Hari itu, Tuan Jiyong bersama istrinya berlari menuju emergency room sebuah rumah sakit setelah mendapat informasi dari pihak sekolah bahwa putrinya menjadi korban tabrak lari saat jam pulang sekolah.
Di depan emergency room sudah berdiri wali kelas dan dua orang sahabat Minji yang sedang menangis.
"Dimana Minji?" tanya Tuan Jiyong.
"Dia sedang dalam penanganan di dalam, kita harus menunggu terlebih dahulu hingga dokter keluar." terang sang wali kelas.
"Bagaimana bisa, apa ada cctv yang menangkap kejadiannya?"
"Kejadiannya begitu cepat, tapi komite sekolah sedang mengecek cctv di sekitar sekolah untuk kemudian membuat laporan pada polisi dengan bukti tersebut."
"Baiklah." jawab Tuan Jiyong singkat, ia belum bisa menenangkan dirinya sejak mendengar kabar ini melalui telepon.
Melihat sahabat Minji yang juga sedang menangis, nyonya Nara pun menghampiri mereka.
"Tante, maafkan kita, tidak bisa menjaga Minji dengan baik." ujar Haerin dengan suara sesenggukan.
"Hey, itu bukan tanggung jawab kalian, ini musibah, kita doakan agar Minji baik-baik saja." Nyonya Nara menimpali ucapan Haerin sambil merangkul dua sahabat Minji itu.
Setelah beberapa jam mereka menunggu, akhirnya dokter keluar memberi kabar.
"Keluarga dari pasien bernama Kim Minji?" tanya sang dokter.
"Ya, saya orang tuanya." jawab Tuan Jiyong dengan tanggap.
"Setelah kami periksa, ada patah tulang pada kaki sebelah kanan dan beberapa luka ringan pada lengan bahkan dahi. Namun tak perlu khawatir karena penanganan sudah kami lakukan dengan baik. Sementara menunggu pasien siuman, kami akan memindahkannya ke ruang ICU untuk menunjang proses pengobatan dan pemulihannya lebih lanjut." terang sang dokter dengan nada bicaranya yang tenang.
"Syukurlah, terima kasih dokter." ujar Nyonya Nara.
--
Disisi lain, Yeji sedang panik bukan kepalang, ia tak dapat menahan emosinya ketika melihat Minji saat itu. Entah apa yang ada di pikirannya hingga ia tiba-tiba menginjak pedal gas dan membuat Minji tergeletak di pinggir jalan setelah mobilnya menabrak tubuh gadis malang itu.
"Aku sudah mengatakan sebelumnya, Yeji. Kau selalu saja bertindak tanpa berpikir, aku lelah denganmu!" tegas Lino dalam panggilan telepon yang Yeji buat.
"Sungguh aku khilaf, aku hanya tidak bisa menahan diriku. Oppa, kumohon tolong aku." ujar Yeji memohon bantuan pada kekasih gelapnya itu.
"Plat nomor mobilmu sudah pasti terlihat dengan jelas."
"Itulah, oppa. Aku tidak ingin dipenjara."
"Kali ini aku angkat tangan."
"Kau tak bisa seperti itu, oppa!"
"....."
"Oppa! Ish shibal!"
Yeji kesal, Lino tiba-tiba mengakhiri panggilan tersebut tanpa memberi solusi sedikitpun padanya.
Setelah menghabiskan waktu untuk mencari solusi sendiri, akhirnya ia mulai mengemasi barangnya untuk segera pindah ke rumah baru yang Lino beri untuknya, sekaligus menghindar dari incaran polisi jika kasus ini telah terungkap.
--
Jisung yang sebelumnya telah diberi tahu oleh Tuan Jiyong tentang tragedi yang Minji alami terlihat buru-buru menuju ruang ICU tempat Minji dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOD'S SCENARIO (Minji - Hyunjin) ✔
Fanfiction[Completed] Hyunjin kecil hanya mengetahui bahwa kakaknya depresi dan menderita, hingga akhirnya sang kakak menutup usia. Ia hanya mengingat wajah lelaki yang sering menemui kakaknya dan menyimpan dendam padanya. Namun, pertemuan dengan seorang gadi...