Dalam perjalanan mereka saling berbincang, melepaskan rindu setelah 3 tahun tak bertemu. Ya, lelaki itu bernama Han Jisung. Anak dari teman ayah Minji dan sudah menjadi teman akrab Minji bahkan menganggapnya sebagai kakak.
"Jadi oppa akan melanjutkan pendidikan S2 disini?"
"Ya, begitulah. Kau ingin melanjutkan dimana setelah lulus sekolah nanti?"
"Sepertinya di Korea saja." jawab Minji.
"Wae? Apa kau tidak bosan di Korea terus?"
"Tidak. Lalu mengapa oppa kembali ke Korea jika bosan dengan negara ini?" Minji membalas ledekan Jisung.
"Hahaha.. Kau masih gampang tersulut emosi rupanya. Ya kau benar, aku selalu merindukan Korea, dan kau." jawab Jisung sambil menyodorkan telunjuknya pada pipi Minji.
"Ah jinjja?"
"Ne, apa kau tidak merindukanku? Aku masih ingat kau dulu selalu mencariku sekedar untuk membantu mengerjakan PR. Hahaha.."
"Hahaha.. Kau masih mengingatnya, dan kau selalu bilang 'ah minji-ya baegopaaa, PRmu sungguh menguras pikiranku' itu lucu sekali, ekspresi oppa saat itu membuatku ingin sekali memukul." Minji begitu bersemangat bercerita sambil memainkan kedua tangannya.
"Tapi bukankah kau juga sering memukulku, huh?"
"Iya karena kau dulu begitu menyebalkan oppa" jawab Minji dengan mengerucutkan bibirnya.
Di dalam mobil mereka tak berhenti tertawa mengenang masa-masa saat mereka bermain bersama.
"Dan apa oppa masih ingat ketika sepedaku....."
Ketika Minji masih asik berbincang tentang masa lalu, Jisung menyela.
"Kau belum menjawab pertanyaanku?"
"Hmm? Pertanyaan?" Minji sepertinya lupa pertanyaan apa yang dimaksud.
"Baiklah aku ulangi"
Jisung menghela nafas, lalu melanjutkan pertanyaannya.
"Bogo ssipeoyo?"
Entah mengapa suasana yang sebelumnya hangat, menjadi kaku seketika. Minji merasa jika Jisung menanyakan hal ini dengan maksud tertentu.
Tidak biasanya Jisung mengulang pertanyaan, karena Jisung adalah tipe orang yang spontan dan bahkan sedikit pelupa.
"Kenapa, kau tidak merindukanku?" lanjut Jisung ketika menyadari Minji tak merespon apapun.
"Neomu bogosipeo, oppa." jawab Minji dengan penuh senyum.
Jisung hanya membalas senyuman Minji kemudian fokus mengendarai mobilnya kembali.
Usai perbincangan tersebut, keduanya nampak canggung. Tak ada yang melanjutkan obrolan hingga mobil yang mereka tumpangi telah sampai di depan rumah Minji.
"Ehm.. Terima kasih sudah mengantarku oppa, apa kau tidak sekalian masuk untuk bertemu eomma?"
"It's not a big deal, ku rasa lain waktu saja karena aku masih ada urusan, sampaikan saja salamku untuk eomma Nara."
Minji mengangguk, "Ya, pasti akan ku sampaikan, baiklah oppa."
Jisung menahan tangan Minji ketika Minji akan membuka pintu mobilnya.
"Ada apa oppa?" Minji terkejut.
"Jika ada waktu, kau mau pergi berdua denganku?"
"Tentu, kabari aku saja jika oppa sedang luang."
Minji pun keluar dari mobil milik Jisung.
"Sekali lagi terima kasih oppa, see you soon" ucap Minji sambil melambaikan tangan pada Jisung.
"See you." jawab Jisung dengan singkat kemudian melajukan kembali mobilnya.
"Dia semakin cantik."
"Kurasa sudah saatnya aku mengungkapkan perasaanku padanya."
*** to be continued ***
KAMU SEDANG MEMBACA
GOD'S SCENARIO (Minji - Hyunjin) ✔
Fanfic[Completed] Hyunjin kecil hanya mengetahui bahwa kakaknya depresi dan menderita, hingga akhirnya sang kakak menutup usia. Ia hanya mengingat wajah lelaki yang sering menemui kakaknya dan menyimpan dendam padanya. Namun, pertemuan dengan seorang gadi...