Jam pulang sekolah telah tiba, terlihat begitu banyak siswa berlalu-lalang di area halaman sekolah.
Matahari begitu terik kala itu, hingga Minji memutuskan untuk duduk-duduk terlebih dahulu sembari menikmati snack yang ia beli di kantin bersama para sahabatnya.
Hani yang duduk bersama Minji tak sengaja melihat seorang wanita dengan pakaian serba hitam keluar dari mobil yang terparkir di area halaman depan sekolah.
"Eh, lihatlah!" ujar Hanni sambil menunjuk sesuatu.
"Who is she?" Danielle yang juga sahabat Minji merasa penasaran.
"Wow, dia terlihat begitu cantik dengan setelan hitam itu" timpal Haerin yang juga sedang duduk bersama.
"Untuk apa dia kemari?" Spontan Minji bergumam.
"Mwo?! Apa kau mengenalnya?" tanya Haerin pada Minji.
Daripada menjawab pertanyaan sahabatnya, Minji memilih untuk berdiri dan berjalan menuju ke arah wanita itu.
"Oh, ternyata aku tidak perlu bersusah payah mencarimu dan mengelilingi sekolah ini" ujar Yeji ketika menyadari Minji datang padanya.
"Darimana kau tau sekolahku?" tanya Minji.
"I think, I'm an expert stalker, right? Tidak penting kau tahu bagaimana aku mengetahuinya"
"Ck! You tried too hard, katakan saja untuk apa kau kemari?" ujar Minji to the point.
"Oke, daripada membuang waktuku terlalu lama. Jauhi Hyunjin!"
"Yeoksi, kau akan membahas tentangnya" Minji menyeringai.
Yeji menarik lengan Minji dengan kasar agar tetap fokus pada ucapannya, sebab tatapan Minji tidak mengarah padanya.
"Aww!" Minji kesakitan.
"Jauhi dia, jangan datang ke kehidupannya lagi, kau dengar?!" ujar Yeji sekali lagi.
"Aku tidak pernah mengejarnya lagi, dia sendiri yang mengajakku bertemu" jelas Minji dengan memegangi lengan kirinya yang masih sakit karena terkena kuku-kuku panjang Yeji.
"Kalau begitu kau harus pergi darinya!"
"Kenapa kau begitu mengaturku?" Minji semakin penasaran dengan maksud Yeji.
Yeji kemudian mengelus bagian perutnya sambil menatap pada Minji.
"Aku sedang hamil anak Hyunjin"
"Apa?"
Terlihat jelas jika Minji sangat amat terkejut dengan ucapan Yeji. Ia tak menyangka Hyunjin berbuat seperti itu, membayangkannya saja Minji tak sanggup.
"Ya! Itu sebabnya aku kemari"
"Sejak kapan?" tanya Minji yang masih penasaran.
"Apa itu penting bagimu? Yang jelas setelah kalian berpisah, kita menautkan cinta kita kembali" jelas Yeji dengan senyum kecutnya.
"Kau tak perlu khawatir, aku tak akan menemuinya lagi" ucap Minji.
"Baguslah kalau begitu, ku rasa cukup, aku harus pergi sekarang, bye!"
Setelah kalimat terakhir terucap, Yeji masuk ke dalam mobilnya, membuka kaca mobilnya sebentar hanya untuk memberi lambaian tangan pada Minji kemudian menutupnya kembali dan pergi.
Minji hanya memperhatikan mobil itu berjalan sampai tak terlihat lagi oleh pandangannya.
Melihat Minji berdiri sendirian di tengah halaman depan sekolah, Haerin langsung menghampirinya.
"Hey, siapa dia?"
"Tanteku dari Australia" jawab Minji dengan asal.
"Oh, ku rasa dia begitu merindukanmu hingga rela menemuimu ke sekolah" ujar Haerin sambil tertawa.
"Maybe, she's kinda loco" lanjut Minji.
"But she's pretty" Haerin menimpali.
"Oh ya?!"
Minji menatap Haerin dengan tajam karena ucapannya.
"Oops, tapi kau lebih cantik Minji, lebih dari apapun hehe.."
Tanpa merespon ucapan Haerin, Minji meninggalkan Haerin begitu saja untuk kembali ke tempat duduknya bersama para sahabatnya yang lain, sepertinya Minji agak kesal dengan ucapan Haerin yang memuji Yeji cantik.
"Hufftt, sepertinya aku salah bicara padanya" gumam Haerin.
Haerin pun menyusul Minji untuk kembali bersama para sahabatnya.
*** to be continued ***
KAMU SEDANG MEMBACA
GOD'S SCENARIO (Minji - Hyunjin) ✔
Fanfic[Completed] Hyunjin kecil hanya mengetahui bahwa kakaknya depresi dan menderita, hingga akhirnya sang kakak menutup usia. Ia hanya mengingat wajah lelaki yang sering menemui kakaknya dan menyimpan dendam padanya. Namun, pertemuan dengan seorang gadi...