedalam kamarnya. Pond mengajak Dunk untuk duduk di meja kerjanya dimana ia sering menulis lagu di sana. Sedangkan Pond berdiri di depannya. Dunk segera memeluk pond dan menyembunyikan wajahnya di perut Pond.

Sekali lagi, dia sulit untuk tidak menangis. Yang Dunk rasakan saat ini adalah seperti ia akan kehilangan seseorang setelah melakukan hal manis dalam hidupnya, lalu seseorang itu dengan sadar meninggalkannya.Hal Itu lebih menyakitkan di bandingkan ketika kita di tinggalkan seseorang tapi kita tidak tahu jika seseorang itu tiba-tiba menghilang. Hal yang di alami dunk saat ini adalah, dia seolah dekat dengan Pond tapi dia tahu jika perlahan Orang yang ada di pelukannya itu seperti akan menjauh dari pandangannya secara sadar dan itu sedikit demi sedikit menorehkan rasa sakit dalam hatinya.

Pond dengan sabar mengelus rambut Dunk. Ia sendiri menahan rasa sedihnya,ia tidak memperlihatkan sakitnya. Yang ingin Pond tunjukan saat ini adalah, dia bahagia bisa bersama Dunk meski sebentar lagi dia harus kembali ke kenyataan dimana Dunk bukan miliknya melainkan milik orang lain.

"Hei... kau ingat saat awal aku selalu memberimu permen itu karena apa ?"

Dunk mengangguk. "Ya"

"karena apa ?"tanya Pond berusaha untuk membuat Dunk lebih santai.

AFFAIR || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang