6. Taste

190 35 6
                                    

Mature Content❗

.

Hal-hal tak diinginkan yang terjadi diluar kendali author, author tidak bertanggung jawab!

.

Minji tertidur dengan berpangku tangan di meja makan milik Hyunjin, setelah Hyunjin meninggalkannya sebentar untuk membeli cemilan. Mungkin karena ia menangis tadi, jadi rasa kantuk setelahnya tak tertahankan.

Melihat ponsel Minji yang bergetar, yang mana telihat jelas panggilan masuk tersebut dari sang 'eomma'. Hyunjin tak sadar ini sudah pukul 10 malam, dan ia belum mengantarkan Minji pulang. Sambil mengusap pelan surai Minji, Hyunjin mencoba membangunkan tidurnya.

"Baby.. Sayang, bangunlah"

"Emmm.." jawab Minji berusaha membuka matanya.

"Ponselmu"

"Hah?! Eomma menelponku" Minji terkejut setelah melihat panggilan tak terjawab di ponsel miliknya, ia pun lihat jam pada ponselnya,

"Sudah jam 10, apa aku tertidur terlalu lama? Aku harus pulang, oppa"

"Tidak, sepertinya kita yang mengobrol terlalu lama tadi. Mau langsung ku antar pulang?" Hyunjin menawarkan diri.

Minji menggeleng, tiba-tiba saja ia memeluk Hyunjin yang duduk di kursi sebelahnya.

"Aku sudah mengirim pesan pada eomma akan pulang sebentar lagi, jadi tak perlu terburu" ucap Minji santai.

"Bukankah kau harus sekolah besok pagi?"

"Oppa, sebentar saja, aku masih ingin memelukmu" bantah Minji dengan manja.

"Baiklah, baiklah sayang"

"Oppaa.."

"Ne?"

"Oppa janji kan? Tidak akan meninggalkanku?" tanya Minji dengan menyodorkan jari kelingkingnya, agar Hyunjin berjanji padanya.

Hyunjin segera melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Minji, lalu mengangguk, bersedia memegang janjinya.

5 detik mereka saling bertatapan setelah itu, ntah apa yang ada dipikiran mereka, keduanya saling mendekatkan wajah.

Minji pun lalu memejamkan matanya, seperti sudah tau Hyunjin akan menciumnya.

Bibir keduanya saling bertemu,

Hyunjin melumat pelan bibir bawah Minji, Minji pun membalas lumatan pada bibir atas Hyunjin.


Mereka saling mengulangi gerakan itu.

Tentu saja,

mereka berdua menikmatinya.

Hyunjin mengusap surai milik Minji, menekan surainya agar ciuman semakin dalam.

Lumatan demi lumatan antara keduanya, membuat bibir mereka basah.

Bagaimana tidak, Hyunjin mulai menggunakan lidahnya untuk melumat bibir Minji.

Bahkan kepala mereka pun sering kali berganti posisi menghadap ke kiri dan ke kanan.

Minji melepaskan ciumannya, diikuti oleh Hyunjin yang juga melepaskan tangannya pada surai Minji.

"Maafkan aku, Minji"

"Tidak perlu meminta maaf, Oppa"

"Kau menyukainya?"

Minji hanya tersenyum mengangguk.

"Hmm.. Tunggulah disini, aku mengambil jaket tambahan untukmu, udara malam sangat dingin, jaketmu kurang untuk menahannya", ucap Hyunjin kemudian memasuki kamarnya.

Kini Minji berbalut dengan dua jaket sekaligus, Hyunjin takut kekasihnya itu tidak terbiasa dengan angin malam. Tidak seperti dirinya yang kadang harus menyetorkan hasil lukisannya malam hari untuk dipajang di pameran keesokan harinya. Jadi Hyunjin sudah terbiasa terkena angin malam.

"Oppa, aku makan ini dulu ya, aku lapar sekaliii.." rengek Minji pada kekasihnya.

Ya ampun, Hwang Hyunjin, kau membawa anak orang tapi lupa untuk memberinya makan hingga kelaparan. 😂

"Eheh.. Mianhe, aku lupa menawarimu" ucap Hyunji sambil menggaruk kepalanya.

"Kau akan dapat banyak medali karena terlalu sering meminta maaf, oppa", ledek Minji pada kekasihnya itu.

"Kau akan dapat banyak medali karena terlalu sering meminta maaf, oppa", ledek Minji pada kekasihnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah, aku sudah selesai makan, mari antarkan aku pulang, oppa"

"Siap, tuan putri"

Hyunjin pun bersiap mengantarkan Minji pulang ke rumahnya.



*** to be continued ***

Terima kasih bagi yang sudah mampir,
Jangan lupa kasih vote ya

GOD'S SCENARIO (Minji - Hyunjin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang