Tak lama setelah kelulusannya, Hyunjin mulai bekerja sebagai seorang Kurator di sebuah institusi budaya dan seni yang cukup besar di kota Seoul. Profesi tersebut mudah ia dapatkan karena ia juga sering menjadi peserta dalam tiap pameran lukisan yang diadakan oleh galeri seni tersebut.
Pada akhir pekan, galeri tempat Hyunjin bekerja mengadakan sebuah pagelaran seni dimana ia pun turut memamerkan karya lukisnya untuk khalayak umum.
"Hyunjin-ah, apa semua sudah dipersiapkan dengan baik?" tanya direktur galeri yang ternyata sudah kenal baik dengan Hyunjin.
"Ne, sajangnim. Tim sudah mengerahkan semua kerja kerasnya agar acara ini terlaksana dengan baik" jawab Hyunjin dengan sopan.
"Apa lukisanmu juga diikut sertakan?"
"Ne, aku juga memajang beberapa lukisan karyaku" Hyunjin menjawabnya dengan tersenyum.
"Baguslah, jangan berhenti berkarya, aku suka anak muda kreatif sepertimu" puji sang direktur pada Hyunjin.
"Kamsahamnida" jawabnya sambil membungkukan badan.
"Baiklah, aku percaya padamu dan tim untuk acara ini" lanjut sang direktur sambil menepuk pundak Hyunjin.
Pagelaran seni sudah dibuka, orang-orang mulai berdatangan, mulai dari orang dewasa, remaja bahkan anak kecil.
Hyunjin beserta para kurator lain mulai bekerja untuk mengawasi bahkan menjadi tour guide bagi para pengunjung yang membutuhkan jasa tersebut.
Ketika ia sedang mengawasi para pengunjung yang asik berkeliling, matanya tertuju pada sepasang manusia yang ia kenali.
"Sejak kapan kau suka hal berbau seni seperti ini?"
"Entahlah"
Perhatian Jisung yang sebelumnya pada Minji, tiba-tiba beralih pada sebuah lukisan yang di depannya.
(Source: pinterest)
"Ah! sepertinya orang yang melukis ini memiliki anxiety yang cukup kuat"
KAMU SEDANG MEMBACA
GOD'S SCENARIO (Minji - Hyunjin) ✔
Fiksi Penggemar[Completed] Hyunjin kecil hanya mengetahui bahwa kakaknya depresi dan menderita, hingga akhirnya sang kakak menutup usia. Ia hanya mengingat wajah lelaki yang sering menemui kakaknya dan menyimpan dendam padanya. Namun, pertemuan dengan seorang gadi...